London (SIB)- Gamelan Kanjeng Lor yang didukung 11 pemain muda-mudi asal Portugis tampil dalam promosi budaya 2014 di Casa da Música, Porto, yang merupakan gedung musik kenamaan di kota kedua terbesar di Portugis.
Konser perdana gamelan Jawa bertajuk "Kanjeng Lor: Concertos para Todos" (Kanjeng Lor: Concerts for All) membuka lembaran promosi budaya 2014, Casa da Música, Porto, kata Tri Wahyuni, diplomat yang menangani penerangan, sosial dan budaya KBRI Lisbon dalam keterangannya kepada ANTARA London, Rabu.
Pergelaran dengan pemain gamelan yang kesemuanya muda-mudi Portugis itu membuka tahun budaya Asia, Ano Oriente, di kota Porto. Sekitar 250 tamu undangan, wakil KBRI dan penonton umum, menghadiri acara tersebut. Indonesia mendapat kehormatan sebagai negara pembuka festival.
Pertunjukan Kanjeng Lor yang diisi dengan enam komposisi lagu, yakni Gamelan Maker, Nan Chna, Sr. Dos Gongos, Interlúdio, Isa Keju dan Baqueta Mortal, memperoleh sambutan hangat dari para penonton karena unik dan menarik.
Konser yang menampilkan fusi antara musik tradisional dan aliran kontemporer, menghasilkan harmonisasi musik berciri khas Jawa, namun tidak lepas dari sentuhan Portugis.
Pimpinan grup gamelan Portugis Kanjeng Lor, Jorge Quiejo yang juga merupakan pemusik tetap/komposer di Casa da Musica, merasa bangga karena timnya berhasil menyuguhkan pertunjukan yang indah, setelah sekitar tiga tahun belakangan berlatih dengan keras.
Quiejo bersama rekannya, Maria Monica, membidani berdirinya grup Kanjeng Lor, setelah keduanya berhasil menyelesaikan beasiswa seni musik gamelan dari ISI Yogyakarta, yang disponsori KBRI Lisbon dan Konsul Kehormatan RI di Porto.
Quiejo mengatakan senang bisa mengumpulkan pemusik muda berbakat yang mulai mencintai gamelan. Keberhasilannya tidak terlepas dari dukungan Casa da Musica yang sepenuhnya mendukung proses latihan serta promosi gamelan.
Nama Kanjeng Lor yang menjadi tema pertunjukan diangkat dari nama perangkat gamelan Jawa Kanjeng Suryo ning Lor (Sang Surya dari Utara), yang merepresentasikan simbol kehidupan di sebelah Utara Portugal.
Perangkat musik gamelan tersebut dimiliki Casa da Musica sejak empat tahun lalu dan selama ini dimanfaatkan untuk lokakarya ataupun pameran di Casa da Musica, yang merupakan gedung musik kenamaan di kota kedua terbesar di Portugis tersebut.
Dalam beberapa kesempatan pengunjung juga bisa mendengarkan alunan Kanjeng Lor yang dimainkan oleh robot musik secara elektronik. Kehadiran Kanjeng Lor melengkapi kehadiran grup gamelan Yogistragong yang sudah lebih dulu berdiri di Lisbon.
(Ant/q)