Washington (SIB)- Dengan meningkatnya ketegangan di Laut China Selatan (LCS), Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan kemungkinan pengiriman artileri ke kawasan tersebut. Pertimbangan itu sejalan dengan keinginan Presiden Barack Obama untuk menantang klaim China di LCS.
“Kami pikir China memilih cara lama untuk menyelesaikan sengketa. Sedangkan pihak lain berusaha menyelesaikan sesuai hukum internasional,†ujar Obama dalam wawancara dengan Channel News Asia, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (24/2). Menurut seorang pejabat senior tentara AS, mereka bisa saja mengirim artileri mobile ke LCS. Artileri yang dikirim akan digunakan sebagai unit pertahanan meski biasa dipakai untuk unit serang.
“Kami dapat menggunakan artileri Howitzer dan persenjataan sejenis untuk memukul balik ancaman jika ada pihak yang ingin menyerang kami dari udara lewat roket jarak jauh dan roket dari jet tempur,†ujar pejabat yang tidak disebut namanya itu.
Namun, rencana tersebut membutuhkan kerjasama dari mitra-mitra AS di sana. Negeri Paman Sam butuh persetujuan mereka terlebih dahulu. Jika disetujui, pengiriman persenjataan Pentagon akan semakin menguatkan peran mereka di LCS. Artileri yang akan dikirim adalah M777 Howitzer dan M109 Paladin.
Selama ini AS melakukan latihan bersama dengan sekutu-sekutu mereka di kawasan sebagai unjuk kekuatan kepada China. Beberapa bulan terakhir ini Pentagon juga melakukan operasi latihan navigasi di sekitar pulau-pulau buatan China di LCS.
Rencana diungkapkan setelah sejumlah sumber dari pemerintah Amerika Serikat mengungkapkan bahwa China mengirimkan beberapa jet tempur ke sebuah pulau yang disengketakan di kawasan Laut China Selatan. Langkah China kali ini dinilai sebagai salah satu sejumlah langkah militerisasi China di kawasan itu, menyusul penempatan rudal di Pulau Woody awal bulan ini dan pemasangan sistem radar di Kepulauan Spratly.
Menurut laporan Fox News, Selasa (23/2), intel AS mengungkapkan terdapat sejumlah jet tempur China berjenis Shenyang J-11, atau yang disebut juga dengan "Flanker" dan Xian JH-7, atau "Flounder" di Pulau Woody, pulau yang sama tempat dua baterai dari delapan peluncur rudal jenis HQ-9 peluru kendali darat-ke-udara terlihat dari citra satelit sipil milik ImageSat Internasional. Seorang pejabat AS yang tak dipublikasikan namanya mengungkapkan bahwa diperkirakan jumlah jet tempur itu tidak banyak, hanya "di bawah 10 [jet]."
Laporan ini muncul di tengah kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, ke Washington dan bertemu dengan Menlu AS John Kerry. Dalam pertemuan itu, Wang berharap penerbangan militer dan pelayaran patroli AS di sekitar pulau-pulau yang dipersengketakan di kawasan Laut China Selatan segera berakhir. "Kami tidak berharap melihat kapal pengintai militer atau kapal perusak rudal atau jet pengebom di kawasan Laut China Selatan," ujar Wang.
Sementara Kerry menyatakan dia ingin China mengakhiri militerisasi di sejumlah pulau sengketa. "Kami ingin China menghentikan ekspansi dan militerisasi di pulau yang diduduki," kata Kerry. Namun Kerry menolak untuk menyalahkan China langsung atas militerisasi di Laut China Selatan.
Ketika ditanya soal laporan Fox terkait penyebaran rudal di Pulau Woody, Wang menyatakan, itu untuk "tujuan defensif." Informasi soal pengerahan rudal China di Pulau Woody dikonfirmasi oleh Menteri Pertahanan Taiwan pekan lalu.
Citra satelit dari salah satu badan think tank Amerika Serikat mengindikasikan bahwa China sudah memasang sistem radar frekuensi tinggi di Kepulauan Spratly yang dibangun oleh Beijing di tengah lahan sengketa di Laut China Selatan. Citra yang diterima badan tersebut juga menunjukkan kemungkinan bahwa China sudah membangun gudang bawah tanah, mercusuar, helipad, peralatan komunikasi, dan dermaga beserta derek muatannya.
Laporan yang mengacu pada analisis citra satelit dari Januari hingga Februari ini juga memperlihatkan bahwa China sudah memperluas cakupan radar di bagian utara Laut China Selatan, mulai dari Pulau Paracel hingga bagian barat laut Spratly. Hasil kajian satelit ini turut menyebut kemungkinan pembangunan radar, helipad dan penyimpanan persenjataan di Gaven, Hughes, serta Johnson Reefs yang juga merupakan bagian dari Kepulauan Spratly. (CNN Indonesia/ r)