Sabtu, 21 Desember 2024

Nyanyian Religi Robert Benedictus hingga ke Pelosok Perbatasan Antarnegara

Redaksi - Selasa, 09 Januari 2024 10:50 WIB
363 view
Nyanyian Religi Robert Benedictus hingga ke Pelosok Perbatasan Antarnegara
(Foto: Dok Sumatera Berdoa)
Nyanyian Religi: Pdt Dr Robert Benedictus MA MTh dan istrinya Maria Alun bersama pengembala dan pimpinan gereja di Sabah, Malay
Sabah (SIB)
Pdt Dr Robert Benedictus MA MTh meninggalkan 2023 dengan tinta emas kebahagiaan. Ketua Umum Sumatera Berdoa itu melayani antarbenua hingga keliling dunia. Mulai dari Malaysia hingga Amerika Serikat.
Khusus pelayanan, dosen pasca sarjana di sekolah tinggi theologi terpopuler di Sumatera itu melakukannya dari satu wilayah terpencil ke pelosok perbatasan antarnegara. “Pdt Robert Benedictus bertolak ke Sabah,” demikian pemberitahuan di WAG para pendoa.
Sabah adalah salah satu dari 13 negara bagian di Malaysia. Meski sebagai negara bagian kedua terbesar di Malaysia setelah Sarawak, lokasi yang dikunjungi Pdt Robert Benedictus tak segampang dalam prediksi banyak orang.
Dari Medan, harus melalui (sedikitnya) dua kali transit penerbangan udara. Sabah itu berada Kalimantan bagian terutara.
Dekat dari Bandar Seri Begawan ibu kota Brunei Darussalam dan lebih memungkinkan dijangkau dari Tawau yang berbatasan dengan Indonesia. “Lokasinya bagus. Maksudnya, gereja di Sabah itu bagus-bagus,” ceritanya saat mengisi doa pertama di 2024.
Yang dilayaninya adalah kelompok masyarakat dengan sejumlah latar belakang. Mulai dari China Malaysia hingga penduduk asli setempat. Hmm... tidak gampang melawat warga pribumi setempat untuk beribadah.
“Ternyata kerinduan warga setempat pada lawatan Yesus Kristus, sangat tinggi. Ini seperti muzijat,” urai pria yang mendapat muzijat langsung dari-Nya ketika tiba-tiba dinyatakan sembuh dari kanker tenggorokan tersebut.
Padahal, disebabkan vonis menderita penyakit mematikan tersebut, ia harus bedah dan kemoterapi. Dapat dibayangkan bagaimana kemo di tenggorokan bila dilakukan? Pasti menyakitkan.
“Saya yakinkan, kuasa-Nya menembus batas dan akal sehat manusia. Itulah sebabnya saya tetap mengatakan jangan berhenti berharap, jangan berhenti bermohon dan tetaplah berpegang pada-Nya... maka Ia melalui anaknya Tuhan Yesus Kristus akan menjawabnya,” tegas Pdt Robert Benedictus.
Atas dasar penerima muzijat dan merasakan kuasa-Nya, resolusi 2024 adalah semakin banyak yang terurapi karena kasih Yesus Kristus meski kenyataannya di Tanah Air sejumlah hal menjadi penghalang. Misalnya aksi intoleransi. “Tetapi jangan berhenti memuliakan-Nya. Jangan berhenti berharap. Berdoa. Tetap berpegang pada-Nya!” tutupnya mengutip nats Matius 18:20. (**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru