Temuan Jamur Baru di China, Ilmuwan: Pertanda Buruk ?

Jakarta (harianSIB.com)
Para ilmuwan di China telah menemukan spesies jamur baru bernama 'Rhodosporidiobolus fluvialis' yang belum pernah terlihat pada manusia sebelumnya.

Penemuan ini diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology, pada 19 Juni.

Para ilmuwan mengungkap penemuan ini setelah memeriksa sampel jamur dari pasien di 96 rumah sakit di seluruh China antara 2009 dan 2019.

Baca Juga:

• Dugaan TPPO dengan Modus Pernikahan, Korban Mengaku Disekap di Tapteng
• Iran, Rusia, dan China Gelar Latihan Perang Besar, Saingi AS-Israel ?

Dilansir dari CNN Indonesia, secara keseluruhan, ada 27.100 jenis jamur yang dikumpulkan dan dianalisis. Dari jumlah tersebut, hanya Rhodosporidiobolus fluvialis yang belum pernah terlihat pada manusia sebelumnya.

Jamur tersebut ditemukan dalam sampel klinis dari dua pasien yang tidak saling terkait di rumah sakit yang berbeda di China.

Baca Juga:

• AS Tetapkan 12 Warga China sebagai Mata-Mata Berbahaya, Diduga Terlibat Peretasan Besar
• Perang Dagang: Indonesia “Tawan” Miras AS, Tembakau RI Dikenakan Tarif Tinggi

Penelitian menunjukkan bahwa suhu yang lebih tinggi dapat memicu evolusi jamur menjadi lebih resisten terhadap obat antijamur dan lebih ganas.

Pada suhu tubuh manusia, jamur ini bermutasi lebih cepat dan menjadi lebih resisten terhadap obat dibandingkan pada suhu kamar.

Temuan ini mendukung hipotesis bahwa pemanasan global bisa mendorong evolusi patogen jamur baru yang lebih berbahaya.

Pertanda Buruk ?

Pendapat para ilmuwan terbagi mengenai dampak temuan ini. Beberapa, seperti David Denning dari University of Manchester, melihatnya sebagai pertanda buruk untuk masa depan.

Sementara yang lain, seperti Matthew Fisher dari Imperial College London, lebih skeptis terhadap potensi ancaman dari jamur ini. Meskipun karakteristik R. fluvialis mengkhawatirkan, belum ada bukti bahwa jamur ini menyebar luas di masyarakat. (*)