Teheran (harianSIB.com)Sedikitnya 51 orang tewas dan 20 terluka menyusul ledakan disebabkan kebocoran gas di tambang batu bara
Iran.
Dikutip dari kompas.com, Minggu (22/9/2024), ledakan terjadi sekitar pukul 9.00 malam pada hari Sabtu, ketika sekitar 70 pekerja berada di lokasi di Provinsi Khorasan Selatan.
Menurut laporan itu, kebocoran gas metana menyebabkan ledakan di dua blok tambang, yang dimiliki oleh perusahaan swasta Iran Madanjoo.
Baca Juga:
Siaran TV pemerintah menayangkan rekaman ambulans dan helikopter yang tiba di Tabas untuk mengangkut yang terluka ke rumah sakit.
Rekaman daring yang disiarkan oleh IRNA menunjukkan jenazah beberapa korban, yang mengenakan seragam kerja, dibawa keluar dari lokasi dengan kereta tambang.
Baca Juga:
Gubernur Khorasan Selatan Javad Ghenaat mengatakan kepada TV pemerintah bahwa tim penyelamat sedang berupaya mengevakuasi jenazah yang tersisa.
Sementara Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dalam sambutan yang disiarkan TV pemerintah sebelum berangkat ke Majelis Umum PBB di New York, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan memerintahkan penyelidikan atas insiden mematikan tersebut.
"Kami mengetahui bahwa sebuah kecelakaan terjadi di salah satu tambang batu bara di Tabas dan sejumlah rekan senegara kami kehilangan nyawa. Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang terhormat," kata Pezeshkian.
Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Aref, berbicara dengan anggota kabinet untuk memastikan tindak lanjut darurat dan dukungan bagi para korban dan keluarga mereka, kata IRNA.
Bulan Sabit Merah Iran mengatakan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di tambang tersebut, tempat beberapa pekerja masih terjebak.
Menurut IRNA, mereka berada sekitar 250 meter di bawah permukaan, terpisah dari tim penyelamat oleh ruang-ruang yang telah terisi gas metana pekat.
"Penumpukan gas di tambang telah mempersulit operasi pencarian,"kata jaksa setempat Ali Nesaei seperti dikutip IRNA.
"Saat ini, prioritasnya adalah memberikan bantuan kepada yang terluka dan menarik orang-orang dari bawah reruntuhan," tutur Nesaei.
Ia menambahkan bahwa kelalaian dan kesalahan agen terkait akan ditangani nanti.
Tahun lalu, sebuah ledakan di tambang batu bara di kota utara Damghan menewaskan enam orang, yang juga kemungkinan besar disebabkan oleh kebocoran metana. (*)
Editor
: Wilfred Manullang