Senin, 10 Maret 2025

Korut Bangun Replika Kantor dan Kediaman Presiden Korsel untuk Ditembaki Artileri

* AS Pertimbangkan Opsi Lain Terkait Uji Nuklir Korut
- Kamis, 28 April 2016 14:16 WIB
303 view
SEOUL (SIB)- Korea Utara (Korut) sedang bersiap untuk membuat replika Gedung Biru (Blue House), kantor dan kediaman Presiden Korea Selatan. Replika yang dibangun di luar Pyongyang hendak dijadikan target senjata artileri Korut. Militer Korea Selatan mengungkapkan hal itu, Rabu (27/4). Tampaknya, apa yang dilakukan Korut itu merupakan bagian dari propaganda permusuhan terhadap Korsel.

Seorang pejabat di Kepala Staf Gabungan Militer Korsel di Seoul mengatakan, militer Korut terdeteksi sedang membangun replika, yang besarnya separuh dari aslinya, awal bulan ini. “Korut tampaknya sedang bersiap untuk meluncurkan sebuah serangan ejekan (tiruan) terhadap Blue House dengan menggunakan replika sebagai target," kata pejabat itu.

Sekitar 30 senjata artileri telah dibawa ke lokasi jangkauan. Namun, artileri itu tidak terlihat karena memang sengaja disembunyikan dengan penutup khusus. "Latihan ini diyakini untuk memicu permusuhan dengan Korsel, menyerukan loyalitas (kepada pemimpin Kim Jong-Un), dan membawa kekhawatiran akan keamanan di Korsel," kata pejabat. Korut kini memacu sentimen nasionalis yang lebih kuat menjelang kongres partai yang berkuasa, Partai Pekerja, yang akan digelar pada 6 Mei. Kongres ini pertama dalam 36 tahun. Hal yang dikhawatirkan oleh Seoul dan Washington ialah kemungkinan Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir terbaru, atau yang kelima, menjelang kongres partai berkuasa itu.

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat tinggi sejak uji coba nuklir terakhir Korut pada 6 Januari lalu. Uji coba diikuti serangkaian penembakan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Pyongyang telah beberapa kali mengeluarkan ancaman untuk melakukan seangan langsung ke Gedung Biru, yang nenjadi kantor dan tempat tinggal resmi Presiden Korsel, Park Geun-Hye. Awal April, situs resmi Korut merilis video propaganda yang menggambarkan serangan roket di Gedung Biru dan bangunan pemerintah lainnya di Seoul.

Opsi Lain
Sementara itu, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyerukan Korea Utara (Korut) untuk tidak melakukan aksi-aksi yang mengganggu stabilitas wilayah. Pemerintah AS pun akan mempertimbangkan opsi-opsi lain jika Pyongyang terus melakukan uji coba nuklir dan rudal balistiknya.

Hal tersebut disampaikan juru bicara Departemen Luar Negeri AS Mark Toner kepada para wartawan, saat ditanya mengenai laporan bahwa Korut kemungkinan akan kembali melakukan uji coba nuklir atau rudal. Diimbuhkan Toner, PBB baru-baru ini telah menerapkan sejumlah sanksi terberatnya terhadap Pyongyang terkait uji coba nuklir dan rudal yang terus dilakukan negeri komunis itu.

"Kami akan melihat ke opsi-opsi lainnya jika Korut terus dengan perilaku seperti ini," tutur Toner seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (27/4). Namun dia menolak menjelaskan lebih jauh mengenai langkah-langkah apa yang tengah dipertimbangkan Washington.

Korut saat ini diyakini tengah kembali menyiapkan uji coba peluncuran rudal balistik jarak menengah. Persiapan ini dilakukan menyusul gagalnya upaya peluncuran rudal sebelumnya. Pada 15 April lalu, Korut gagal meluncurkan rudal Musudan, yang memiliki jarak jangkauan lebih dari 3 ribu kilometer. Ini artinya, jika rudal itu berhasil diluncurkan, rudal tersebut bisa menjangkau Jepang dan secara teori, juga bisa menjangkau Guam yang merupakan bagian dari wilayah teritorial Amerika Serikat.

Korut melakukan uji coba bom nuklir keempatnya pada 6 Januari lalu dan meluncurkan sebuah roket jarak jauh pada 7 Februari lalu. Kedua hal itu jelas merupakan pelanggaran resolusi PBB. Pada Sabtu, 23 April lalu, Korut pun melakukan uji coba rudal balistik yang diluncurkan kapal selam.

"Ada indikasi bahwa Korut mungkin menembakkan sebuah rudal Musudan yang diluncurkan dan gagal saat ulang tahun Kim Il Sung pada 15 April," ujar pejabat pemerintah Korea Selatan (Korsel) yang tak disebutkan namanya, seperti dikutip kantor berita Korsel, Yonhap dan dilansir Reuters, Selasa (26/4).
Kim Il Sung merupakan pendiri Korut.

Para analis menyebut, kegagalan pada 15 April itu merupakan pukulan mematikan bagi pemimpin Korut saat ini, Kim Jong Un, cucu dari Kim Il Sung. Dalam beberapa bulan terakhir, Kim Jong Un telah mengklaim beberapa kemajuan dalam teknologi senjata, dan diperkirakan akan memerintahkan uji coba nuklir kelima dalam waktu dekat. (AFP/kps.com/Rtr/detikcom/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru