Jumat, 22 November 2024

Ledakan Satelit Boeing Lumpuhkan Akses Internet di 150 Negara

Robert Banjarnahor - Sabtu, 26 Oktober 2024 12:14 WIB
177 view
Ledakan Satelit Boeing Lumpuhkan Akses Internet di 150 Negara
Ist/SNN
Satelit komunikasi milik Intelsat yang dibangun oleh Boeing dilaporkan meledak dan hancur di orbit geostasioner.
Jakarta (harianSIB.com)

Sebuah satelit komunikasi milik Boeing dilaporkan mengalami ledakan, yang menyebabkan layanan internet terputus di banyak wilayah dunia. Satelit Intelsat 33e (IS-33e) dilaporkan tidak berfungsi sejak Sabtu, 19 Oktober 2024, dan pada Senin, 21 Oktober 2024, dikonfirmasi bahwa satelit tersebut hancur di orbit geostasioner.

Alasan meledaknya satelit belum diketahui. Pihak Intelsat mengatakan tengah mencari tahu penyebab anomali tersebut.

"Kami berkoordinasi dengan produsen satelit, Boeing dan lembaga pemerintah melakukan analisa data dan pengamatan. Sebuah dewan peninjauan kegagalan dibentuk untuk melakukan penyelesaian analisa komprehensif mengenai penyebab anomali ," ujar Intelsat, diikutip dari IFL Science, Jumat (25/10/2024), dilansir dari CNBC Indonesia.

Baca Juga:

Meledaknya satelit disebut menyebabkan hilangnya daya dan layanan internet di beberapa negara yang tersebar di seluruh Eropa, Afrika hingga sebagian Asia-Pasifik. Penyedia satelit Intelsat sendiri menyediakan layanan komunikasi ke berbagai pelanggan di hampir 150 negara.

Sementara itu, CEO ExoAnalytic Solutions, Douglas Hendrix menjelaskan pihaknya telah menemukan sekitar 57 bagian puing yang meledak.

Baca Juga:

Artikel diterbitkan di The Conversation menuliskan satelit itu memiliki sejarah kesulitan mengenai teknis selama delapan tahun beroperasi. Salah satunya adalah terkait masalah dengan propulsinya.

Sebagai informasi, Intelsat 33e memiliki berat 6.600 kilogram. Satelit yang beroperasi di geostasioner itu meluncur 2016 atau delapan tahun beroperasi sebelum ditemukan meledak.

Meledaknya satelit ini menambah lebih banyak sampah antariksa yang tersebar di sana. Banyaknya satelit yang ada memang meningkatkan risiko, khususnya puing-puing material peluncuran roket dan satelit yang tidak digunakan lagi.

Badan Antariksa Eropa (ESA) melaporkan lebih dari 170 juta keping sampah antariksa berukuran lebih dari 1 milimeter berada di orbit Bumi. Namun sebagian besarnya terlalu kecil untuk dilacak.

Sementara itu 29 ribu keping sampah diperkirakan berukuran sekitar 10 centimeter. Ini juga bisa membuat masalah serius bagi aktivitas di antariksa.(*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru