Samosir (SIB)- Yayasan Silau Raja yang dipimpin Ketua Umum Ir Ruben Manik dan Sekretaris Umum Holong Manik serta Forum Komunikasi Pelestarian Situs Silau Raja yang dipimpin Ketua Umum Wilaman Malau SH MH dan Sekretaris Umum Lerman Ambarita SE akan menggali peninggalan sejarah Silau Raja yang diketahui sebagai cucu bungsu Si Raja Batak. Hal ini dinilai sangat penting dan berharga khususnya bagi generasi Silau Raja.
Tahap awal secara resmi telah dilakukan deklarasi dan peletakan batu pertama pembangunan Situs Silau Raja di Namartua Sioma Peapea, Desa Salaon, Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Selasa 18 Agustus 2015. Situs yang akan dibangun secara berkesinambungan dari generasi ke generasi ini diharapkan menjadi bukti sejarah kesatuan keturunan Silau Raja yang terdiri dari marga Malau Raja, Manik Raja, Ambarita Raja dan Gurning Raja. Ke-empat marga itulah yang menjadi pihak yang berkepentingan untuk menjaga dan melestarikan peninggalan Silau Raja tersebut. Punguan Silau Raja di Jakarta bersama Yayasan Silau Raja membentuk Forum Komunikasi Pelestarian Situs Silau Raja untuk melaksanakan maksud dan tujuan tersebut.
Kenapa Namartua Sioma Peapea sebagai awal dimulainya pembangunan situs-situs Silau Raja? Menurut Wilaman Malau SH MH dan Ir Ruben Manik, pemilihan Namartua Sioma Peapea sebagai tempat awal pembangunan situs Silau Raja mempunyai latar belakang sejarah yang menguraikan sejak Silau Raja migrasi dari Huta Sianjur Mula-mula maka tempat yang ditujunya memasuki daratan Pulau Samosir dan beranak cucu di sana adalah Sioma Peapea.
Pembangunan situs ini akan menjadi gambaran bagaimana pandangan hidup Silau Raja yang sangat baik diteladani para keturunannya. Di antaranya, "Parjaba-jaba di bibirna (bijaksana ucapannya), Na so tanggam mida bohi (tidak surut menghadap siapapun), Jalana so maila mida rupa (tidak pilih kasih), Parlak-lak di tolonanna (tutur katanya sesuai aturan dan masalahnya), Par hatian nasoramonggal (membela mati-matian suatu keadilan), Par inggala si bola tali (mengayomi sampai ke ujung masalah). Sijaga pijulu sijaga pintu jae (melindungi dari semua aspek). Tarida urat ditambor-tambori (memperkecil setiap permasalahan), Masuak dakka di sihor-sihori (yang tertindas ditolong), Malos bulung taruanaek (tidak pamrih).
Pembangunan situs yang terkait dengan Silau raja terdiri dari pembangunan jalan utama ke tempat situs, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan jabu parsattian dan monument Op.Silau Raja, pembangunan 4 buah rumah batak pertanda 4 anak Silau Raja serta pembangunan taman dan lainnya.
Beberapa situs sudah dapat ditemukan dan akan dijadikan sebagai situs Silau Raja dan berada di Kabupaten Samosir di antaranya Situs asal usul Silau Raja di Sianjur Mulamula (Tugu Persatuan Silau Raja), Situs Batu Marsanggul/batu janji martahan di Harianboho (pemugaran), Situs Jabu Parsattian di Namartua Sioma Peapea (Rumah Batak Gorga) dan Situs Persinggahan Silau Raja di Huta Malau Simanindo (Rumah Batak Gorga). Dengan demikian akan ada sebuah rantai situs sejarah yang bisa dikunjungi para generasi yang akan datang untuk ziarah maupun para wisatawan.
Situs Silau Raja Namartua Sioma Peapea akan dilanjutkan dengan membangun situs-situs Silau Raja yang lainnya dan diintegritaskan menjadi tempat-tempat wisata ziarah budaya dan memusatkannya di Namartua Sioma Peapea sekaligus tempat ini kelak akan dikembangkan menjadi Taman Wisata Budaya Silau Raja.
Peletakan batu pertama pembangunan situs Silau Raja Namartua Sioma Peapea juga dihadiri dan didukung tokoh-tokoh dari Jakarta dan bona pasogit. Di antaranya Guntur Manik (mewakili panitia bona pasogit), J Manik (mewakili natuatua bona pasogit), J Sitanggang (mewakili boru Silau Raja), Parasian Pasaribu (mewakili hahadoli Sariburaja), Ramsen Limbong (mewakili hahadoli Limbong Mulana), Juspen Sagala (mewakili hahadoli Sagalaraja), Kartolo Simbolon (mewakili pemerintah setempat) dan M Julian Manurung (mewakili Raja Isombaon). Turut mensukseskan ND malau (Medan), W Ambarita (Prapat), A Fedo malau (Medan), Ny Tokedar Malau br Purba (Simanindo), DR EM Malau SH MH (Palembang), DJ Ambarita (Unjur), A Roy Ambarita (Ambarita) dan sejumlah tokoh-tokoh lainnya.
(R4/A22/q)