Indonesia tidak pernah kehabisan tradisi unik. Contohnya adalah yang baru-baru ini diselenggarakan, yaitu ritual membakar perahu tongkang. Tradisi ini dirayakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Bagansiapi-api, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Tradisi Bakar Tongkang atau yang juga disebut Go Gek Cap Lak ini bermula dari sejarah datangnya leluhur etnis Tionghoa ke Bagansiapi-api. Menurut cerita turun-temurun, leluhur mereka berasal dari Fujian, Tiongkok. Sekelompok pengelana tersebut berlayar menggunakan perahu kayu untuk mencari kehidupan yang lebih baik di negeri seberang.
Dalam pencarian yang tak tak tentu arah, mereka berdoa kepada Dewa Kie Ong Ya agar diberi petunjuk menuju daratan. Tak lama kemudian, mereka melihat cahaya yang berasal dari kunang-kunang di atas sebuah penampungan ikan. Setelah mengikuti cahaya tersebut, tibalah mereka di penampungan ikan.
Ribuan umat Kong Hu Cu dari dalam dan luar negeri menghadiri perayaan bakar tongkang yang digelar pada malam hari untuk memperingati Ulang Tahun Dewa Tio Hu Guan Sue dan Dewa Hun Ong juga sebagai untuk mengenang sejarah tibanya etnis Tionghoa di daerah itu.
Para pengelana tersebut menginjakkan kaki pertama kali ke Bagansiapi-api pada penanggalan Imlek bulan ke-5 tanggal 16. Setelah itu, mereka mulai hidup dan mencari nafkah dengan menangkap ikan di perairan Riau. Atas peristiwa tersebut, maka diadakan upacara bakar tongkang untuk berterima kasih kepada Dewa Kie Ong Ya.
Orang-orang tua masih percaya, arah tiang tongkang yang jatuh akan menunjukkan rezeki tahun ini. Kalau tiang jatuh ke laut, maka rezeki banyak di usaha di laut dan kalau ke darat maka sebaliknya rezeki banyak di darat.
Meski ritual bakar tongkang sempat berhenti pada masa Orde Baru, kini tradisi tersebut telah kembali rutin diselenggarakan. Bahkan, sudah dijadikan agenda pariwisata tahunan Riau yang menarik wisatawan dari berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan dan Tiongkok. Selain itu, upacara bakar tongkang juga merupakan momen bagi perantau keturunan Tionghoa yang berasal dari Bagansiapi-api. (travel.wego.com/a)
Sumber
: Hariansib edisi cetak