Pangkalansusu (SIB)- Hembusan angin lautan Samudera terasa memasuki ruangan belakang rumah makan milik Leni di pinggiran laut Jalan Pelabuhan, Kelurahan Beras Basah, Kecamatan Pangkalansusu, Langkat, Jumat (10/7) siang.
Puluhan pengunjung tampak duduk bersila di lantai dan sebagian di bangku menunggu hidangan makanan laut disajikan. Di teras rumah makan, suami Lena, Khairuddin terlihat sibuk mengipas panggangan ikan gerapu dan jenahar. Aroma ikan bakar terbawa asap ke ruangan merangsang selera pengunjung yang sudah tidak sabar untuk santap makan siang.
Sambil menunggu ikan bakar yang sudah hampir matang, Leni, menghidangkan gulai Aceh kepala ikan sembilang yang menjadi menu favorit pengunjung. Selain ikan laut yang mirip ikan lele tersebut, ada beberapa menu pilihan lainnya seperti, tauco ikan ketang surat, jenahar panggang, keripik udang, gulai asam ikan pari dan acar ikan alu-alu.
Meski rumah makan Leni dan Khairuddin sangat sederhana, tapi pengunjung yang datang untuk santap makan siang banyak dari kalangan pegawai PT Pertamina EP, pegawai Syahbandar, Bea & Cukai, Pelindo, termasuk dari kalangan PNS bahkan pengusaha dan PNS dari Pangkalan Brandan dan Kecamatan Besitang, Langkat.
Menu favorit langganannya adalah gulai Aceh kepala ikan sembilang. Ikan yang di bagian punggungnya berwarna hitam pekat, perut berwarna putih dan moncong berkumis ini sangat digemari tamu karena cita rasanya yang khas.
Untuk menjaga hubungan dengan pelanggan, Khairuddin mengaku membeli ikan laut hasil tangkapan nelayan yang kondisinya masih segar. "Kita tidak membeli ikan kalau kondisi insang sudah mulai membiru," katanya sambil mengoles bumbu dari campuran berbagai rempah-rempah ke daging ikan gerapu di atas panggangan.
"Kami selalu menjaga kualitas ikan termasuk resep masakan untuk memuaskan selera konsumen," imbuh Khairuddin seraya menambahkan, usaha kuliner yang sudah mereka jalankan selama delapan tahun secara berkala mendapatkan pemeriksaan dari petugas Balai Karantina setempat.
Meski usaha kuliner ini terbilang laris manis dan kebanyakan pelanggan tergolong orang berduit, tapi Khairuddin tidak mau memasang tarif yang tidak wajar. "Buat apa kita mengambil untung besar kalau nantinya orang jera masuk ke rumah makan kita," imbuhnya yang tetap menjaga prinsip, biar untung kecil, tapi pembeli banyak yang datang.
Harga per porsi makanan boleh dibilang relatif murah dan terjangkau bagi kebanyakan pelanggan. Untuk ikan gerapu panggang ukuran 0,5 Kg per ekor dibanderol Rp 50.000 dan ini sudah termasuk nasi dan minuman. Sedangkan kari ikan sembilang tidak sampai Rp 20.000 per porsi.
Karena para pelanggan umumnya banyak dari kalangan pegawai perusahaan dan instansi pemerintah, Khairuddin dan Leni, membatasi waktu berjualan. "Kami hanya buka dari pulul 09:00 WIB sampai pukul 15:00 WIB," katanya seraya bersyukur usahanya tetap eksis di tengah persaingan usaha kuliner yang begitu ketat di Kecamatan Pangkalansusu.
(B04/q)