Jumat, 22 November 2024

'Bom di Atas Roda' Buat Bus Study Tour Sekolah Meledak, 23 Tewas

Wilfred Manullang - Selasa, 08 Oktober 2024 09:41 WIB
254 view
'Bom di Atas Roda' Buat Bus Study Tour Sekolah Meledak, 23 Tewas
REUTERS/Chalinee Thirasupa)
Kondisi bus sekolah di Bangkok, Thailand, yang meledak dan terbakar hebat, Selasa (1/10/2024).
Bangkok (harianSIB.com)

Penyebab kecelakaan lalu lintas yang berujung pada meledak dan terbakarnya sebuah bus study tour sekolah di Thailand menemukan jawaban.

Penyelidikan menemukan bagaimana buruknya sistem keselamatan mengubah kendaraan itu menjadi "bom di atas roda".

Baca Juga:

Sebelumnya, kecelakaan terjadi 1 Oktober lalu, di jalan Vibhavadi Rangsit di Bangkok. Diketahui 20 siswa sekolah dan tiga guru tewas di dalam bus.

"Video yang diambil dari bus tersebut, setelah pengemudi menabrak pembatas beton dan berhenti, menunjukkan semburan api menyembur dari bawah kendaraan dan mengubahnya menjadi kobaran api dalam hitungan menit," muat BBC International mengutip laman lokal, dikutip CNBCIndonesia.com, Senin (7/10/2024).

Baca Juga:

"Sehingga penumpang di belakang tidak punya kesempatan untuk melarikan diri," tambahnya.

Secara rinci, semburan api itu ternyata berasal dari tabung gas yang dipasang di bus tersebut. Bus itu, dikatakan telah mengalami modifikasi, sehingga menggunakan gas alam terkompresi (CNG).

Sebanyak enam tabung gas dipasang secara legal di bagian belakang bus. Namun, ada lima tabung gas lagi yang dipasang secara ilegal di bawah bagian depan bus.

"Penyelidikan menemukan bahwa pipa yang berasal dari salah satu tabung di bagian depan pecah akibat benturan, mengeluarkan gas yang memicu kebakaran," jelas laman tersebut lagi.

"Penumpang yang terjebak tampaknya juga tidak dapat membuka pintu darurat di bagian belakang, meskipun belum jelas penyebabnya," muatnya.

Hal ini pun akhirnya membuat pemerintah melakukan inspeksi ke 13.000 bus umum dan swasta yang menggunakan CNG. Bus-bus tersebut diperiksa dan ditangguhkan semua perjalanan jarak jauhnya.

Bus itu sendiri dibuat tahun 1970 dan dan sempat mengalami beberapa kali modifikasi. Dulu bus nahas tersebut merupakan bus tingkat, tetapi ketika peraturan baru memberlakukan batasan ketinggian pada bus, ini diubah menjadi bus tingkat tunggal.

Beberapa waktu terakhir bus baru dikonversi ke model CNG. Sejumlah bagian baru ditambahkan dengan menyisakan beberapa rangka aslinya.

"Masalahnya adalah sebagian besar produsen di Thailand tidak dapat mencapai standar itu," kata analis dari Institut Penelitian Pembangunan Thailand Sumet Ongkittikul, Sumet Ongkittikul, merujuk ke aturan keselamatan bus Thailand, yang sudah mencoba mengikuti standar internasional dari UNECE, Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa, 15 tahun terakhir.

"Jadi penerapannya ditunda, untuk memberi mereka waktu mengejar ketertinggalan," tambahnya.

"Selain itu, peraturan tersebut hanya berlaku untuk bus baru. Namun, sebagian besar bus yang beroperasi di Thailand sudah tua," jelasnya lagi.

Sementara itu, dua hari setelah kecelakaan, polisi menangkap pemilik bus. Perusahaan tersebut telah mencabut izinnya untuk mengoperasikan bus, dan pemiliknya telah didakwa menyebabkan kematian karena kelalaian, dengan tuntutan pidana lainnya sedang dipertimbangkan. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru