Jumat, 22 November 2024

Dunia Arab Terbelah Atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah

Redaksi - Selasa, 01 Oktober 2024 10:19 WIB
197 view
Dunia Arab Terbelah Atas Pembunuhan Pemimpin Hizbullah
AP Photo/Adil al-Khazali
Warga Syiah Irak memegang foto pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah, yang terbunuh oleh serangan udara Israel di Beirut, dalam pemakaman simbolis di Sadr City, Baghdad, Irak, pada Minggu (29/09/2024).
Kairo (SIB)
Peristiwa pembunuhan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah oleh Israel ditanggapi secara diam-diam di banyak negara pimpinan kelompok Sunni. Situasi ini menunjukkan perpecahan antara penduduk yang marah terhadap Israel, dan pihak yang menormalisasi hubungan dengan Israel atau yang menentang pelindung Hizbullah, Iran.

Nasrallah sendiri dikenal sebagai pemimpin kelompok bersenjata Syiah yang kuat selama 32 tahun, juga memiliki musuh regional selain Israel dan Barat. Bahkan negara-negara di kawasan Teluk dan Liga Arab menetapkan kelompoknya sebagai "organisasi teroris" pada 2016, tetapi Liga Arab mencabut sebutan tersebut pada awal tahun ini.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Arab Saudi, yang dikuasai Sunni, pada Minggu (29/9) malam, seperti diberitakan Harian SIB, mereka mengatakan mengikuti perkembangan di Lebanon dengan sangat prihatin, sekaligus mendesak pelestarian kedaulatan dan keamanan regional Lebanon. Namun pernyataan itu tidak menyebutkan nama Nasrallah.

Baca Juga:

Sementara negara-negara yang dikuasai Sunni, yakni Qatar, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, tetap diam atas pembunuhan Nasrallah. Ini mengingat UEA dan Bahrain yang telah menormalkan hubungan dengan Israel pada 2020, bahkan Bahrain memadamkan pemberontakan pro-demokrasi yang cukup besar oleh komunitas Syiah pada 2011.


Ada pun LuaLua TV, yang pro-Iran, menyiarkan video yang menunjukkan demonstrasi skala kecil sebagai bentuk duka cita untuk Nasrallah. Saluran tersebut juga melaporkan, rezim Bahrain "menyerang" para demonstran dan menahan beberapa di antaranya.

Baca Juga:

Laman oposisi Bahrain, Bahrain Mirror turut melaporkan bahwa kerajaan menahan seorang ulama Syiah karena menyampaikan belasungkawa terhadap Nasrallah. Tetapi, kantor berita Reuters tidak dapat memverifikasi laporan media Bahrain tersebut.


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru