Kamis, 24 April 2025

UEA Negara Arab Ketiga yang Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel

Redaksi - Sabtu, 15 Agustus 2020 19:35 WIB
299 view
UEA Negara Arab Ketiga yang Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel
Foto: Sindonews
Ilustrasi 
Abu Dhabi (SIB)
Uni Emirat Arab pada Kamis (13/8) sepakat menjalin hubungan diplomatik penuh, dengan syarat Israel berjanji menangguhkan rencana mencaplok bagian di Tepi Barat yang diduduki.

Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Al-Nahyan membenarkan kepada media perihal kesepakatan itu. "Selama percakapan telepon dengan Presiden Trump dan Perdana Menteri Netanyahu, kesepakatan dicapai untuk menghentikan aneksasi Israel lebih lanjut atas wilayah Palestina. UEA dan Israel juga menyetujui kerja sama dan menetapkan peta jalan menuju pembentukan hubungan bilateral," tulisnya di Twitter.

Perdana Menteri Israel Netanyahu mengatakan, terobosan ini adalah "hari bersejarah" bagi negaranya. Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak dan penandatanganan kesepakatan itu dalam waktu sekitar tiga minggu. Benjamin Netanyahu mengatakan dia menyambut "era baru" dalam hubungan negaranya dengan dunia Arab.

Jika ditandatangani, kesepakatan itu akan menjadikan UEA negara Arab ketiga, yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania. Ron Dermer, duta besar Israel di Washington, menggambarkan kesepakatan itu sebagai "hari besar untuk perdamaian," Dia menambahkan, Israel sangat menghargai semua yang telah dilakukan Presiden Trump untuk membuat terobosan ini menjadi mungkin.

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi juga menyatakan menyambut kesepakatan itu. Lewat Twitter dia menulis: "Saya membaca dengan penuh minat dan penghargaan yang besar atas pernyataan bersama antara Amerika Serikat, persaudaraan Uni Emirat Arab dan Israel mengenai penghentian pencaplokan Israel atas tanah Palestina."

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menyambut baik normalisasi hubungan kedua negara, serta keputusan Israel untuk tidak mencaplok bagian Tepi Barat. "Saya sangat berharap bahwa aneksasi tidak dilanjutkan di Tepi Barat, dan kesepakatan hari ini untuk menangguhkan rencana tersebut adalah langkah yang disambut baik dalam perjalanan menuju Timur Tengah yang lebih damai," kata Johnson di Twitter.

Namun seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kesepakatan itu sebagai "pengkhianatan". Otoritas Palestina mengumumkan penarikan segera duta besarnya untuk Uni Emirat Arab sebagai protes atas kesepakatan itu.

"Atas permintaan Presiden Mahmud Abbas, Kementerian Luar Negeri Palestina telah memutuskan segera menarik duta besarnya untuk Uni Emirat Arab," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki dalam pernyataan yang dikirim ke kantor berita AFP. Juru bicara kelompok Hamas Fawzi Barhoum menggambarkan perkembangan hari Kamis sebagai "hadiah atas kejahatan pendudukan Israel. "Normalisasi ini adalah tusukan di punggung rakyat kami,'' katanya.

Turki Sebut UEA Munafik
Sementara itu, otoritas Turki memberikan reaksi keras terhadap perjanjian damai antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel. Turki menyatakan bahwa sejarah tidak akan melupakan dan tidak akan pernah memaafkan 'perilaku munafik' UEA dalam menyepakati normalisasi hubungan dengan Israel.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (14/8), Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan bahwa rakyat dan pemerintah Palestina sudah benar untuk bereaksi keras terhadap perjanjian damai antara UEA dan Israel itu. "Sejarah dan hati nurani rakyat di kawasan tersebut tidak akan melupakan dan tidak akan pernah memaafkan perilaku munafik UEA, yang mengkhianati perjuangan Palestina demi kepentingan yang dangkal," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki.

"Sangat mengkhawatirkan bahwa UEA, dengan tindakan sepihak, berupaya dan menghilangkan Rencana Perdamaian Arab (2002) yang diupayakan Liga Arab. Tidak sedikitpun deklarasi tiga arah ini ditampilkan mendukung perjuangan Palestina," imbuh pernyataan itu.

Diketahui bahwa kebanyakan negara Arab tidak mengakui Israel dan tidak menjalin hubungan diplomatik maupun ekonomi dengan negara Yahudi itu. UEA menjadi negara Teluk Arab pertama, dan negara Arab ketiga, yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

Turki sendiri memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Israel, namun hubungan itu menjadi tegang selama bertahun-tahun. Tahun 2010 lalu, komando Israel menewaskan 10 aktivis Turki yang berupaya melanggar blokade Israel atas Jalur Gaza untuk mengantarkan bantuan. (AFP/Rtr/DWI/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru