Senin, 10 Maret 2025

R N B Trio dan Hardoni Sitohang Komit Genre Religi dan Etnik

Redaksi - Minggu, 03 September 2023 10:04 WIB
422 view
R N B Trio dan Hardoni Sitohang Komit Genre Religi dan Etnik
Kolase/harianSIB.com
Hardoni Sihotang-Monica Sitompul
Medan (SIB)
Pesta Hari Ulang Tahun (HUT) ke-111 Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Medan yang kemudian dikenal HKBP Sudirman Medan bertabur artis. Di hari pertama, Sabtu (2/9), Hardoni Sihotang mengisi pentas besar dengan penampilan seruling dan tulila.
Ketua Panitia Ir Sihol Situmorang MM mengatakan, kehadiran artis donasi dari jemaat. “Selama dua hari, artis tampil. Tapi menampilkan juga talenta dari jemaat,” tegasnya didampingi, Wakil Ketua St Ir Sihar P Panjaitan MP, Bendahara Oktoberna br Sinurat SE, Wakil Bendahara St Rudianto Simanjuntak SH MH, Sekretaris Ir Romon Erik Parsaoran Sianipar IAI dan Wakil Sekretaris St Ir Ranto P Hutasoit serta dr Santa Martha Junisa Sianipar Sp OG.
Koordinator Sie Kegiatan Monica br Sitompul SH CNNH menambahkan, di hari kedua akan tampil R N B Trio. Grup berpersonelkan Reni Siregar, Nety Sihotang, Bernard Banjar Nahor dihadirkan partisipasi dari Ketua PASU Siska Sianturi.
Menurutnya, selain para artis nasional, ditampilkan talenta jemaat. Mulai dari tortor hingga tari modern berbasis etnik. “Ada Tortor Lansia, Tortor Naposo dan Tortor Sekolah Minggu. Maksudnya agar basis dari budaya etnik yang tumbuh bersama HKBP tetap lestari,” ujar perempuan pejamat di Kementerian Keungan tersebut.
Ia menambahkan, sama seperti di hari pertama, di puncak kegiatan pada hari penutupan adalah pencabutan nomor keberuntungan. “Hadiahnya beragam. Jika di hari pertama difasilitasi sejumlah pihak, pada penutupan adalah donasi jemaat,” tandas Sihol Situmorang.
Monica Sitompul mengurai, sedikitnya da 45 hadiah. Hadiahnya 2 unit sepedamotor Honda Scoopy, 3 unit sepeda lipat London Taxi, 1 unit AC merek Carrier, 1 unit kulkas, 2 unit TV merek LG ukuran 40 inci, 2 microvawe, 2 air frier, 1 kompor gas dan 8 rice cooker. “Setiap jemaat beroleh kupon keberuntungan itu,” tutupnya.
***
Pada penampilannya, Hardoni Sitohang menampilkan sejumlah nomor lagu berbasis religi. Termasuk lagu yang penuh poda.
Hardoni Sitohang lahir dari keluarga pemusik tradisional Batak Toba, pada tanggal 23 April 1978 di desa Harian Boho, di sebuah desa tepat di tepi Danau Toba yang indah, Kabupaten Samosir, Sumatera.
Sejak usia 5 tahun hingga menamatkan SMA sudah dibawa orangtuanya Guntur Sitohang dan ibunya Tiamsa Habeahan dalam kegiatan berkesenian mulai tingkat Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi dalam berbagai acara.
Dari daerah kemudia ke luar kota hingga sampai ke Jakarta. Pada 1990 Safari Martabe di Jakarta dalam usia yang sangat muda,
Sejak di Universitas Negeri Medan Program Seni Musik hingga lulus Sarjana, ia telah menjelajahi beberapa negara Asia dan Eropa seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Cina, Australia, Jerman, Belanda dan Perancis untuk bermasin musik.
Dia juga pernah mengajar musik tradisional Batak Toba di Universitas Utara Malaysia (UUM) pada tahun 2003 selama 4 bulan. Malaysia adalah negara tetangga yang paling sering dikunjungi Hardoni untuk berkesenian, karena hampir setiap tahun semenjak tahun 2001 hingga sekarang.
Tulila lebih pendek dari seruling. Hardoni Sitohang tak sekadar menampilkan tapi melestarikannya. Mulai dari tampil di pentas hingga meluncurkan album lagu-lagu Rohani dengan iringan alat musik tersebut. “Tujuan saya untuk mengangkat album Tulila ini adalah agar masyarakat lebih banyak mengetahui dan memainkan alat musik ini,” ungkapnya.
Pada 25 Agustus 2016 dia membuka mata Eropa ketika mengikuti Festival IMAGO di Ljubiana, Austria sekaligus memenuhi undangan sahabat-sahabat Vicky Sianipar musisi dari Austria seperti Herman Delago dan Tasha Band. “Terima kasih sebab tulila ditampilkan di acara yagn agung ini. Harapannya tak sekadar memberi hiburan tapi menjadi pembelajaran untuk pelestarian,” ujarnya sesuai pementasan di HUT Gereja HKBP Medan. (Instagram /R10/r)


Sumber
: Koran SIB
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru