Deliserdang (SIB)
Pengerja gereja yang berwadah dalam Sara Christ of Grace Church (CGC) melestarikan karya-karya Ibu Gembala CGC Ps Sinta Bertua Pasaribu. Di akun di sejumlah platform dengan nama Putri Sion Airo, karya religi tersebut dipublikasi rutin.
Minimal sekali dalam sepekan. Pada Sabtu (27/8), satu karya tersebut disenandungkan perempuan pengasih yang nyawanya direnggut virus Corona. “Kami CGC Sara mengategorikan karya tersebut sebagai yang agung. Selain bernapas religi, juga untuk menjamah jiwa-jiwa agar semakin memuliakan-Nya,” ujar Koordinator Ibu SARA CGC Juliana Simatupang ST saat memeringati setahun wafatnya Ibu Gembala Christ of Grace Church Ps Sinta Bertua Pasaribu yang ditandai dengan peresmian patung amarhumah di Nirvana Memorial Park Medan di Pancurbatu - Deliserdang.
Satu dari sejumlah kidung ciptaan almarhumah, terinspirasi dari Mazmur 121. Kidung tersebut sangat tepat dengan momentum ziarah. “Dalam lagu itu ada jiwa-jiwa tercerahkan. Itulah kami,” kenang istri Kasat Lantas Polres Sibolga AKP Nathanael Suprihanto itu.
Ev Binsar Sirait yang berkhotbah di kebaktian itu memberi ragam hati hamba Ibu Gembala. Contohnya bagi sembako dan masker untuk masyarakat saat pandemi Covid-19 mulai mewabah. “Hal-hal kecil, tapi monumental. Tapi karena cinta-Nya pada Ibu Gembala, ia memanggil orang pilihan,” kenangnya.
Hal serupa dirasakan para diaken. Di antaranya drg Alfred Pasaribu, Natanael Suptihanto SH, Ev Binsar Sirait, Gideon Ritonga dan Hendrik Manurung. “Ibu Gembala memosikan diri sebagai hamba. Bahkan untuk urusan terkecil jemaatnya, diperhatikan,” ujar Alfred Pasaribu yang karena ingin melayani-Nya “dimutasi” oleh almarhumah dari Nias ke Medan.
Anggota Sara GCG juga merasakan. Seperti Lestari Tambunan, Maria Halawa, Evelyn Sirait, Ernida Sianipar, Julianti Ginting, Ester Pasaribu dan Lister simatupang. Saat membawakan kidung ciptaan almarhumah diiringi tim musik dikoordinatori Sumihar Siburian masing-masing trans. “Bahkan ketika saya mengedit video, saya merasa Ibu Gembala duduk dan menuntun. Ini benar-benar muzizat,” tambah Alfred Pasaribu.
Kematian Ibu Gembala, bagi Sara GCG justru semakin menguatkan memuliakan-Nya. Kaum ibu terus membuka pelayanan, tetap mengibarkan panji-panji Sara GCG dan tetap berbagi. “Tentu kami mendoakan kesehatan Bapa Gembala Ps Sr Rajamin Sirait,” tutup Juliana Simatupang. (Facebook/R10/f)