PGN dan BGN Kerja Sama Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Jakarta (harianSIB.com)PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Badan Gizi Nasional (BGN) menandatangani Nota Kesepahaman untuk mendukung Prog
Dalam penelitian ini, para ahli dari Texas A&M University School of Public Health menganalisis hubungan antara kadar arsenik dalam air minum dengan tingkat kejadian kanker ginjal di 240 wilayah di Texas. Arsenik diketahui secara alami terkandung dalam air tanah di Texas dan sejumlah daerah lainnya.
Dikutip dari Medical Daily, Rabu (4/12/2024), kanker ginjal adalah kanker ketujuh yang paling umum di Amerika Serikat, dengan angka kejadian yang telah disesuaikan menurut usia sebesar 17,2 per 100 ribu orang pada tahun 2017 hingga 2021.
Baca Juga:
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko, termasuk jenis kelamin laki-laki, etnis Afrika-Amerika, atau riwayat keluarga dengan penyakit ini.
Selain itu, gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan obesitas, serta kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit ginjal lanjut, juga dapat meningkatkan risiko.
Baca Juga:
Studi juga menunjukkan bahwa paparan bahan kimia tertentu, seperti trichloroethylene, dapat meningkatkan risiko kanker ginjal. Juga adanya hubungan dosis-respons antara kadar arsenik dalam air minum dan risiko kanker ginjal, di mana risiko kanker meningkat sebesar 4 persen untuk setiap dua kali lipat kadar arsenik.
Peneliti juga mencatat bahwa paparan arsenik dengan kadar sedang (1–5 ppb) dan tinggi (>5 ppb) meningkatkan risiko kanker masing-masing sebesar 6 persen dan 22 persen.
"Beberapa sistem air publik dikelola dengan buruk sehingga dapat mengekspos pelanggan terhadap arsenik, tetapi 40 juta orang di Amerika Serikat yang mengandalkan sumur pribadi sangat rentan," kata Taehyun Roh, dari Departemen Epidemiologi dan Biostatistik yang terlibat dalam studi tersebut, dikutip dari Antara.
"Studi ini menunjukkan bahwa bahkan paparan arsenik dalam kadar rendah di air minum dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ginjal, yang sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menghubungkan paparan ini dengan kanker paru-paru, kandung kemih, dan kulit," tambah Roh.
Para peneliti memperingatkan bahwa studi ini hanya menunjukkan hubungan antar faktor, tetapi tidak membuktikan sebab-akibat. Mereka menekankan perlunya studi lanjutan untuk menilai pengaruh faktor lain seperti gaya hidup, riwayat keluarga dengan kanker ginjal, dan sumber paparan arsenik lainnya.
Namun, berdasarkan temuan ini, para peneliti menyerukan regulasi yang lebih ketat dan intervensi kesehatan masyarakat yang terfokus.
"Temuan kami menunjukkan bahwa pengurangan paparan arsenik dapat menurunkan angka kejadian kanker ginjal. Hal ini dapat dicapai melalui pengawasan regulasi yang lebih baik dan intervensi kesehatan masyarakat yang terarah," kata Nishat Tasnim Hasan, salah satu peneliti yang terlibat.(*)
Jakarta (harianSIB.com)PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk dan Badan Gizi Nasional (BGN) menandatangani Nota Kesepahaman untuk mendukung Prog
Sergai (harianSIB.com)Dugaan pemalsuan putusan perkara peninjauan kembali (PK) Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) merebak. Adanya dug
Jakarta (harianSIB.com)Pemerintah Provinsi dan Kabupaten seluruh Indonesia kini tidak bisa lagi berlamalama dalam mengumumkan penetapan Upa
Jakarta (harianSIB.com)Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelontorkan anggaran Rp 81,6 triliun untuk kesejahteraan guru tahun depan. Anggaran
Jakarta (harianSIB.com)Sekitar 110,6 juta warga diprediksi melakukan perjalanan selama libur Natal dan tahun baru (nataru) 20242025. Predik