Athena (SIB)-
Eksotisme Indonesia, kuliner dan tariannya menjadi magnet pada festival yang digelar Lady Ambassadors and Ambassadors’ Spouses in Athens (LAASA).
Seni dapur yang ditampilkan bukan haute cuisine yang rumit, melainkan petite cuisine occasionnelle alias camilan yang praktis dan populer, yaitu mie goreng dan lumpia, sesuai dengan format kegiatan: Charity Bazaar International Food Festival 2014 di Nasioutzik Museum, Athena (1/6).
Meskipun demikian, anjungan Indonesia tak pernah sepi dari pengunjung yang membeli, mengamati dan memfoto barang seni seperti wayang golek, membaca dan mengambil brosur tentang Indonesia.
"Pengunjung mengakui bahwa rasa mie goreng dan lumpia Indonesia sangat unik dan enak. Alhasil, kuliner tersebut habis dalam waktu singkat, sehingga banyak pengunjung terpaksa gigit jari," ujar Sekretaris Pertama Pensosbud John Admiral kepada detikcom.
Dijelaskan, bazaar amal ini diikuti oleh lebih dari 40 perwakilan diplomatik asing di Yunani dan dikunjungi lebih dari 2000 orang yang terdiri dari para ekspatriat, diplomat dan masyarakat Yunani.
Anjungan Indonesia pada acara ini dimeriahkan dengan Tari Gandrung, yang dibawakan oleh warga negara Yunani alumni peserta Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia Kementerian Luar Negeri RI.
Penampilan Tari Gandrung oleh warga setempat tersebut menjadi daya tarik tersendiri dan mendapat sambutan hangat dari para pengunjung.
Tarian tradisional dari Banyuwangi (Jawa Timur), yang dimainkan dengan apik, juga dinilai sangat indah dan unik di mata warga negeri para dewa itu. Sebagian dari mereka memanfaatkan peluang seusai pertunjukan dengan berpose bersama penari.
Seluruh hasil penjualan dari charity bazaar tersebut didonasikan oleh LAASA kepada ELPIDA Association of Friends of Children with Cancer untuk membantu pengobatan anak-anak penderita kanker.
(detikcom/f)
