Hakim Anggota Usir PH dan Orang Tua Terdakwa, Rustam: Penghinaan Advokat

Medan (harianSIB.com)

Rustam Tambunan, penasihat hukum terdakwa Wilyanto Saputra, merasa kecewa dengan hakim anggota yang mengeluarkan dirinya dan orang tua terdakwa saat mendampingi anaknya yang buta dari ruang sidang Cakra 2 Pengadilan Negeri (PN) Medan.

"Ini merupakan penghinaan bagi kami sebagai advokat. Hakim anggota tersebut telah merendahkan harkat dan martabat advokat," ujar Rustam kepada harianSIB.com, Rabu (21/8/2024).

Menurut Rustam, pengusiran dirinya dari ruang sidang, Selasa (20/8/2024), diduga lantaran dirinya meminta salinan berkas perkara kliennya untuk beracara membela kliennya kepada Panitera Pengganti, namun tidak diberikan.

Baca Juga:

• Sejumlah Fakta Terungkap Dalam Sidang Lanjutan Kasus Pembunuhan Saat Live di Facebook Yang Digelar PN Seirampah
• Pdt Gomar Gultom Desak Pembebasan Ratu Thalisa, Kritik Hukum Penistaan Agama dan UU ITE

"Disebutnya saya penasihat hukum belagu saat saya menanyakan salinan berkas perkara," ucap Rustam.

Menurutnya, hakim telah memerintahkan Panitera Pengganti untuk memberikan salinan berkas perkara tersebut kepada PH terdakwa Wilyanto Saputra pada persidangan sebelumnya.

Baca Juga:

• Menyesali Perbuatannya, Terdakwa Penggelapan Surati Kejari Medan, Minta Keringanan Tuntutan
• Pengadilan Negeri Lubuk Pakam Jatuhkan Vonis Tindak Pidana Perpajakan Senilai Rp 10,3 Miliar

"Bukan memberikan sesuai perintah hakim, malah Panitra Pengganti memblokir nomor saya," katanya.

Dikatakannya, pada persidangan sebelumnya pun, Jaksa Penuntut Umum Elvina dari Kejaksaan Negeri Medan juga memblokir usai meminta nota tuntutan pidana terhadap terdakwa.

Akibat perlakuan Panitra Pengganti tersebut, Rustam Tambunan selaku penasihat hukum terdakwa Wilyanto tidak dapat membuat pledoi atai Nota Pembelaan.

Berdasarkan video persidangan yang ditunjukkan, tampak Rustam memberitahukan kepada majelis hakim bahwa berkas salinan perkara tidak diberikan. Namun, Rustam mengaku hakim anggota Salahuddin mengatakan hal yang tidak patut.

"Tak usah belagu kamu,"ucap hakim tersebut, yang dijawab Rustam dirinya sudah meminta melalui majelis hakim pada sidang sebelumnya tapi tidak diberikan.

"Bagaimana saya membela kepentingan hukum klien saya, kalau tidak diberikan berkas tersebut," katanya kepada majelis hakim diketuai Arsad.

Situasi di ruang sidang pun semakin panas. Tampak saling menjawab dilakukan hakim Salahuddin dan Rustam.

Namun, hakim Salahuddin langsung memukulkan palunya sambil menyuruh semua pengunjung keluar ruang sidang dan meminta agar pengacara terdakwa diganti pengacara dari negara (Prodeo).

"Keluar semua dari ruang sidang, ini perkara asusila," ucap hakim Salahuddin.

Para pengunjung pun keluar ruang sidang sambil menggerutu.

"Aneh hakim yang satu itu, tadi dibuka sidang tidak ada mengatakan tertutup untuk umum, ini malah mengusir," ucap seorang pengunjung.

Diketahui sebelumnya, Wilyanto didakwa melakukan pencabulan. Sementara Wilyanto sejak 2014 lalu, sudah mengalami kebutaan akibat penyakit menyerang kornea matanya. (*)