Kabupaten Humbang Hasundutan pada 28 Juli 2018 dibentuk berdasarkan UU RI Nomor 9 genap berusia 15 tahun. Daerah dengan ibukota Doloksanggul ini yang dibentuk berdasarkan UU No 9/2003 itu memiliki luas wilayah 2.335,33 Km2, dengan jumlah penduduk 184.915 (sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Humbahas tahun 2016).
Kabupaten Humbang Hasundutan terdiri dari 10 kecamatan, 1 kelurahan dan 153 desa. Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Tapanuli Utara itu sudah dipimpin 3 penjabat (Pj) Bupati, 2 Pelaksana Harian (Plh), 2 Bupati dan Wakil Bupati Humbahas defenitif (tetap) hasil pemilihan rakyat secara langsung melalui Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang seusia dengannya, daerah otonom ini terbilang lebih baik dalam bidang pemerintahan, pembangunan infrastruktur daerah dan pelayanan masyarakat atas sederet prestasi yang dicapai. Yakni, lima kali meraih WTP (wajar tanpa pengecualian) atas laporan keuangan daerah dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan). Prestasi itu, mengantarkan daerah itu masuk sepuluh besar secara nasional dalam penyelenggaraan terbaik roda pemerintahan.
Kini, Pemkab Humbahas mencanangkan visi Mewujudkan Humbang Hasundutan yang Hebat dan Bermentalitas Unggul". Untuk suksesnya visi tersebut, konsep revitalisasi anggaran tiap sub sektor dimaksimalkan. Tentunya, harus memperhatikan rute desentralisasi serta peran serta seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat secara aktif.
Sejak kepemimpinan Pj Bupati Humbahas, Manatap Simanungkalit (Alm) (2003-2004), kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Samosir dan Pakpak Barat ini mulai berbenah baik dalam bidang pemerintahan dan pembangunan, yang dilanjutkan Plh Bupati BW Simamora (2004), dan Pj Bupati Sarlandi Hutabarat (2004-2005).
Puncak prestasi Pemkab Humbahas dalam menjalankan roda pemerintahan mulai diraih setelah masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Humbahas defenitif Drs. Maddin Sihombing MSi - Drs. Marganti Manullang selama dua periode (2005-2010 dan 2010-2015) dengan visi Humbang Hasundutan Mandiri dan Sejahtera (Hutamas). Empat kali raihan WTP yang menjadikan Kabupaten Humbahas menjadi kabupaten terbaik di Provinsi Sumatera Utara. Dan yang paling mencolok dari prestasi itu adalah pembangunan sarana infrastruktur jalan dan pengelolaan asset maupun sistem keuangan.
Usai masa jabatan Maddin-Marganti, dalam hitungan bulan Pemkab Humbahas dipimpin oleh Plh Bupati Saul Situmorang MSi, dan Pj Bupati Drs. Bukit Tambunan MAP selama kurang lebih satu tahun. Dan pada Pemilukada serentak 2015, Dosmar Banjarnahor SE dan Saut Parlindungan Simamora terpilih sebagai bupati dan wakil bupati hingga saat ini.
Menuju Humbahas Hebat
Dengan mengusung visi "Mewujudkan Humbang Hasundutan yang Hebat dan Bermentalitas Unggul", Dosmar Banjarnahor dan Saut Parlindungan Simamora yang dilantik pada 17 Februari 2016 itu, kini memacu program mereka dengan serius dengan motto bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja serius. Rencana pembangunan jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang dahulu sudah diprogramkan tentu harus diperhatikan.
Hebat? Sejauh ini, label itu tentu belumlah layak untuk disematkan atas kepemimpinan Dosmar Banjarnahor. Kenapa? Dengan keterbatasan anggaran maupun capaian yang sudah diraih, masyarakat pada umumnya belum menyematkan kepemimpinan yang hebat dan prestasi hebat bagi Dosmar. Wajar, sebab era kepemimpinan bupati saat ini masih belum genap tiga tahun.
Namun, Dosmar nampaknya bertekad untuk mencapai prestasi hebatnya. Dengan menitikberatkan program pembangunan pada sektor pertanian, bupati yang masih muda dan energik itu sukses melobby pemerintah pusat untuk menyalurkan puluhan alat mesin pertanian ke daerah itu. Bahkan, dalam kepemimpinannya, pundi-pundi raihan WTP Pemkab Humbahas semakin bertambah.
Bermentalitas Unggul
Selain menuju prestasi hebat, Pemkab Humbahas juga menitikberatkan program peningkatan sumber daya manusia yang bermentalitas unggul. Pembangunan SDM ini menjadi tantangan rumit. Namun, Bupati Humbahas dalam program ini menggandeng semua pihak di daerah itu, termasuk salah satu politeknik IT DEL.
Upaya pemerintah daerah ini, mendapat apresiasi dan dukungan dari masyarakat. Dan sebagai daerah yang mayoritas hidup dari sektor pertanian, salah satu langkah untuk mewujudkan visi itu hal itu adalah dengan meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan. Caranya, Pemkab melakukan revitalisasi dan perbaikan sarana infrastruktur pendukung.
Dalam hal menjamin kedaulatan pangan, hasil panen padi dan hortikultur di daerah itu tiap tahun tetap mengalami surplus. Yang menjadi persoalan bagi petani adalah harga. Untuk masalah ini, Pemkab Humbahas sudah mulai membangun cold storage (mesin pendingin) untuk menampung hasil panen holtikultura petani jika harga anjlok. Selain itu, Pemkab Humbahas sedang mengupayakan pendirian perusahaan daerah untuk sektor pertanian guna mendukung kemakmuran petani.
Tidak hanya itu, Pemkab Humbahas bekerjasama dengan kepala desa kini merekrut tenaga penyuluh swadaya untuk membantu tenaga penyuluh pertanian di tiap desa. Keberadaan anggaran dana desa dan alokasi dana desa dimanfaatkan untuk sinkronisasi program antara pemerintah kabupaten dengan pemerintahan desa. Sejauh ini, forum kemunikasi dan kerjasama antar kepala desa telah dibentuk dengan harapan tercapainya kerjasama kolektif yang berkualitas.
Penyediaan bibit, pupuk, pestisida, dan pembangunan sarana irigasi yang cukup harus menjadi wajib target bagi Pemkab Humbahas. Penyuluhan petani, pelatihan dan studi banding dengan menitikberatkan fungsi kelompok tani agar lebih intens dan terarah jadi bagian penting sentralisasi yang dilakukan.
Sejalan dengan itu, pemberdayaan masyarakat desa dengan pendirian BUMDes (Badan Usaha Masyarakat Desa) juga telah dimulai. Pengenalan teknologi sistem informasi telah dilakukan kepada masyarakat.
Detail Program Pajale
Dua tahun terakhir, Pemkab Humbahas sedang semangatnya menggalakkan program pertanian khususnya program swasembada pangan padi, jagung dan kedele (Pajale). Dan tahun ini sejumlah program unggulan sudah dan akan dilakukan untuk meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman pangan.
Penambahan alokasi pupuk urea 601,177.22 ton untuk tanaman jagung untuk target pertanaman seluas 12.023,54 ha, dan 900,740 ton untuk tanaman padi gogo seluas 9.007.40 Ha. Berikutnya, pupuk NPK 4.140 ton untuk tanaman kedele untuk lahan seluas 138 Ha, serta bantuan benih padi ciherang seluas 400 Ha.
Dalam rangka mendukung dan mensukseskan program Pajale tersebut, Pemkab Humbahas juga sudah mengupayakan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan dalam pengelolaan lahan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan) terutama hand traktor, traktor mini, maupun excavator mini dan besar.
Hingga saat ini, Pemkab Humbahas telah memiliki Alsintan yang telah diberikan oleh Kementerian Pertanian sebanyak 27 unit (sudah termasuk pengadaan tahun 2006, 2007, 2008 dan 2013 sebanyak 11 unit), traktor mini roda-4 sebanyak 28 unit, excavator mini 7 unit, excavator besar 2 unit, handtraktor roda-2 sebanyak 304 unit, corn sheller (pemipil jaung) 8 unit, dan combine harvester (alat pemanen padi) sedang 5 unit.
Berikutnya combine harvester (alat pemanen padi) kecil 10 unit, cultivator (penggembur tanah) 20 unit, alat pemanen jagung sebanyak 2 unit, dan pompa air sebanyak 87 unit. Selain itu, tahun ini juga, Dinas Pertanian Humbahas mengalokasikan pengadaan Alsintan jenis Cultivator sebanyak 40 unit dan corn sheller sebanyak 40 unit.
Dengan adanya bantuan Alsintan itu, lahan untuk pertanaman jagung, padi, kedelei dan komoditi pertanian lainnya diharapkan dapat semakin luas. Sehingga target pertanaman dan hasil produksi petani di Humbahas dapat meningkat. Luas lahan yang telah diolah traktor dan excavator hingga tahun 2017 sudah mencapai 1.154,05 Ha. Dan pada 2018 naik menjadi 1.865, 47 Ha.
Secara rinci, sesuai dengan data statistik, areal pertanian di Humbahas pada 2012-2016 tercatat 150.337 Ha. Jumlah itu, terdiri dari luas lahan padi sawah 13.620 Ha, dan sisanya untuk luas lahan perkebunan yang ditanami pohon rakyat, padang rumput atau penggembalaan dan hutan negara. Sementara yang tidak diusahai dan lainnya seluas 136.717 Ha.
Untuk luas lahan sawah terbesar, terdapat di Kecamatan Doloksanggul seluas 2.470 Ha, disusul Kecamatan Parlilitan 1.960 Ha, Lintongnihuta 1.994 Ha, Pakkat 1.878 Ha, Pollung 1.276 Ha, Onan Ganjang 1.020 Ha, Paranginan 980 Ha, Baktiraja 791 Ha, Tarabintang 732 Ha, dan Sijama Polang 519 Ha.
Untuk luas lahan pertanian bukan sawah, terluas berada di Kecamatan Parlilitan 30.071 Ha, disusul Pollung 23.086 Ha, Pakkat 18.951 Ha, Onan Ganjang 18.696 Ha, Lintongnihuta 13.626 Ha, Sijamapolang 11.190 Ha, Tarabintang 8.747 Ha, Doloksanggul 8.708 Ha, Paranginan 2.581 Ha, dan Baktiraja 1.061 Ha.
Permasalahan
Permodalan, adalah salah satu masalah yang selalu dihadapi oleh petani di Humbahas. Terkait hal itu, Pemkab Humbahas telah memfasitasi program pinjaman kepada perbankan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satunya, saat ini Bank Mandiri telah memberikan keringanan permodalan kepada petani di daerah ini dengan sistem pembayaran pinjaman pasca panen.
Pemasaran, hasil produksi pertanian di Humbahas selama ini menjadi kendala karena tidak adanya jaminan harga yang berpihak bagi mereka. Menjawab hal itu, terutama hasil produksi jagung, Pemkab Humbahas telah melakukan kerjasama dan kesepakatan dengan PT Charoen Pokthan Indonesia dan PT Japfa Comfeed Indonesia dan pihak perusahaan telah memberikan jaminan harga tetap.
Dalam waktu dekat ini, Pemkab Humbahas, petani dan pihak PT Indofood juga akan menandatangani MoU tentang pertanaman kentang di Humbahas. Untuk proyek pertama, dicanangkan pada areal pertanian seluas 15 Ha.
Tentunya, untuk dapat menikmati program tersebut, sangat diharapkan peran penting para stakeholder (pemangku kepentingan) pertanian untuk mensosialisasikan agar para petani masuk menjadi anggota kelompok tani yang dikordinir pihak Dinas Pertanian. Sejauh ini, jumlah kelompok tani di Humbahas hingga tahun 2018 sebanyak 1.010 kelompok tani dan sudah terdaftar di website simultan.
Namun, permasalahan yang saat ini dihadapi Dinas Pertanian Humbahas dalam mendukung program swasembada pangan tersebut, yakni tingginya konvensi lahan pertanian menjadi non pertanian, fluktuasi harga yang tidak stabil terhadap beberapa komoditi pertanian, dan kurangnya lahan pangan berkelanjutan. Beruntung, petani di daerah itu masih tertopang dengan adanya komoditi unggulan, yakni kopi.
Saran dan Penutup
Pemkab Humbahas hendaknya tetap fokus pada program dengan sistem revitalisasi pada jalur desentralisasi. Semoga di usianya ke-15 tahun ini, Kabupaten Humbahas harus tetap menjadi kabupaten terbaik. Selamat ulang tahun Kabupaten Humbang Hasundutan. (Tulisan ini ikut lomba karya tulis jurnalis di Humbahas, dalam rangka HUT ke-15 Kabupaten Humbahas/c)