Riyadh (SIB) -Seorang miliarder Arab Saudi, Maan al-Sanea, melelang kendaraan-kendaraan yang dimilikinya untuk membayar utang sebesar 18 miliar riyal atau setara Rp 64,8 triliun. Ada 900 kendaraan yang dilelang dalam acara lelang yang diikuti ribuan orang di Saudi ini.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (20/3), proses lelang yang pelaksanaannya dibantu otoritas Saudi ini, digelar di Eastern Province, yang menjadi basis bisnis Al-Sanea. Otoritas Saudi menyebut lelang ini mencerminkan fokus pemerintah dalam meningkatkan korporasi pemerintah dan menjadi wujud komitmen putra mahkota Pangeran Mohammed bin Salman dalam mereformasi perekonomian Saudi. Uang hasil lelang itu akan dibayarkan kepada sejumlah kreditor yang diutangi Al-Sanea, mulai dari utang kepada para pekerja yang belum mendapat upah, hingga utang ke bank lokal dan internasional.
Al-Sanea sempat masuk daftar 100 orang terkaya di dunia tahun 2007 versi majalah Forbes. Dia ditahan otoritas Saudi sejak akhir tahun lalu karena berbagai utang yang tercatat sejak tahun 2009 saat perusahaannya, Saad Group, gagal membayar kembali pinjaman saat krisis keuangan Saudi.
Kasus yang menjerat Al-Sanea berbeda dengan kasus dugaan korupsi yang menyeret puluhan pengusaha dan tokoh ternama Saudi beberapa waktu lalu.
Persidangan sengketa utang Saad Group yang digelar sejak tahun 2016, telah menunjuk konsorsium bernama Etqaan Alliance untuk melikuidasi aset-aset milik Al-Sanea.
Fase pertama lelang aset-aset milik Al-Sanea digelar pekan ini. Ada sekitar 900 kendaraan berbagai jenis yang dilelang, mulai dari truk besar, bus, kendaraan penggali, truk forklift, hingga mobil golf milik Saad Group yang berkantor di kota Khobar.
Direktur Etqaan Alliance, Abdulaziz al-Rashid, menyatakan lelang fase selanjutnya akan melibatkan aset kerajaan bisnis hingga kekayaan pribadi Al-Sanea, termasuk properti yang bernilai 10,3 miliar. Lelang selanjutnya akan digelar di beberapa wilayah, seperti Riyadh, Jeddah dan Yanbu.
Lelang fase pertama ini menarik perhatian banyak orang setelah diiklankan via televisi, internet dan papan reklame besar selama beberapa pekan terakhir.
Jalanan di sekitar lokasi lelang dilaporkan padat kendaraan pada Minggu (18/3) waktu setempat. Orang-orang yang ingin ikut lelang, yang terdiri dari pengusaha hingga perusahaan konstruksi lokal, mengantre untuk memasuki lokasi lelang yang ada di sebuah tanah kosong.
Sementara itu miliarder Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal, yang sempat ditahan selama 3 bulan atas dugaan korupsi, mengaku telah mencapai 'kesepakatan rahasia' dengan pemerintah Saudi untuk pembebasannya. Pangeran Alwaleed enggan mengungkapkan rincian kesepakatan itu.
Hal itu diungkapkan Pangeran Alwaleed dalam wawancara dengan Bloomberg TV. Dalam wawancara itu, Pangeran Alwaleed menolak membeberkan isi kesepakatan dengan pemerintah Saudi itu. Namun Pangeran Alwaleed menyatakan dirinya masih memegang 95 persen saham perusahaan investasi global, Kingdom Holding, miliknya.
"Ketika saya mengatakan bahwa ini merupakan kesepakatan rahasia, sebuah pengaturan yang didasarkan pada pemahaman terkonfirmasi antara saya dan pemerintah Arab Saudi, saya harus menghormatinya," ucap Pangeran Alwaleed dalam wawancara itu. Dia hanya menambahkan bahwa proses untuk merumuskan kesepakatan rahasia itu masih berlanjut.
Pangeran Alwaleed juga menyatakan dirinya sedang dalam pembicaraan dengan otoritas Saudi soal investasi bersama dalam proyek-proyek domestik. Dia menyebut masih melakukan diskusi dengan Dana Investasi Publik (PIF) yang dipimpin Pangeran Mohammed bin Salman, terkait rencana investasi itu.
Sedangkan Kingdom Holding yang dimiliki oleh Pangeran Alwaleed, disebut tengah berupaya memecah-mecah aset senilai US$ 13 miliar dengan mendirikan sejumlah perusahaan independen. "Akan dibutuhkan cukup banyak waktu karena kami masih mengembangkan hal itu," ucapnya.
Kepada Bloomberg TV, Pangeran Alwaleed menyatakan dirinya akan terus melakukan investasi di Saudi. Dia juga mengaku tidak pernah menyimpan dendam kepada pamannya, Raja Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, juga sepupunya, putra mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman.
Pangeran Alwaleed bebas dari tahanan pada 27 Januari lalu, usai 3 bulan ditahan di hotel mewah Ritz Carlton di Riyadh. Dia ditahan bersama puluhan pangeran Saudi, pejabat senior dan pengusaha Saudi lainnya, atas perintah Pangeran Mohammed bin Salman. Kebanyakan mereka yang ditahan, telah dibebaskan setelah mencapai kesepakatan finansial dengan otoritas Saudi.
(Detikcom/h)