Senin, 16 Desember 2024

Penyakit Misterius Telan Puluhan Korban, Kongo Lakukan Penanganan Darurat

Robert Banjarnahor - Jumat, 06 Desember 2024 18:58 WIB
136 view
Penyakit Misterius Telan Puluhan Korban, Kongo Lakukan Penanganan Darurat
REUTERS
Setelah dilanda oleh wabah Mpox, Kongo kembali dilanda penyakit misterius seperti flu di barat daya Kongo yang telah menewaskan 143 orang (foto: ilustrasi).
Kinshasa(harianSIB.com)

Republik Demokratik (RD) Kongo kini dalam status siaga penuh menyusul kemunculan penyakit misterius yang telah merenggut lebih dari 70 nyawa, ungkap Menteri Kesehatan Masyarakat RD Kongo, Roger Kamba, pada Kamis (5/12).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika), hasil uji laboratorium untuk mengidentifikasi karakteristik penyakit tersebut diperkirakan akan tersedia pada Jumat (6/12) atau Sabtu (7/12).

Baca Juga:

Dalam konferensi pers, dikutip dari Antara, Kamba menjelaskan penyakit yang masih belum diketahui asal-usulnya ini dilaporkan di daerah Panzi di Provinsi Kwango, RD Kongo barat daya, dan telah menginfeksi 382 orang sejak Oktober.

Orang-orang yang terinfeksi menunjukkan gejala yang mirip dengan flu, lanjutnya, seraya menyebutkan bahwa sekitar 40 persen kasus melibatkan anak-anak. "61 persen anak-anak di Kwango menderita kekurangan gizi, yang dapat memperparah dampak penyakit ini," ucap Kamba.

Baca Juga:

Menurutnya, sejauh ini 71 kasus kematian telah dilaporkan, dengan 27 kasus di antaranya di fasilitas kesehatan dan 44 lainnya di komunitas setempat. Di sisi lain, sekitar 300 orang telah dinyatakan sembuh.

"Kami dalam kondisi siaga penuh. Kami menganggap ini adalah tingkat epidemi yang harus kami pantau secara maksimal," tutur Kamba.

Lebih lanjut, tim intervensi khusus telah dikirim ke lapangan untuk mengidentifikasi sifat penyakit ini.

"Kami masih menunggu hasil pertama untuk menentukan penyebab dan pengobatannya. Kami berpendapat kurang lebih ini adalah masalah pernapasan," ujar Kamba.

Ia menambahkan, kemunculan penyakit ini berbarengan dengan flu musiman yang berlangsung dari Oktober hingga Maret dan mencapai puncaknya pada Desember.

Terkait hipotesis COVID-19, Kamba mengatakan angka kematian yang dilaporkan di Kwango, sekitar 7,8 persen, tidak sesuai dengan profil COVID-19.

"Tetapi kami tetap berhati-hati dalam melakukan analisis," imbuhnya.

"Ini adalah hipotesis yang menunggu hasil pengambilan sampel," ungkap Kamba, seraya menambahkan bahwa upaya-upaya tersebut terhambat oleh kondisi medis dan logistik yang buruk di lapangan.

Sementara itu, Dieudonne Mwamba, Direktur Jenderal Institut Kesehatan Masyarakat Nasional RD Kongo, dalam konferensi pers daring oleh CDC Afrika pada Kamis, mengungkapkan belum diketahui apakah penyakit ini berasal dari virus bakteri.

Sedangkan Jean Kaseya, Direktur CDC Afrika dalam konferensi pers daring, mengatakan pihaknya masih belum tahu cara penularan penyakit tersebut. Adapun hasil tes untuk mengonfirmasi karakteristik penyakit ini diperkirakan akan keluar pada Jumat atau Sabtu ini.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru