Kamis, 06 Maret 2025
* Minta Eksploitasi Ekosistem Dihentikan

190 Ribu Dukungan Tuntut Penyelamatan Orangutan di Batang Toru

* Petisi Disampaikan ke Menteri Kehutanan, Menteri ESDM dan Agincourt
Redaksi - Senin, 03 Maret 2025 09:39 WIB
261 view
190 Ribu Dukungan Tuntut Penyelamatan Orangutan di Batang Toru
Ist/SNN
Direktur Eksekutif WALHI Sumut Rianda Purba.
Medan(harianSIB.com)

Sebanyak 190.000 dukungan dari berbagai belahan dunia menuntut perlindungan dan penghentian eksploitasi ekosistem Batang Toru Sumatera Utara (Sumut).

Dukungan yang digalang melalui petisi itu diserahkan secara langsung oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Utara (WALHI Sumut) bersama WALHI Nasional dan Satya Bumi yang tergabung dalam Aliansi Tolak Tambang Martabe (Lantam) kepada Menteri Kehutanan, Menteri ESDM dan pimpinan Agincourt di Jakarta pada Kamis (27/2) seperti yang diberitakan Harian SIB.

Baca Juga:

Selain menyampaikan petisi, WALHI dan Satya Bumi juga melakukan aksi kreatif untuk menarik perhatian publik agar ikut mendukung gerakan penyelamatan Orangutan Tapanuli Sumatera Utara dan Biodiversitas (keanekaragaman hayati) di Ekosistem Batang Toru.


Direktur Eksekutif WALHI Sumut Rianda Purba, Sabtu (1/3) dalam siaran persnya dengan tegas menyatakan kekhawatiran atas dampak lingkungan yang diakibatkan oleh tambang emas Martabe. Ia menyoroti aktivitas tambang yang menyebabkan kerusakan yang sangat besar pada Ekosistem Batang Toru dan mengancam kelangsungan hidup Orangutan Tapanuli, salah satu spesies paling langka di dunia.

Baca Juga:

"Tambang emas Martabe terletak di jantung Ekosistem Batang Toru, yang merupakan habitat terakhir bagi Orangutan Tapanuli. Dengan populasi yang kurang dari 800 individu, spesies ini sangat rentan terhadap kepunahan," ujar Rianda.


Dijelaskan Rianda, menurut pantauan WALHI Sumut, dalam 15 tahun terakhir, deforestasi di sekitar tambang telah mencapai lebih dari 114 hektar dan telah menghilangkan hutan yang merupakan habitat penting bagi Orangutan Tapanuli.


Selain di Jakarta, aksi juga dilakukan serentak di Medan, di depan kantor United Tractors, dengan tuntutan yang sama.


Keberadaan Tambang Emas Martabe yang berlokasi di Kabupaten Tapanuli Selatan dinilai memperburuk kondisi lingkungan dan merusak habitat alami Orangutan Tapanuli serta mengganggu keseimbangan Ekosistem Batang Toru.


"Ekspansi tambang ini juga menyebabkan deforestasi yang signifikan. Orangutan Tapanuli merupakan spesies yang paling terisolasi di Pulau Sumatera, hanya ditemukan di lanskap Batang Toru yang mencakup wilayah Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan," katanya. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru