Kepala Dinas Kesehatan Sumut Muhammad Faisal Hasrimy menyampaikan dalam menghadapi wabah HMPV, sesuai arahan Kemenkes, pertama, masyarakat harus tenang, tetap waspada, dan kita tetap mengutamakan preventif.
"Kita harus teruskan dengan budaya hidup sehat, tetap menggunakan masker kembali, tetap mencuci tangan, tetap menjaga imun tubuh, mengkonsumsi vitamin, berolahraga dan intinya tetap menjaga kebugaran dan kondisi fisik," tegasnya kepada wartawan, Selasa (7/1/2025).
Baca Juga:
Pj Bupati Langkat itu juga memastikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak karantina, untuk semakin waspada dan ketat tentunya di pintu-pintu masuk antar negara.
Faisal juga mengatakan hingga saat ini, untuk di Provinsi Sumut belum ada ditemukan kasus dan rumah sakit dalam kondisi apapun harus siap.
Baca Juga:
"Alhamdulillah belum, mudah-mudahan jangan sampai ditemukan dan diharapkan rumah sakit siap ya, artinya kita dengan pengalaman yang sudah-sudah dengan kondisi apapun kita harus siap," ungkapnya.
Terpisah Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Sumut dr Nora Violita mengatakan bahwa HMPV bukan virus baru dan sudah ada sejak lama, namun kembali membuat heboh.
Menurut dr Nora, lonjakan kasus tersebut memang memperihatinkan, tapi bukan berarti masyarakat harus panik, bagi mereka yang sehat, infeksinya cenderung ringan.
"Panik tidak akan membuat virus pergi, justru dapat membuat masyarakat lebih stres dan malah menurunkan imun. Fokus pada pencegahan, jaga daya tahan tubuh, dan hindari kontak dengan orang yang sakit," ujarnya.
Gejala HMPV, dr Nora mengatakan mirip dengan flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan terkadang sesak napas.
"Pada kondisi individu tertentu seperti anak-anak, lansia atau orang dengan penyakit kronis, virus tersebut bisa menyebabkan komplikasi lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia," ucapnya.
Para ahli menyebutkan situasi tersebut belum sampai pada level pandemi. HMPV dan virus lain yang terlibat seperti, Influenza A dan Rhinovirus, sudah lama ada dan cenderung menyebabkan infeksi musiman.
"Lonjakan yang terjadi di China bagian Utara karena kombinasi beberapa virus. Jadi, bukan hanya HMPV yang beraksi sendirian, tapi dia bekerja sama dengan Influenza A dan Rhinovirus," tuturnya.
Beberapa alasan kasus HMPV melonjak, Sekretaris Daerah Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2024 itu menyebutkan ada 3 alasan pertama, musim dingin.
"Virus-virus pernapasan sangat suka cuaca dingin dan musim flu biasanya berlangsung dari November hingga Maret. Kedua, setelah memakai masker dan menjaga jarak selama dua tahun lebih, sekarang perlindungan tersebut mulai longgar dan akibatnya virus punya panggung bebas untuk menyebar," ungkapnya.
"Ketiga sistem imun masyarakat yang belum sepenuhnya pulih setelah pandemi juga menjadi faktor. Banyak anak-anak yang mungkin belum terekspos pada virus-virus ini sebelumnya, jadi lebih rentan," pungkasnya. (*)
Jakarta (harianSIB.com)Evaluasi menyeluruh harus dilakukan oleh PDIP menyusul ditetapkannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto oleh KPK. Evaluasi
Medan (harianSIB.com)Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,04 ke level 7.080,35 pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2025).
Sergai (harianSIB.com)Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) mengucapkan selamat atas hari jadi ke21 K
Medan (harianSIB.com)Kepala Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I, Hendro Nugroho, mengatakan, curah huj