Ribuan Warga Saksikan Pameran Hari Jadi Kota Tanjungbalai Ke-404
Tanjungbalai (harianSIB.com)Ribuan warga memadati lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang dikenal Lapangan Pasir, yang menjadi temp
Sangat mengejutkan, dikutip dari CNBC Indonseia, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa orang kaya lebih rentan terkena kanker dibandingkan dengan mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Orang yang lebih makmur ditemukan memiliki risiko lebih tinggi terhadap kanker payudara, prostat, dan berbagai jenis kanker lainnya.
Baca Juga:
Temuan ini tampaknya menantang pandangan umum yang menyatakan bahwa individu yang berjuang dengan kemiskinan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengidap kanker.
Penelitian ini melibatkan pengumpulan data tentang kesehatan, status sosial-ekonomi, dan genomik dari 280.000 orang Finlandia berusia antara 35 hingga 80 tahun. Ini menjadi studi pertama yang meneliti hubungan antara 19 penyakit umum di negara-negara dengan pendapatan tinggi.
Baca Juga:
Para tim peneliti mengumpulkan data dari proyek genomik Finlandia yang menganalisis catatan biobank dan data nasional.
Mereka menemukan bahwa orang yang berpendidikan rendah memiliki kerentanan genetik lebih besar untuk terkena artritis reumatoid, kanker paru-paru, depresi, alkoholisme dan diabetes tipe 2, sedangkan mereka yang berpendidikan lebih tinggi memiliki risiko lebih besar terkena kanker payudara dan prostat.
Para peneliti telah lama mengatakan, bahwa orang-orang berpenghasilan rendah menanggung beban kanker yang tidak merata, sebagian karena mereka cenderung tidak memiliki asuransi dan menghadapi akses terbatas ke layanan pencegahan, skrining, dan pengobatan.
Dr. Fiona Hagenbeek mengatakan, penelitiannya ini menyoroti hubungan antara status sosial ekonomi, genetika, dan kejadian kanker, tetapi ia belum menyelidikinya secara formal.
Dr. Hagenbeek mengatakan bahwa orang-orang dengan penghasilan lebih besar memiliki akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, termasuk pemeriksaan, literasi kesehatan yang lebih baik, dan cenderung tidak terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok dan penyalahgunaan alkohol. Usia juga merupakan faktor.
"Insiden kanker yang lebih tinggi di antara individu dengan status sosial ekonomi tinggi mungkin mencerminkan bahwa individu-individu ini tidak meninggal karena penyebab lain di usia yang lebih muda dan menjadi cukup tua untuk mengidap kanker," kata Hagenbeek, seperti dikutip dari New York Post.
Sementara itu, Dr. Jiyoung Ahn, profesor dan direktur asosiasi untuk ilmu populasi di NYU Perlmutter Cancer Center di NYU Grossman School of Medicine percaya bahwa perilaku skrining kesehatan adalah kunci penelitian ini.
"Sudah menjadi rahasia umum bahwa jika Anda memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi, Anda cenderung lebih sering menjalani skrining," kata Ahn.
Dr. Elisa Port, kepala bedah payudara untuk Mount Sinai Health System, juga penasaran tentang praktik skrining peserta.
"Payudara dan prostat adalah jenis (kanker) yang, jika Anda melakukan lebih banyak skrining, semakin sering Anda memeriksanya, semakin banyak yang Anda temukan," ungkap Port.(*)
Tanjungbalai (harianSIB.com)Ribuan warga memadati lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang dikenal Lapangan Pasir, yang menjadi temp
Tapteng (harianSIB.com)Perayaan Natal keluarga besar masyarakat Tapanuli Tengah baru berjalan penuh haru dan suka cita di Chatolik Center Pa
Simalungun (harianSIB.com)Kapolres Simalungun AKBP Choky Sentosa Meliala melakukan pengecekan langsung pelaksanaan Operasi Lilin Toba 2024 d
Kualanamu (harianSIB.com)Seorang calon penumpang tujuan Lombok berinisial, Ja warga Aceh, ditangkap Petugas Avsec (Aviation Security) Banda
Tanjungbalai (harianSIB.com)Guna memastikan Lapas Tanjungbalai Asahan tetap dalam kondisi aman dan terkendali menjelang perayaan Tahun Baru,