Kamis, 19 Desember 2024

Dokter Anak dan Kepala BKKBN Sebut Tak Ada Kaitan Obesitas pada Anak dengan AMDK Galon Guna Ulang

Donna Hutagalung - Senin, 12 Agustus 2024 21:40 WIB
368 view
Dokter Anak dan Kepala BKKBN Sebut Tak Ada Kaitan Obesitas pada Anak dengan AMDK Galon Guna Ulang
Foto: SNN/Int
Ilustrasi air mineral dalam kemasan galon
Jakarta (harianSIB.com)
Obesitas pada anak tidak ada kaitannya dengan konsumsi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat, melainkan lebih disebabkan oleh asupan makanan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik.

Hal ini ditegaskan Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

"Faktor utama penyebab obesitas pada anak adalah dua hal, yaitu asupan makanan yang berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, tidak ada kaitannya dengan air minum galon Polikarbonat," ujar Prof. Rini dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Baca Juga:

Prof. Rini menjelaskan, asupan makanan pada anak seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan usia mereka. Pada anak prasekolah, kebutuhan kalori berkisar antara 100-110 kalori per kilogram berat badan ideal.

Sementara itu, anak usia sekolah disarankan untuk melakukan aktivitas fisik selama 30-60 menit per hari, setidaknya tiga kali seminggu, yang biasanya berupa aktivitas aerobik. Ia juga menambahkan bahwa faktor genetik dapat memainkan peran dalam risiko anak menjadi obesitas.

Baca Juga:

Selain itu, Prof. Rini menekankan bahwa air, secara umum, tidak mengandung komponen yang berisiko menyebabkan obesitas.

"Secara ilmiah, tidak ada hubungan antara obesitas pada anak dengan konsumsi air minum galon Polikarbonat," tegasnya.

Senada dengan Prof. Rini, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada berita-berita yang menyudutkan AMDK galon Polikarbonat.

"Sebelum ada rekomendasi resmi dari para ahli, jangan langsung percaya pada isu-isu tersebut," ujarnya.



Menurut Dr. Hasto, dalam dunia kedokteran, makanan atau minuman dianggap merugikan jika telah terbukti melalui meta-analisis atau tinjauan statistik lintas penelitian. Namun, hingga kini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa air galon Polikarbonat berbahaya.

"Selama belum ada rekomendasi dari kolegium yang berwenang, kita tidak bisa menyatakan bahwa air galon Polikarbonat harus dihindari," tambahnya.

Dr. Hasto menegaskan pentingnya bukti-bukti kuat sebelum mengambil keputusan terkait keamanan suatu produk.

"Kita selalu berpegang pada evidence-based medicine yang didukung oleh penelitian luas dan telah terbukti di berbagai wilayah. Tanpa bukti yang kuat, kita tidak bisa menganggap suatu produk berbahaya," tuturnya.

Dengan demikian, isu bahwa air galon Polikarbonat dapat menyebabkan obesitas pada anak belum terbukti kebenarannya dan tidak dapat dijadikan dasar untuk melakukan pelarangan. (*)

Editor
: Donna Hutagalung
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru