Sabtu, 15 Maret 2025

Bunthora Situmorang Beroleh Mujizat Saat Ditinggal 2 Wanita Hebat

Redaksi - Kamis, 25 Juni 2020 17:42 WIB
11.321 view
Bunthora Situmorang Beroleh Mujizat Saat Ditinggal 2 Wanita Hebat
Dok/PemudaBatakBersatu
BUNTHORA SITUMORANG: DR HC Bunthora Situmorang bersama pelayat di depan peti mati berisi jasad istrinya, Patiana Br Naibaho yang menghadapNya pada Jumat (19/6). 
Jakarta (SIB)
DR HC Bunthora Situmorang beroleh mujizat saat ditinggal dua wanita hebat yang sangat memengaruhi hidupnya. Pertama ketika omaknya, Marisi Br Nainggolan, wafat lebih dari sepuluh tahun lalu. “Omakku mengembuskan napas terakhir di pangkuanku. Puji Tuhan, aku diberkati sangat dekat dengan perempuan yang sangat kuhormati sepanjang hidupnya,” ujar satu dari sedikit legenda musik pop etnik Indonesia tersebut, Rabu (24/6) sepulang ziarah di TPU Pondok Ranggon - Jakarta Timur dan kebaktian hari ke-7 di makam istrinya, Patiana Br Naibaho yang menghadapNya pada Jumat (19/6).

Kedua, tatkala perempuan terkasihnya berangkat ke rumah Bapa. “Saat omak anak-anakku mengembuskan napas terakhir, aku berada di sisinya dan memeluk erat tangannya. Puji Tuhan, aku yang terakhir kali mengucapkan selamat jalan ke rumah Bapa di surga,” kenang pria yang menjelang 80 tahun itu.

Kegembiranya karena permintaan-permintaan Marisi Br Nainggolan dan Patiana Br Naibaho terpenuhi. Yang paling berkesan, saat prosesi pengebumian, ia membawakan lagu kesukaan dua perempuan tersebut. Lebih 10 tahun lalu, ia berkidung ‘Naro Pandaoni Bolon Ni’ sebagai lagu favorit omaknya. Kemudian membawakan ‘Saputangan Na Marsapilu’ yang sangat digemari istrinya. “Aku ingin membimbing anak, boru dan pahoppu. Jangan menangisi kepergian orang yang dicintai ketika Tuhan Yesus menuntun ke rumah Bapa,” kenangnya.

***
Sebagaimana diberitakan, Patiana Br Naibaho menghadapNya setelah tujuh tahun berjuang melawan kanker serviks. Jauh sebelum divonis menderita penyakit mematikan, sang istri selalu mengatakan ingin sehidup-semati dengan Bunthora Situmorang. Paling tidak, almarhumah tak ikhlas melihat mantan personel Trio Lasidos â€" bersama Jack Marpaung dan Hilman Padang â€" menghadapNya lebih dahulu. “Ucapan yang paling membekas, omak anak-anakku mengatakan, ia ingin lebih dulu ke rumah Bapa untuk menyiapkan tempat untuk orang-orang yang dicintainya,” kenangnya.

Kehidupan biduan yang hampir 55 tahun berkarya di industri hiburan Tanah Air itu bermula ketika mengenal seorang perempuan kelahiran Bakkara, 14 April 1952. Perempuan itu cantik’ luwes dan berkepribadian, memiliki jiwa seperti malaikat. Lembut, manja, kuat iman dan ngemong.

Tatkala berjanji setia dalam pemberkatan pernikahan pada April 1971, Marisi Br Nainggolan membisikkan pada anaknya untuk merawat sepenuh hati Patiana Br Naibaho. Dari pernikahan itu, Bunthora Situmorang beroleh 4 buah hati dan 7 cucu.

Dalam perjalanan sebagai pendamping, almarhumah tidak pernah mencemburui suaminya yang biduan terkenal. Kadang, berbulan-bulan harus berpisah karena padatnya agenda tur show Trio Lasidos, Patiana Br Naibaho tidak komplain. “Ia tidak pernah bertanya berapa jumlah yang dibawa pulang. Yang penting baginya, suaminya kembali ke tengah keluarga dalam kondisi sehat. Begitu jumpa, mengajak berdoa. Bersyukur,” kenangnya.

Ketika divonis kanker, almarhumah tidak down. Ia yang memberi tahu pada suami dan anaknya tentang penyakit tersebut. Untuk membunuh virus, ia rutin dan disiplin berobat. Ketika sakit mendera, Patiana Br Naibaho tak pernah mengeluh. “Aku tahu ia kesakitan, tapi justru dalam doanya ia minta agar keluarganya tabah,” paparnya.

Tujuh tahun terakhir tatkala kanker semakin mengakar, almarhumah semakin kuat dan berserah. Ia melarang suami dan anak-anak bersedih. “Anak dan boruku mengorbankan waktunya merawat omaknya. Bahkan, boruku Indah Dinamarina resign dari pekerjaannya dan berhenti dari kegiatan menyanyi. Padahal suaranya sangat indah,” ceritanya.

Hari-hati terakhir hidupnya, almarhumah tetap tak mau mengalah dari rasa sakti dan virus. Senyum ramahnya tetap mengembang hingga detik terahir hidupnya. Publik pun berduka. “Puji Tuhan, prosesi agama dan adat dipenuhi semuanya selama 4 hari persemayaman. Seluruh keluarga dapat berkumpul. Bahkan anakku, dr Osbon Luluando Situmorang yang bertugas di Sangatta - Kalimantan, dipermudah dalam perjalanan di masa pandemi Covid-19,” ceritanya.

Ia berterima kasih atas perhatian semua pihak, termasuk Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Pemuda Batak Bersatu Lambok F Sihombing SPd dan artis Batak yang memberi penghiburan pada pelayat selama prosesi. “Tuhan Yesus memberkati dan membalas semua kebaikan itu,” tutup Bunthora Situmorang. (T/R10/p)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru