Secangkir kopi bisa menyatukan orang-orang dengan latar belakang budaya berbeda dan memererat hubungan orang-orang dengan hobi yang sama.
Bagi komunitas Breakfast Ride Jakarta dan Vesparista Indonesia. menikmati kopi menjadi salah satu alasan bagi anggotanya untuk melakukan aktivitas bersama. Setidaknya ini mereka lakukan minimal sekali dalam sepekan.
KOMUNITAS BREAKFAST RIDE
Merunut sejarahnya, komunitas Breakfast Ride berawal dari hobi bersepeda. Isman Ramadhan, dan beberapa orang temannya lalu menginisiasi sebuah kegiatan yang dinamakan #breakfastride pada 2016 silam.
"Jadi, habis sepedaan di pagi hari, biasanya kami jalan cari sarapan dulu sebelum bubar. Kebetulan, hampir semuanya suka kopi. Makanya mampir ke coffee shop jadi agenda rutin juga setiap habis riding," kata Isman, beberapa waktu lalu.
Biasanya, Isman dan teman-teman komunitas Breakfast Ride akan berkumpul lebih dulu di kawasan sekitar Bundaran Hotel Indonesia atau Suropati, Jakarta Pusat.
Lalu bersepeda, seringnya menuju daerah Jakarta Barat atau Jakarta Selatan, dan mengakhiri kegiatan dengan santap sarapan bersama. Setelah kenyang, barulah mereka mampir ke kedai kopi terdekat, untuk berbicara dan mendiskusikan banyak hal. Termasuk sepeda dan kopi.
Namun, tidak seperti komunitas pada umumnya, yang kebanyakan memusatkan kegiatan rutin mereka di akhir pekan, Isman dan teman-teman Breakfast Ride justru lebih sering mengagendakan kegiatan mereka pada Senin atau Selasa.
"Kebetulan yang ikut Breakfast Ride sebagian besar bekerja di bidang hospitality. Ada yang masak, ada yang buka barber shop, ada yang jadi mural artist. Jadi mau Senin atau Selasa, ya tergantung lebih banyak yang bisa di hari apa saja," kata pemilik kedai kopi Say Something Coffee ini.
Jumlah orang yang berpartisipasi setiap harinya juga tidak pernah tentu. Pasalnya, kata Isman, tidak pernah ada rekrutmen khusus bagi mereka yang ingin bergabung. Siapa saja, selama mereka senang bersepeda, senang makan dan mencintai kopi, akan disambut dengan baik.
"Enggak pernah menyangka juga bahwa hanya dari pembicaraan mulut ke mulut, peminatnya terus bertambah. Awalnya yang cuma bersepuluh, pekan lalu kami nembus sampai angka 40 orang," kata pria yang juga berprofesi sebagai trainer di salah satu sekolah barista di Jakarta.
Tidak ada pula aturan yang dirasa memberatkan bagi setiap anggota yang ingin bergabung. Sekalipun kegiatan utama adalah bersepeda, Isman menjelaskan bahwa tidak ada pakem yang menyebut bahwa para anggota harus menggunakan breath hyper jersey, dan sebagainya.
"Karena menurut saya, Breakfast Ride adalah kelompok orang-orang yang selain suka bersepeda, tapi juga sama-sama suka makan dan kopi. Jadi, lebih ke komunitas urban. Kalau mau pakai jeans dan kaos, asal nyaman saat bersepeda ya enggak masalah," kata Isman.
Komunitas Vesparista
Sesuai namanya, yang dibuat dari gabungan kata vespa dan barista, komunitas yang sudah berusia dua tahun ini memang dibentuk oleh para barista yang sama-sama punya ketertarikan dengan vespa.
"Setelah beberapa tahun kerja jadi barista, saya baru tahu kalau dua orang teman saya di satu tempat kerja ternyata juga suka sama vespa. Semenjak itu saja jadi kepikiran, kenapa kita enggak riding bareng pakai vespa, dari satu coffee shop ke coffee shop buat nyobain kopinya," kata Dimas Rahmadana, salah seorang barista gerai Starbucks di Jakarta yang jadi inisiator Vesparista, saat berbincang, Sabtu (30/9).
Di luar dugaan, ternyata cukup banyak barista, khususnya mereka yang berdomisili di Jakarta, yang juga senang mengendarai vespa. Bermodal promosi lewat media sosial seperti Instagram, Vesparista akhirnya punya basis masanya sendiri. Agenda rutin yang mereka namai #espressomarathon juga selalu dinanti-nantikan para anggota.
Saat melakukan espresso marathon mereka akan berkendara menggunakan vespa dari satu coffee shop ke coffee shop lain untuk mencicipi espresso yang dimiliki masing-masing coffee shop tersebut. Perjalannya tidak hanya dilakukan di sekitar Jakarta, tapi juga ke kawasan Bintaro, bahkan Bandung, Jawa Barat.
Dalam satu hari, kata Dimas, mereka bisa pergi ke tiga sampai empat coffee shop. Durasi yang dihabiskan di masing-masing coffee shop sendiri tidak terlalu lama, hanya sekitar satu jam. Cukup untuk membahas kelebihan dan kekurangan kopi yang mereka cicipi di coffee shop tersebut.
"Kalau sudah jam 12, biasanya kita berhenti dulu buat makan siang. Pilihannya sih selalu makan nasi padang. Setelah itu, baru lanjut lagi sampai sore," kata Dimas.
Tujuan dari Espresso Marathon sendiri, selain ingin mengetahui lebih banyak tentang kopi, Vesparista juga ingin menjalin silaturahmi dengan banyak pemilik coffee shop. Yang paling penting ialah, sambil mengendarai vespa mereka masing-masing.
"Dari Vesparista saya juga jadi kenal teman-teman baru. Kayak Viki Rahardja, latte artist yang followersnya banyak banget di instagram. Dulu begitu tahu ada espresso marathon, Viki sampai kirim vespa tua dia di Jogja ke Jakarta supaya bisa ikut sama kami. Enggak nyangka sekarang bisa akrab," kenang Dimas. (CNNI/c)
Sumber
: Hariansib.com edisi cetak