Jumat, 22 November 2024

Suku Mosuo, Kerajaan Wanita dengan Derajat Pria Lebih Rendah daripada Perempuan

Redaksi - Sabtu, 21 November 2020 10:28 WIB
1.043 view
Suku Mosuo, Kerajaan Wanita dengan Derajat Pria Lebih Rendah daripada Perempuan
© wikimedia.org/Zoharby
Suku Mosuo
Di Indonesia, kita memang jarang melihat adanya pola matriarki atau dominasi wanita dalam memimpin suatu daerah. Namun, ternyata pola matriarki ini masih diterapkan di beberapa daerah di dunia. Salah satunya adalah suku yang ada di China.

Namanya adalah suku Mosuo. Tempat ini bahkan diberi julukan sebagai kerajaan wanita. Pasalnya, suku ini benar-benar menerapkan dominasi wanita sebagai seorang pemimpin.

Suku Mosuo berada di kaki gunung Himalaya di daerah lembah Yunnan, barat daya China. Melansir dari berbagai sumber, suku yang berada di tepi Danau Luga itu merupakan sebuah komunitas suku kuno dari umat Buddha Tibet. Mereka sejatinya hidup dengan persamaan gender. Para wanita mempunyai kesempatan untuk memilih apapun seperti pasangan, pekerjaan, pilihan hidup dan lain sebagainya.

Wanita dalam suku ini bahkan bisa memiliki dan mewarisi properti, bertani, mengurus rumah tangga, memasak, sampai mengasuh anak. Tidak hanya itu, wanita suku ini juga bisa melakukan pekerjaan pria seperti membangun dan memperbaiki rumah, membajak dan juga menjadi yang membuat keputusan dalam keluarga.

Tidak menikah
Uniknya, Suku Mosuo ini ternyata tidak menjalani pernikahan seperti masyarakat pada umumnya. Perempuan di suku Mosuo bahkan bisa memiliki kamar tidurnya sendiri jika sudah dewasa secara seksual. Bahkan mereka juga diperbolehkan untuk mengundang pria yang disenangi untuk tidur dengan mereka. Kegiatan ini biasa mereka sebut Axia.

Axia adalah salah satu cara mendapatkan keturunan bagi wanita Suku Mosuo tanpa harus ada ikatan pernikahan.

Para pria di suku ini tidak memiliki tanggung jawab sebagai ayah untuk menafkahi atau tinggal bersama anak-anaknya. Jadi, sangat umum jika masyarakat suku Mosuo tak mengenal siapa ayah mereka.

Kemajuan teknologi dan informasi membuat para pria muda memilih pergi dari daerahnya dan menikah dengan orang dari suku lain.
Para peneliti dan arekolog berpendapat jika Mosuo merupakan peninggalan sejarah yang berasal dari pernikahan zaman dahulu kala. (diadona/f)

Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru