Selasa, 11 Februari 2025

Ramai Fenomena Bocil Cuci Darah, Apa Kata RSCM ?

Robert Banjarnahor - Jumat, 26 Juli 2024 09:56 WIB
288 view
Ramai Fenomena Bocil Cuci Darah, Apa Kata RSCM ?
(Istockphoto/Akiromaru)
Ilustrasi. RSCM buka suara soal fenomena bocil cuci darah di sana.
Jakarta (harianSIB.com)
Fenomena "bocil cuci darah" di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memang menjadi perbincangan hangat di media sosial. Biasanya, istilah ini merujuk pada anak-anak yang menjalani terapi cuci darah (dialisis) di rumah sakit tersebut akibat terjadinya masalah di ginjal.

Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak di RSCM Eka Laksmi Hidayati membenarkan RSCM membuka layanan cuci darah untuk anak dan pasien, tetapi bukan hanya berasal dari Jakarta, tapi juga dari luar Pulau Jawa.

Menurut Eka Laksmi Hidayati, saat ini total yang ditangani untuk pasien anak yang melakukan cuci darah di RSCM ada sekitar 60 pasien. "Rata-rata usia 12 tahun ke atas jadi memang masuk kategori remaja," kata Eka secara live di akun instagram RSCM Official, Kamis (25/7), dilansir dari CNN Indonesia.

Baca Juga:

Jadwal cuci darah pasien anak dan remaja ini, jelasnya, juga beragam. Ada yang memang rutin satu atau dua pekan sekali, tapi ada juga yang menjalaninya satu bulan sekali.

Eka Laksmi pun memastikan fenomena bocil cuci darah di RSCM kali ini tidak terkait dengan peristiwa gagal ginjal akibat obat sirup mengandung etilen glikol beberapa waktu lalu.

Baca Juga:

Dikatakan, masalahnya macam-macam. Ada yang gagal ginjal bawaan lahir, ada yang di ginjalnya sejak lahir tumbuh kista banyak jadi fungsi ginjal terganggu. Ada yang lahir dengan ginjal sebelah tapi yang sebelah juga ginjalnya tidak sehat. "Jadi tidak ada hubungan dengan kasus tahun lalu," tegasnya.

Soal banyak pasien yang akhirnya dirujuk ke RSCM hingga terlihat melonjak, sebut Eka, karena tidak semua rumah sakit menyediakan layanan cuci darah atau hemodialisa.

" Karena memang tidak semua provinsi memiliki fasilitas ini, sehingga banyak pasien dirujuk kemari ," kata Eka. (*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru