Danau Toba merupakan keajaiban alam menakjubkan di Pulau Sumatera, khususnya provinsi Sumut. Danau Toba dikenal sebagai danau terdalam dan terluas di Asia Tenggara. Danau Toba yang menyerupai lautan dengan luas 1.145 kilometer persegi itu tercipta akibat letusan Gunung Toba, sekitar 75 ribu tahun lalu.
Tersiar kabar, bahwa sejumlah ahli kelautan melaporkan telah menemukan jejak-jejak batuan Toba di Samudra Hindia dan Teluk Benggala. Geolog Belanda Van Bemmelen pada tahun 1939 juga pernah mengatakan kalau Danau Toba dikelilingi oleh batu apung peninggalan dari letusan gunung. Begitu juga dengan peneliti Aldiss dan Ghazali (1984) yang menduga kalau Danau Toba yang indah tersebut tercipta dari sebuah letusan mahadahsyat Gunung Toba.
Sulit membayangkan, ada tempat yang lebih indah untuk dikunjungi di Sumut selain danau ini. Suasana sejuk menyegarkan, hamparan air jernih membiru, dan pemandangan memesona pegunungan hijau adalah sebagian kecil saja dari imej danau raksasa itu. Danau Toba ini menjadi salah satu tujuan wisata terbaik di Indonesia di masa lalu. Tempat di mana semua orang dapat melakukan berbagai kegiatan untuk menikmati keindahan alam seperti mendaki gunung, berenang, atau berperahu layar. Udaranya bersih dan sejuk harmonis dengan masyarakatnya yang ramah.
Berbagai usaha dilakukan pemerintah untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Apalagi daya tarik wisata yang dimiliki Danau Toba tergolong banyak. Di antaranya potensi alam, budaya dan adat istiadat, kesenian, kuliner dan sovenir. Di beberapa daerah kecamatan di sekitar Danau Toba banyak juga ditemui tanaman yang berpotensi meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, seperti Kemiri, Mangga, Pinus (bahan baku pulp dan kertas) dan lainnya.
WISATAWAN MENURUN
Di era tahun 1980-1990-han kepariwisataan Danau Toba sempat menggeliat. Ketika itu, para wisatawan dari berbagai penjuru dunia secara perorangan maupun per kelompok seakan berlomba meluncur dari Medan menuju ke Danau Toba, yang konon sudah dikenal secara luas dan sekaligus merupakan salah satu mahligai andalan Sumut dalam bidang kepariwisataan. Industri pariwisata, khususnya perusahaan perjalanan wisata maupun sarana akomodasi dan transportasi wisata seakan berdenyut tanpa henti.
Tetapi kedaaan ini, tidak bertahan lama akibat bergulirnya reformasi dan resesi ekonomi melanda negara-negara di dunia, yang disusul kemudian berbagai peristiwa ledakan bom di beberapa tempat di Indonesia. Akibatnya beberapa daerah tujuan wisata, khususnya Danau Toba menjadi semakin lengang. Sehingga kegiatan kepariwisataan di daerah ini mengalami penurunan drastis sampai saat ini. Kondisi ini memberi dampak yang lebih luas bagi masyarakat di tempat-tempat wisata di Sumut, khususnya di kawasan Danau Toba.
Sesungguhnya setiap kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba, selama ini telah bekerja keras dan berupaya untuk mendorong kemajuan pembangunan sektor pariwisata. Tetapi upaya-upaya yang dilakukan mereka tidak membuahkan hasil yang signifikan, karena hanya mengandalkan kekuatan daerahnya masing-masing, sedangkan pembangunan pariwisata menyentuh kepentingan lintas daerah.
MEMBUKA HARAPAN MASYARAKAT
Kehadiran Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) didampingi sejumlah menteri dan Plt Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi kawasan Danau Toba, Selasa (1/3/2016) lalu dan kemudian mengunjungi sejumlah titik di kawasan wisata di Danau Toba, telah membuka harapan masyarakat untuk menjadikan Danau Toba menjadi tujuan wisata berkelas dunia di masa mendatang. Kunjungan tersebut juga, guna memperkuat komitmen pemerintah pusat dalam rangka mengembangkan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata internasional di provinsi Sumut.
Jokowi mengistruksikan kepada kementerian terkait untuk mempercepat pengembangan Danau Toba menjadi Monaco of Asia dengan pembangunan sarana dan prasana pendukung, seperti akses jalan raya, sarana hiburan dan fasilitas pelayanan bagi wisatawan. "Promosi jangan lupa. Penting karena bisa mendukung tingkat kunjungan wisatawan mancanegara," pesannya.
Dia juga mengajak pemerintah Provinsi Sumut dan seluruh kabupaten yang ada di kawasan Danau Toba untuk bersinergi dengen kementerian terkait, dalam mengembangkan Danau Toba menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Jokowi juga menginstruksikan untuk segera membentuk Tim Promosi Pariwisata Danau Toba dalam upaya mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Indonesia.
Penegasan tersebut kembali dikemukakan Jokowi saat memimpin rapat terbatas Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Jakarta, membahas strategi pengembangan Danau Toba menjadi menjadi Monaco of Asia sebagai tujuan wisata kelas dunia, Selasa (2/2/2016) lalu. Hadir dalam Rapat Terbatas Kabinet Kerja itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menseskab Pramono Anung, Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Pariwisata Arief, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi dan 7 bupati dari kabupaten di kawasan Danau Toba.
Dia menyampaikan, pengembangan Danau Toba menjadi keharusan dan wajib mendapat dukungan konektivitas dan aksesibilitas, terutama sarana transportasi darat, laut dan udara. "Saya minta segera diperkuat konektivitas, aksesibilitas, baik yang berkaitan dengan pelabuhan, bandara dan jalan raya," sebutnya.
PRESIDEN BERI DUKUNGAN
Jokowi juga menyatakan dukungan atas rencana Menko Maritim Rizal Ramli dan sejumlah kementerian yang bersinergi dalam upaya pengembangan Danau Toba menjadi destinasi wisata bertaraf internasional."Kita harapkan nantinya segera ditindaklanjuti di lapangan, apalagi Danau Toba termasuk 10 destinasi utama pariwisata Indonesia yang harus ditangani secara serius," ujar Jokowi.
Dia meminta kementerian terkait untuk menyiapkan branding dalam upaya mendorong pemasaran, pelayanan berstandar internasional, pagelaran atraksi seni budaya dengan koreografi yang mendukung serta desain semenarik mungkin sesuai standar internasional. "Tujuannya agar kunjungan wisatawan mancanegara ke Danau Toba semakin meningkat," tambah Jokowi.
Jokowi juga memerintahkan Menko Maritim Rizal Ramli untuk berkoordinasi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk mengembangkan destinasi pariwisata Danau Toba di Sumut. Tidak lupa Jokowi meminta jajaran menteri Kabinet Kerja untuk membentuk tim marketing Danau Toba, sesuai dengan rencana pengembangan destinasi Danau Toba dan Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba.
Kunjungan turis mancanegara ke Indonesia telah mencapai 10,4 juta dan mampu menyumbangkan devisa dengan estimasi Rp144 triliun. Pariwisata di Indonesia di 2015 tumbuh di atas rata-rata, negara yang lain cuma 4,4 persen. Artinya, tumbuh sekitar hanya 6 persen. "Saya minta pertumbuhan sektor pariwisata bisa dipercepat tahun 2016 untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Pengembangan Danau Toba dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian sekitar, seperti memberikan peluang berkembangnya industri kreatif, hingga terciptanya lapangan kerja baru," harap Jokowi.
Model pengembangan Danau Toba akan diimplementasikan juga di lokasi-lokasi pariwisata, seperti Borobudur, Labuan Bajo, dan lainnya. "Dibutuhkan sebuah kecepatan terobosan baik regulasi maupun pekerjaan di lapangan sehingga hasilnya bisa dinikmati," sebutnya.
Usai Rapat Terbatas, Rizal Ramli langsung menindaklanjuti dengan menggelar rapat pengembangan wisata Danau Toba bersama Plt Gubsu Tengku Erry Nuradi dan 7 kepala daerah di sekitar Danau Toba, dengan melibatkan menteri terkait. "Rencananaya, Danau Toba akan diubah menjadi Monaco of Asia sebagai tujuan wisata kelas dunia," ujarnya.
Tidak hanya membahas komitmen, tetapi kementerian terkait juga membicarakan persoalan infrastruktur Danau Toba, termasuk rancangan pembangunan pelabuhan udara baru, persoalan dana hingga pembangunan jalan baru dari Bandara Kualanamu International Airport (KNIA) menuju Danau Toba."Dari Medan menuju Danau Toba saat ini 4 jam lebih. Rancangan jalan baru dari Kualanamu ke Danau Toba bisa dicapai hanya dalam 1 setengah jam saja," ujar Ramli optimis.
Ramli menegaskan, pemerintah telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas secara nasional, dan salah satunya adalah Danau Toba di Sumut.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman akan mendorong sektor pariwisata sebagai basis unggulan perekonomian nasional. Danau Toba, Sumut, akan menjadi salah satu proyek percontohan. Kawasan Danau Toba, akan dikembangkan oleh kementeriannya menjadi seperti Monaco di Eropa.
Pengembangan yang akan dilakukannya adalah dengan membangun sarana dan prasarana termasuk infrastruktur, sehingga wilayah tersebut menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara. Setelah sarana dan prasarana telah siap, kementerian akan melakukan promosi yang gencar untuk mengundang wisatawan.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya berencana untuk membuat Sumut menjadi destinasi unggulan bagi para wisatawan mancanegara. Kementerian Pariwisata akan terus memberikan dukungan, salah satunya adalah dengan menyiapkan dana sekitar Rp10 miliar. Namun dana Rp10 miliar dukungan Kementerian Pariwisata tersebut tidak berupa uang, melainkan media untuk komunikasi yang dikelola Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah di Sumut, memberikan informasi apa saja yang dibutuhkan dalam mempromosikan pariwisata. "Tahun ini kita harapkan Danau Toba sudah masuk ke GGN atau Global Geopark Network UNESCO. Dengan masuk Danau Toba ke GNN ini, potensi wisata di Sumut semakin sangat besar, wisatawan mancanegara di Sumut dulu bisa mencapai 400 ribu, sekarang tersisa hanya 270 ribu," ujarnya.
Menurut Arief, kunjungan wisatawan ke Sumut selama ini bukannya malah naik melainkan menurun, maka harus ada intropeksi mengapa hal tersebut bisa terjadi. Padahal potensinya sangat besar. Karena itu, tahun 2019 targetnya adalah 4 kali lipat, yaitu dari 270 ribu menjadi 1 juta. "Kiat-kiat khusus dari kementerian pariwisata untuk menjadikan Danau Toba salah satu wisata dunia juga sudah kita siapkan. Secara garis besar saya bagi tiga, yang pertama pengembangan destinasinya, kedua pemasaran, dan ketiga kelembagaan. Untuk pengembangan destinasi kita sudah sepakat ikon untuk Sumatera Utara adalah Danau Toba," tambahnya.
BUPATI DIMINTA SERIUS
Sementara Plt Gubsu, Tengku Erry Nuradi mengimbau seluruh bupati di kawasan Danau Toba untuk menyambut keseriusan pemerintah pusat dalam mengembangkan destinasi wisata Danau Toba, dengan menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara maksimal. "Ini kesempatan emas bagi Sumut untuk memiliki destinasi wisata bertaraf internasional. Satukan kekuatan dan bersinergis dengan pemerintah provinsi. Perkembangan Danau Toba akan memicu geliat perekonomian di Sumut, tidak hanya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Danau Toba, tetapi di seluruh kabupaten/kota di Sumut," ujar Erry.
Erry mengingatkan kepada masing-masing Pemkab untuk memupus ego kedaerahan yang dapat memperlama pengembangan Danau Toba sebagai destinasi kelas dunia. "Sekali lagi, saya himbau para Bupati untuk menyesuaikan pembangunan daerah masing-masing dengan rencana nasional pengembangan Danau Toba. Mari kita beri kemudahan dalam upaya pengembangan Danau Toba," pesannya.
Dalam kesempatan itu, Erry juga mengajak seluruh masyarakat untuk menyiapkan diri menyambut perubahan Danau Toba menjadi Monaco of Asia. Pengembangan Danau Toba tidak hanya mengedepankan keindahan alam, tetapi juga adat istiadat, sebi budaya dan kultur masyarakat sekitar. "Segera Kabupaten/Kota di Sumut menyusun Calender of Event. Saat Danau Toba menjadi magnet kunjungan wisata, Kabupaten Kota di harus mendapatkan manfaat ganda. Usai berkunjung ke Danau Toba, wisatawan mancanegara akan mendapat suguhan kegiatan unik dan menarik dari kabupaten lain. Ini bentuk sinergitas yang saling menguntungkan," paparnya.
Dia juga berpesan kepada 7 Pemkab di kawasan Danau Toba untuk memudahkan dalam urusan perizinan asal sesuai peruntukan dan mengedepankan kepentingan pengembangan Danau Toba.
SARAN
Semuanya ini merupakan bukti betapa besar pengharapan untuk memajukan parwisata Danau Toba sebagai salah satu mahligai pariwisata berkelas dunia di Sumut kedepan. Perlu digaris bawahi bahwa sesungguhnya pariwisata Danau Toba hanya dapat dibangkitkan kembali dengan mengandalkan modal dasar yakni komitmen dan konsistensi bersama. Sebab beberapa daya tarik wisata yang tercantum diatas adalah modal bagi masyarakat sekitarnya, untuk kembali melangkah dan mempromosikan tujuan daerah wisata Danau Toba. Hal tersebut bukan hanya merupakan tanggung jawab masyarakat setempat saja untuk melakukan "pekerjaan rumah" tersebut.
Kita sebagai warga negara Indonesia secara umumnya dan sebagai masyarakat Sumut secara khususnya memiliki tanggung jawab yang tidak secara langsung dapat melakukan promosi daerah tujuan wisata Danau Toba. Apabila kita mengharapkan agar objek wisata Danau Toba dan sekitarnya menjadi daerah tujuan wisata internasional. Tidak dipungkiri bahwa pemerintah dan masyarakat harus bahu membahu untuk membenahi kekurangan yang ada dalam area Danau Toba dan sekitarnya. Sebab, meskipun potensi Danau Toba sudah tersedia dari minat dan usaha masyarakat setempat, serta telah dikemas dalam paket wisata tertentu, masih tetap sangat dibutuhkan beberapa pelengkap infrastruktur, sarana dan prasarana atau aksesibiitas, guna mendukung kenyamanan para wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara.
Kemudian kawasan wisata Danau Toba, harus secepatnya dipersiapkan sebagai destinasi pariwisata nasional dan pengembangannya dikelola satu pintu, yaitu Badan Otorita Pariwisata. Karena bagaimana pun, satu-satunya jalan untuk melestarikan Danau Toba adalah dengan menjadikannya sebagai Kawasan Otorita dan membuat undang-undang perlindungan Danau.
Selanjutnya program SAPTA PESONA yang sebelumnya pernah diterapkan oleh pemerintah, hendaknya mulai ditumbuh-kembangkan kembali oleh masyarakat di sekitar Danau Toba. Namun tanpa mengharapkan hal demikian pun, kita tetap yakin bahwa pada dasarnya masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Toba adalah masyarakat yang santun, bertata krama (maradat) dan ramah terhadap dunia luar dan mereka siap untuk go international. Makanya sangat diharapkan semua pihak untuk membenahi setiap potensi Danau Toba demi tujuan memberikan standar pelayanan dari menengah menuju maksimal bagi para pengunjung ke Danau Toba. Sehingga "DANAU TOBA GO INTERNASIONAL MENUJU SUMUT PATEN" di usia ke-68 provinsi Sumut tahun 2016 bisa mulai dilakukan. Sehingga kedepan Provinsi Sumatera Utara bisa berdaya saing dan sejahtera. (Tulisan ini diikutkan untuk lomba karya tulis Dinas Kominfo Provsu, menyambut HUT ke-68 Provinsi Sumut).
(h)