Cimahi (SIB)
Arsiniya Dance memukau pengunjung, khususnya yang mengikuti acara adat di Pusdik Armed TNI-AD Baros Cimahi, Jumat (12/2). Saat itu menyuguhkan tortor diiringi musik tradisional. Penarinya dibalut busana modifikasi tradisi dan modern. “Ulos yang didesign jadi busana, dari tenunan puluhan bahkan ratusan tahun lalu,†cerita Martinah Lambok Siahaan, pengelola sanggar seni tersebut via pesan singkatnya.
Keeksotikan ulos dengan warna alami membuat seorang pengunjung terkesima. Undangan itu mengaitkan dengan kepercayaan tradisi yang lahir di bona pasogit. “Apapun namanya, kapanpun ditenun, ulos adalah bagian menyatu dengan Bangso Batak. Saya bangga dengannya,†ujar perempuan yang menghabiskan masa kanak dan remaja di Jalan Gaharu Gg Sidomulyo Medan - Sumut tersebut.
Menegaskan hasrat melestarikan seni tradisi, Arsiniya Dance mengadopsi seluruh warisan leluhur. Ketika tampil bersamaan Imlek, suguhan dikaitkan dengan perayaan Tahun Baru Tiongkok tersebut. Minimal melalui pernak-pernik dan warna ornamen.
***
Arsiniya Dance dikibarkan 2006 dari akronim ‘Karya Seni dan Budaya’ dengan 4 penari pertama yang bergabung yakni Marta, Rossy, Lony dan Lidya. Pasang surut industri kreatif dilalui hingga sanggar memiliki nama besar di ibu kota Jawa Barat. Saat ini, tak sah rasanya bila pesta adat tidak menampilkan personel sanggar tersebut.
Anggota pun beragam. Saat tampil di Imlek 2573 Kongzili, contohnya ditampilkan penari lintasetnis. Mereka adalah Marta Sitorus, Rosa dan Astri. Arsiniya Dance yang bermarkas di Jalan Kusuma Wangi no 15 . Komplek Vijaya Kusuma Cibiru Bandung menjadi wadah pelestari seni etnik. “Saya ikut melestarikan ulos,†tambah Matinah Siahaan yang merasa bahagia bila berhasil mengajak dan melatih warga dari etnis lain memahami tortor termasuk menyelami filosofi Bangso Batak. (T/R10/f)
Koreografi Etnik : Personel Arsiniya Dance menyuguhkan koreografi etnik Martinah Siahaan di Pusdik Armed TNI-AD Baros Cimahi, Jumat (12/2). (Foto: Dok/FB)
Sumber
: Hariansib edisi cetak