Jakarta (SIB)Lebih dari 1.000 orang dilaporkan tewas di pesisir Suriah dalam bentrokan terburuk sejak penggulingan rezim Bashar al-Assad. Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa menyerukan
persatuan dan perdamaian nasional.
Dilansir AFP, Minggu (9/3), kekerasan terjadi pada hari Kamis antara pasukan keamanan baru dan loyalis pemerintah sebelumnya di sepanjang pantai Mediterania, di jantung minoritas Alawite tempat Assad berasal.
Kekerasan tersebut telah meningkat menjadi tantangan terbesar bagi pasukan pemerintah baru sejak koalisi yang dipimpin Islamis Sharaa menggulingkan Assad pada bulan Desember.
Baca Juga:
"Kita harus menjaga
persatuan nasional (dan) perdamaian sipil sebisa mungkin dan, Insyaallah, kita akan dapat hidup bersama di negara ini," kata Sharaa dari sebuah masjid di Damaskus.
Berdasarkan laporan lembaga Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights, sebanyak 745 warga sipil tewas di provinsi
Latakia dan
Tartus.
Baca Juga:
Observatory yang berpusat di Inggris mengatakan mereka tewas dalam 'eksekusi' yang dilakukan personel keamanan atau pejuang pro-pemerintah, disertai dengan "penjarahan rumah dan properti".
Pertempuran itu juga telah menewaskan 125 anggota pasukan keamanan dan 148 pejuang pro-Assad, menurut Observatory, sehingga jumlah korban tewas secara keseluruhan menjadi 1.018.
Kantor berita resmi
SANA melaporkan pasukan keamanan telah dikerahkan ke
Latakia, serta Jableh dan Baniyas di selatan, untuk memulihkan ketertiban.
Warga Baniyas Samir Haidar (67) mengatakan bahwa dua saudara laki-lakinya dan keponakannya dibunuh oleh "kelompok bersenjata" yang memasuki rumah-rumah penduduk, seraya menambahkan bahwa ada "orang asing di antara mereka".
Meskipun dirinya seorang Alawi, Haidar merupakan bagian dari oposisi sayap kiri terhadap Assad dan dipenjara selama lebih dari satu dekade di bawah kekuasaan mereka.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Hassan Abdul Ghani mengatakan pasukan keamanan telah "menerapkan kembali kendali" atas wilayah-wilayah yang telah menjadi sasaran serangan oleh para loyalis Assad.
"Dilarang keras mendekati rumah mana pun atau menyerang siapa pun yang berada di dalam rumah mereka," tambahnya dalam sebuah video yang diunggah oleh
SANA.
Menteri Pendidikan Nazir al-Qadri mengumumkan bahwa sekolah-sekolah akan tetap tutup pada hari Minggu dan Senin di provinsi
Latakia dan
Tartus karena "kondisi keamanan yang tidak stabil".
SANA juga melaporkan pemadaman listrik di seluruh provinsi
Latakia karena serangan terhadap jaringan listrik oleh para loyalis Assad.
Pembunuhan tersebut menyusul bentrokan yang dipicu oleh penangkapan seorang tersangka yang dicari di sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah Alawite, demikian dilaporkan Observatory.
rebut kendali
Sementara itu, pemerintah Suriah pada Sabtu (8/3) berhasil menguasai kembali sebagian besar wilayah yang sempat dilanda pergolakan akibat aksi para pendukung mantan pemimpin yang telah digulingkan, Bashar Assad, menurut laporan media resmi.
"Kami telah memulihkan kendali atas sebagian besar wilayah yang terdampak oleh kejahatan dan kekacauan yang disebabkan oleh sisa-sisa rezim lama," kata seorang sumber di Kementerian Pertahanan Suriah seperti dikutip kantor berita resmi
SANA.
Bersama Administrasi Keamanan Umum, kementerian itu telah menutup akses jalan menuju wilayah pesisir yang masih bergolak "untuk menjaga ketertiban, mencegah pelanggaran lebih lanjut, dan memastikan stabilitas kembali secara bertahap," kata sumber itu.
Seorang pejabat di badan intelijen tersebut mengatakan kepada
SANA bahwa lebih dari 200 kendaraan curian telah ditemukan di Kota Jableh, Provinsi
Latakia, dan sekitarnya.
Kendaraan-kendaraan itu diduga dicuri oleh para oportunis yang memanfaatkan kekacauan di kota tersebut, menurut pejabat itu.
Dia juga memastikan bahwa "sejumlah besar penjarah" telah ditangkap.
SANA melaporkan bahwa pasukan keamanan menyita "berbagai jenis senjata dan amunisi" di sebuah tempat persembunyian yang digunakan para pendukung Assad di
Latakia.
Pada Sabtu pagi, bentrokan sengit pecah antara pasukan Suriah dan pendukung Assad, yang sebelumnya menyerang rumah sakit di Kota
Latakia.
"Sisa-sisa rezim yang telah tumbang melancarkan serangan terhadap RS Nasional
Latakia, dan pasukan keamanan sedang menghadapi mereka," kata seorang sumber keamanan di
Latakia kepada
SANA.
Stasiun TV pemerintah juga melaporkan bahwa bentrokan hebat terjadi di sekitar RS Ibn Sina di
Latakia.
Serangkaian serangan terhadap fasilitas kesehatan di
Latakia dan
Tartus telah menelan korban jiwa dan luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Suriah pada Jumat.
Enam RS di daerah pedesaan
Latakia dan
Tartus diserang oleh kelompok pendukung Assad sehingga sejumlah orang tewas dan luka-luka, serta infrastruktur rusak parah.
Kementerian tersebut mengecam serangan terhadap rumah sakit dan menyebutnya "kejahatan terhadap kemanusiaan."
Serangan terhadap militer
Pada Jumat malam, Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan bahwa mereka berhasil menggagalkan serangan oleh sisa-sisa rezim lama terhadap markas komando Angkatan Laut Suriah di
Latakia.
Selama tiga hari terakhir, gangguan keamanan meningkat di wilayah pesisir Suriah setelah pendukung Assad menyergap patroli keamanan yang menewaskan 11 tentara Suriah.
Gayyas Delle, seorang komandan pasukan rezim lama yang terlibat dalam penyergapan itu, mengumumkan pembentukan dewan militer untuk menggulingkan pemerintah.
Bashar Assad, yang memimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember, yang mengakhiri kekuasaan Partai Baath sejak 1963.
Ahmed al-Sharaa, pemimpin pasukan anti-rezim yang menggulingkan Assad, ditetapkan sebagai presiden sementara pada 29 Januari. (**)