Kamis, 24 April 2025

Kenali Gejala Awal Kanker Getah Bening Sebelum Terlambat

Robert Banjarnahor - Sabtu, 28 September 2024 15:36 WIB
180 view
Kenali Gejala Awal Kanker Getah Bening Sebelum Terlambat
Ist/SNN
Ilustrasi gejala kanker getah bening.
Jakarta (harianSIB.com)

Berbagai penyakit serius sering menyerang tanpa kita sadari, bahkan bisa muncul secara tiba-tiba tanpa menunjukkan tanda-tanda awal. Misalnya saja, penyakit Kanker getah bening atau limfoma dimana penyakit ini sering kali tidak terdiagnosis dengan akurat, sehingga penyakit ini sering baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.

Limfoma merupakan salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, yang merupakan bagian vital dari sistem kekebalan tubuh manusia. Ada dua jenis utama limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin.

Di Indonesia, kesadaran mengenai limfoma hodgkin masih sangat rendah. Gejala-gejalanya yang tidak spesifik sering kali membuat penyakit ini sulit dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker setelah penyakitnya mencapai tahap lanjut.

Baca Juga:

Dijelaskan oleh dr.Andhika Rachman Sp.PD-KHOM, limfoma hodgkin adalah penyakit 1000 wajah, alias kerap memiliki gejala penyakit lain.

"Paling sering didiagnosis sebagai TB kelenjar. Ada juga didiagnosis saraf kejepit bahkan gagal ginjal akut," jelas dr. Andhika dalam acara media bertajuk "Kenali Limfoma Hodgkin" di Jakarta, 26 September 2024, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga:

Ia memaparkan, yang membedakan limfoma dengan TB (tuberkulosis) kelenjar adalah pemberian obat TB akan membuat kondisi pasien semakin baik.

"Kalau tidak membaik juga perlu dicurigai limfoma," ujar pakar hematologi onkologi ini.

Intan Khasanah, seorang penyintas Limfoma Hodgkin, menceritakan betapa panjang dan sulitnya perjalanan yang ia tempuh sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis yang tepat.

"Awalnya, saya didiagnosis TB setelah melalui pemeriksaan biopsi. Saat itu ada 2 benjolan seukuran kelereng yang muncul di leher kanan saya persis setelah saya terkena demam tinggi selama 3 hari," katanya.

Selama 8 bulan Intan rutin minum obat sembari melakukan kontrol ke rumah sakit. Namun semakin lama kondisi saya malah semakin parah, hingga koma dan masuk ICU.

"Ternyata ketika saya melakukan pengecekan ulang di dokter dan RS berbeda, diagnosis yang muncul adalah Limfoma Hodgkin, dan saat itu sudah terlanjur stadium 4," katanya.

Ditambahkan oleh dr.Andhika, masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala seperti munculnya benjolan di area kelenjar getah bening, yang dapat disertai dengan gejala sistemik yang kita sebut sebagai B symptoms yang meliputi demam lebih dari 38 derajat celcius tanpa penyebab yang jelas, keringat berlebih di malam hari, serta berat badan turun tanpa diet dan penyakit lain.

"Apabila mengalami gejala seperti itu, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh," katanya.

Perjalanan panjang para pasien untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan menjalani pengobatan yang tepat menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh mereka yang berjuang melawan kanker, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga secara finansial dan mental.

Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia Shinta Carolina mengatakan, data menunjukkan 67 persen pasien limfoma merasakan adanya beban emosional. Mereka kerap mengalami ketakutan, depresi, dan rasa terisolasi setelah terdiagnosis kanker ini.

Emosi pasien semakin terbebani karena mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi ke depan.

"Inilah yang perlu diedukasi lagi, tidak hanya untuk para penyintas dan keluarga, tetapi juga masyarakat luas. Dengan begitu, ketika mengalami beban emosional ini, mereka dapat berbagi dengan orang sekitarnya," katanya. (*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru