Masyarakat patut berbangga hati atas kunjungan Presiden RI, Joko Widodo dan ibu, Hj Iriana Joko Widodo di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara, Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Toba Samosir (Tobasa), Samosir, dan Kepulauan Nias, dalam rangkaian Kunjungan Kerja, Sabtu, 21 Agustus 2016.
Tapanuli selama ini nyaris terlupakan dari perhatian pemerintah pusat sehingga tertinggal dalam sektor pembangunan, hingga sebagian wilayahnya masuk sebagai daerah (ter) miskin dan tertinggal. Karenanya tidak heran bila masih ada warganya yang terkena busung lapar atau kekurangan giji, jauh dari kesejahteraan.
Di era pemerintahan Joko Widodo, yang akrab dipanggil Jokowi, kawasan keresidenan Tapanuli tempo dulu menjadi sorotan saat ini. Jokowi membawa rencana besar menerobos sekat-sekat pembangunan di semua sektor, termasuk yang tidak pernah terpikirkan.
Jokowi cukup luar biasa, ratusan miliar hingga triliunan rupiah uang digelontorkan untuk percepatan pembangunan, tanpa terkecuali infrastruktur jalan, pertanian, pariwisata dan lainnya. Merancang destinasi wisata Danau Toba berkelas internasional, membangun perluasan Bandara dan pengembangan pelabuhan serta meminta pengkajian Kawasan Terpadu Industri Labuan Angin.
Danau Toba
Presiden Jokowi menaruh perhatian besar untuk kemajuan destinasi wisata Danau Toba. Karenanya, Presiden membentuk Badan Otorita Danau Toba (BODT) untuk mengurusi dan merealisasikannya. Destinasi wisata Danau Toba diagendakan menjadi ikon wisata Indonesia.
Danau terbesar di Asia dan Indonesia itu, rencananya akan dibangun fasilitas berbiaya, Rp. 21 triliun, yang tahap awal fokus pembangunan infrastruktur jalan, di antaranya pembangunan jalan lingkar dalam dan lingkar luar dengan preservasi pelebaran yang menghubungkan 7 Kabupaten Kota.
Danau yang terbentuk akibat ledakan gunung berapi super (supervolcano) sekira 73.000-75.000 tahun yang lalu itu juga akan dibangun jembatan Tano Ponggol di ruas Pangururan -Tele dan pengembangan jalan tol Tebingtinggi - Siantar, tol Siantar -Parapat dan jalan tol Parapat - Sibolga, serta pembangunan jalan Silangit - Muara - Bakkara.
Pembangunan Jalan lingkar menghubungkan Kecamatan Tele - Pangururan -Nainggolan - Onan Runggu - Lagundi -Tomok dan Ambarita.
Pantai Barat
Presiden menyambut baik program Kawasan Terpadu Industri dan Jasa di Kawasan Pantai Barat Sumatera Utara yang terdiri dari 5 kabupaten/kota, Tobasa, Taput, Humbahas, Tapteng dan Kota Sibolga itu dengan meminta kajian Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN.
Fasilitas Bandara Silangit di Tapanuli Utara (Taput), dan Bandara Ferdinand Lumbantobing di Pinangsori Tapteng, akan dibenahi dan ditingkatkan dengan segera. Tahap awalnya perpanjangan run way dan perluasan terminal. Kedua Bandara dirancang mampu menunjang sektor pelayanan transportasi udara.
Sementara Pelabuhan Indonesia (Pelindo) di Sibolga - Tapteng juga sedang dikembangkan untuk mendukung distribusi barang dan akses transportasi laut, dengan investasi senilai, Rp.289,1 miliar.
Pengembangan meliputi pembangunan terminal penumpang, pembangunan dermaga multi purpose, perpanjangan dermaga ferry, pengadaan alat bongkar muat, reklamasi hingga penataan perkantoran.
Begitu pula Pelabuhan Kargo di Labuan Angin, Tapteng. Fasilitas dermaga pelabuhan itu sudah dibangun, tinggal penambahan fasilitas pendukung, seperti pembangunan perkantoran dan pembangunan area pelabuhan.
Kawasan Terpadu Industri Labuan Angin, dengan luas area 6.301 hektar. Kawasan itu sudah dirancang sejak tahun 2008, dan sudah masuk Perda no.3 tahun 2002. Pada kawasan Industri Labuan Angin sudah ada PLTU, dan direncanakan akan ada area industri, area komersil, area perikanan, dan depot Pertamina.
Kesimpulan
Berbagai konsep pembangunan itu sudah sejak lama diimpikan masyarakat lewat gagasan para pemerhati pembangunan. Namun, selama itu pula belum ada upaya maupun langkah besar pemerintah pusat untuk mengakomodirnya.
Bahkan ketertinggalan semakin terasa tak kala infrastruktur jalan rusak parah. Berbagai gerakan "penekanan" muncul dari masyarakat untuk meraih cita-cita, salah satunya ide pemekaran wilayah. Ide itu dianggap mampu membangkitkan urat nadi pembangunan untuk meraih harapan yang tersisa.
Para kepala daerah, dan stake holder masyarakat membangun komunikasi antar daerah untuk menyamakan persepsi. Ide pembentukan provinsi baru kemudian muncul ke permukaan.
Namun, tak kala Presiden Jokowi datang, harapan itu terbuka kembali. Satu persatu keterisolasian pembangunan diterobos dengan penuh semangat, dan langkah besar. Tidak tanggung-tanggung, untuk peningkatan infrastruktur Jokowi menggelontorkan anggaran mencapai triliunan rupiah.
Jika Destinasi Wisata Danau Toba dengan Kawasan Terpadu Industri Labuan Angin berhasil dikembangkan, dan didukung pengembangan Bandara serta pelabuhan maka dengan sendirinya kejayaan Tapanuli sudah di depan mata. Jokowi memang luar biasa, dia Presiden "penerobos" keterisolasian pembangunan di Tapanuli. "Horas ma di bapai". (l)