Sakit Kepala Berulang saat Hamil, Waspadai Risiko Pembekuan Darah di Otak

Jakarta (harianSIB.com)
Trombosis sinus vena serebral (Cerebral Venous Sinus Thrombosis/CVST) merupakan kondisi medis yang jarang terjadi tetapi memiliki potensi mengancam jiwa, terutama pada wanita hamil.

CVST adalah salah satu bentuk stroke yang dapat terjadi akibat pembentukan gumpalan darah di sinus vena otak.

Menurut laporan Times of India, Minggu (26/1/2025), dikutip dari Antara, kehamilan dapat memicu perubahan sistem koagulasi tubuh yang berlangsung hingga masa nifas, menyebabkan kondisi hiperkoagulasi dan meningkatkan risiko terjadinya CVST.

Baca Juga:

• Langkah Penting Mengatasi Pradiabetes Secara Optimal
• Risiko Kanker Lebih Tinggi pada Wanita di Usia Muda Dibandingkan Pria

Faktor risiko lain yang memperburuk keadaan ini termasuk operasi sesar, infeksi sistemik, muntah, dan anemia. Risiko tertinggi biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan hingga empat minggu pertama pascapersalinan. Selain itu, faktor seperti penggunaan kontrasepsi oral, dehidrasi, penyakit trombotik, trombofilia genetik, dan kanker juga dapat memicu CVST.

Gejala utama CVST adalah sakit kepala yang sering dikeluhkan oleh pasien. Menurut Kunal Bahrani, Direktur Klinis & Kepala Departemen Neurologi di Marengo Asia Hospitals Faridabad, pasien juga dapat mengalami penglihatan kabur, pingsan, kehilangan kesadaran, gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu, kejang, hingga koma.

Baca Juga:

• Pusat Kanker RS Adam Malik Diharapkan Tingkatkan Penyembuhan Melalui Deteksi Dini
• Kenali 3 Tanda Sakit Kepala Berbahaya

Jika tidak segera ditangani, CVST dapat memicu berbagai komplikasi serius, seperti gangguan bicara, kesulitan menggerakkan anggota tubuh, masalah penglihatan, peningkatan tekanan cairan dalam tengkorak, hingga cedera otak. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat berujung fatal bagi pasien.

*Siapa yang berisiko?

Wanita dengan faktor risiko tertentu, seperti kelebihan berat badan, merokok, diabetes, atau trauma atau operasi sebelumnya, berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah di otak selama kehamilan.

Direktur Klinis Program Bedah Otak & Tulang Belakang, Marengo Asia Hospitals Faridabad, Tarun Sharma, mengatakan, kehamilan adalah kondisi yang sangat dinamis dan hiperkoagulasi.

Dengan kata sederhana, selama kehamilan, wanita rentan terhadap tekanan darah tinggi dan pembekuan darah. Gumpalan ini dapat terbentuk di mana saja di dalam tubuh. Secara teknis ini disebut Trombosis Vena Dalam (DVT).

Ketika gumpalan ini terbentuk di dalam otak, ini disebut Trombosis Sinus Vena Serebral (CVST). Presentasi klinis umumnya berupa sakit kepala, muntah dan mungkin kejang.

Wanita mengabaikan gejala umum, sakit kepala dan muntah selama fase kehamilan dan mengalami kejang. Jadi, kesadaran masyarakat sangat penting untuk pelaporan tepat waktu ke dokter dan perawatan lebih lanjut.

Diagnosis gumpalan darah di otak untuk mendiagnosis CVST, area aliran darah di otak diidentifikasi. Untuk mengevaluasi aliran darah di otak, pasien disarankan untuk menjalani tes pencitraan seperti MRI otak, MR venogram, CT venogram, dan tes darah.

Bila dicurigai menderita CVTS, pasien harus segera mencari pertolongan medis dan menemui ahli saraf. Pengobatan CVST Untuk menangani CVST, antikoagulasi diikuti sebagai terapi lini pertama.

Jika pasien mengalami kerusakan neurologis atau koma meskipun telah mendapatkan perawatan medis, terapi endovaskular atau intervensi bedah dapat dipertimbangkan untuk penanganan lebih lanjut.

Pencegahan CVST Untuk mengurangi risiko CVST, orang disarankan untuk makan makanan rendah lemak, termasuk banyak buah dan sayuran. Mereka harus berolahraga setiap hari, menahan diri dari asap rokok, dan mengendalikan kondisi kesehatan kronis seperti diabetes.(*)