Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Selasa, 29 Juli 2025
Jelang KTT Eropa

Inggris Galang Dukungan ke Ukraina

* Beri Pinjaman Rp 47 T
Redaksi - Senin, 03 Maret 2025 09:33 WIB
359 view
Inggris Galang Dukungan ke Ukraina
Foto: AP/Christophe Ena, Pool
PERTEMUAN: Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri), Perdana Menteri Inggris Keir Starmer (tengah) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri pertemuan para pemimpin dalam KTT tentang Ukraina di Lancaster House di London, Minggu (2/3).
London(harianSIB.com)

Inggris akan menggelar konferensi tingkat tinggi negara-negara Eropa untuk menggalang dukungan kepada Ukraina. Inggris dan Perancis juga menggodok proposal gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia. Proposal itu akan diteruskan ke Amerika Serikat (AS).


KTT tersebut diadakan di Wisma Lancaster, bangunan berusia 200 tahun di dekat Istana Buckingham di London. Penyelenggaraannya pada Minggu (2/3) waktu setempat atau Senin (3/3) waktu Indonesia.

Baca Juga:

Selain Inggris dan Perancis, turut hadir para pemimpin dari Italia, Jerman, Belanda, Polandia, Skandinavia, Kanada, Spanyol, Ceko, dan Romania. Turki mengirim menteri luar negeri. Ada juga Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte dan jajaran pemimpin Komisi Eropa serta Dewan Eropa.


"Saya tidak yakin (Presiden Rusia Vladimir Putin) menginginkan perdamaian jangka panjang. Namun, saya yakin (Presiden Amerika Serikat Donald Trump) menginginkannya. Kita akan berdiskusi lagi dengan Trump," kata Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Baca Juga:

Langkah Inggris ini merupakan mitigasi dari perkembangan situasi terakhir yang kontraproduktif. Pada Jumat (28/2) waktu Washington DC, AS, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy datang dengan niat meneken perjanjian kerja sama logam tanah jarang.


Namun, yang terjadi malah "pengeroyokan" oleh Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance. Zelenskyy dituduh tidak tahu terima kasih kepada AS yang selama ini menyokong dana dan persenjataan.


Zelenskyy menginginkan, dengan diberinya AS akses kepada logam tanah jarang Ukraina, AS menjamin keamanan negara itu. Tanpa jaminan keamanan dari AS, Rusia dipastikan tidak menghentikan invasi.


Zelenskyy juga tersinggung Trump menolak mengakui fakta bahwa pada 24 Februari 2022, Rusia yang menginvasi Ukraina. Trump malah menyalahkan Ukraina tidak mau berdamai karena ngotot menginginkan kembalinya wilayah-wilayah yang diduduki Rusia. Akibatnya, Zelenskyy meninggalkan Washington DC dengan tangan hampa.


Zelenskyy melanjutkan perjalanan ke Inggris dan disambut hangat oleh Starmer. Starmer mengontak Presiden Perancis Emmanuel Macron. Mereka bersepakat, sebagai bemper, biar Perancis dan Inggris membantu Ukraina merumuskan proposal perdamaian.


Setelah jadi, baru proposal perdamaian Ukraina itu dibawa ke Washington DC. Bagaimanapun, keterlibatan AS sangat penting di dalam penghentian perang di Ukraina.


Gagasan mengenai KTT Eropa untuk Ukraina itu sendiri dilontarkan oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni setelah berita adu mulut di Gedung Putih tersiar. Meloni memilih tidak mengecam Trump dan mengajukan usulan bahwa Eropa harus duduk bersama menavigasi masalah ini.


Menurut Starmer, di dalam KTT akan dibahas mengenai kemungkinan membentuk pasukan perdamaian koalisi Eropa. Meskipun begitu, berdasarkan ketentuan internasional, hanya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang boleh mengirim pasukan perdamaian ke suatu negara. Starmer belum memberi keterangan lebih lanjut soal ini.


"Seperti terlihat di luar sana, masyarakat Inggris terus mendukung perjuangan Ukraina," kata Starmer.


Rachel Ellehuus, peneliti isu keamanan dan pertahanan dari Royal United Service Institute berpendapat, Starmer berusaha menjadi penengah. NATO dan negara-negara Barat tidak bisa terpecah di dalam menghadapi Rusia. Gencatan senjata antara Ukraina dan Rusia harus dilakukan berdasarkan hukum internasional yang berkeadilan, yaitu kejelasan pihak penyerang dan yang diserang.


Ellehuus menjelaskan, AS kini tidak bisa diandalkan untuk menjamin keamanan Ukraina sehingga Eropa harus mengambil porsi lebih besar. Di Eropa ada 200 miliar euro aset Rusia yang dibekukan. Uang ini bisa dialirkan untuk membantu Ukraina.


"KTT London harus memastikan posisi Ukraina tetap kuat di dalam pertempuran," kata Ellehuus. Hanya dengan cara itu perundingan bisa dilakukan dengan tidak condong ke Rusia.


Tambah anggaran
Berubahnya sikap AS menjadi condong ke Rusia membuat negara-negara Eropa berpikir meningkatkan anggaran pertahanan mereka. Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengatakan, setidaknya setiap negara Eropa harus menyisihkan 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) mereka. Inggris sudah memastikan meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2,5 persen dari PDB.


Sementara itu, London meminjamkan dana kepada Kyiv sebesar 2,8 miliar dollar AS. "Pinjaman ini dipakai untuk meningkatkan pertahanan Ukraina, khususnya produksi persenjataan. Pembayarannya diambil dari aset Rusia yang dibekukan," kata Zelenskyy, dikutip oleh The Hill.


Pendanaan untuk Ukraina dikumpulkan melalui Pendapatan Percepatan Luar Biasa (ERA) G7, perkumpulan tujuh negara terkaya di dunia. Dana terkumpul untuk Ukraina ada 50 miliar dollar AS.


Menurut Kementerian Keuangan Ukraina, Kyiv telah menerima 1 miliar dollar AS dari AS dan negara-negara Eropa. Selain itu, juga ada tambahan 3 miliar dollar AS dari lembaga Uni Eropa.


Apabila ditilik lebih mendalam, AS memang merupakan penyokong tunggal terbesar Ukraina. Data Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menunjukkan, untuk periode Januari 2022 sampai dengan Desember 2024, mereka telah mengucurkan 182,8 miliar dollar AS untuk Ukraina.


Lembaga kajian dari Jerman, Institut Kiel, mendata pada periode serupa, AS menopang 42,7 persen pembiayaan untuk Ukraina. Eropa menopang lebih besar, yaitu 49,5 persen. Akan tetapi, perlu diingat bahwa dana Eropa ini kumpulan dari banyak negara. Sisa 7,8 persen didanai oleh negara-negara lain, antara lain ialah Jepang dan Korea Selatan.


Beri Pinjaman
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memberi sambutan hangat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan itu dilakukan sehari setelah Zelensky terlibat cekcok heboh hingga diusir oleh Presiden AS Donald Trump.


Diberitakan AFP, Minggu (2/3), pertemuan itu dilakukan menjelang pertemuan puncak di London untuk membahas cara mendukung Ukraina memerangi pasukan Rusia. Starmer menegaskan kembali dukungannya untuk Kyiv.


"Dalam kemitraan dengan sekutu kami, kami harus mengintensifkan persiapan kami untuk elemen jaminan keamanan Eropa di samping diskusi berkelanjutan dengan Amerika Serikat," katanya dalam pernyataan yang disampaikan Sabtu (1/3) malam.


"Sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu guna menjamin hasil terbaik bagi Ukraina, melindungi keamanan Eropa, dan mengamankan masa depan kolektif kita," tambahnya.


Ukraina dan Inggris juga meneken perjanjian pinjaman sebesar GBP 2,26 miliar atau sekira Rp 47,2 triliun. Uang itu dipinjamkan Inggris untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dilumpuhkan Ukraina.


"Dana tersebut akan diarahkan untuk produksi senjata di Ukraina," kata Zelensky lewat akun media sosialnya. "Ini adalah keadilan sejati, orang yang memulai perang harus menjadi orang yang membayar," sambungnya.


Zelensky dan Starmer bertemu secara tertutup selama sekitar 75 menit dan berpelukan lagi saat akan berpisah. Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu (2/3).


Zelensky akan menghadiri pembicaraan darurat di London dengan para pendukung Kyiv dari Eropa. Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.


Kini Ukraina bersiap menghadapi kemungkinan penghentian dukungan AS. Namun, Ukraina juga mulai mengincar aliansi yang lebih kuat dengan Eropa untuk melawan invasi Rusia.


Sebelumnya, perbedaan pendapat yang berubah menjadi perselisihan antara Trump dan Wakil Presiden JD Vance di satu pihak dan Volodymyr Zelensky di pihak lain telah membuat hubungan yang sudah retak dengan pemerintahan baru AS menjadi berantakan.


Diketahui, Amerika Serikat telah memberikan Ukraina 64 miliar euro (sekira 1.100 triliun) dalam bentuk bantuan militer sejak dimulainya invasi Rusia, menurut angka resmi. Namun Institut Kiel, badan penelitian ekonomi Jerman, mengatakan, dari 2022 hingga akhir 2024, Amerika Serikat memberikan total 114,2 miliar euro (sekira Rp 2.000 triliun) dalam bentuk bantuan keuangan, kemanusiaan, dan militer.


Sedangkan Uni Eropa dan masing-masing negara Eropa telah menyumbang sekira 132,3 miliar euro (setara Rp 2.275 triliun). Satu sumber militer Eropa sebelumnya mengatakan, situasi akan menjadi sangat rumit bagi Ukraina pada Mei atau Juni tanpa dukungan baru AS di samping apa yang telah dijanjikan oleh pemerintahan AS sebelumnya.


Tetapi, seorang sumber di kepresidenan Ukraina mengatakan setelah pertengkaran antara Zelensky dan para pemimpin AS pada Jumat (28/2), aliansi baru dengan negara-negara Eropa akan melindungi kebebasan, demokrasi, dan nilai-nilai bersama.


Diketahui, sekutu-sekutu Ukraina di Eropa bersatu di belakang Zelensky setelah pertengkaran Trump, menjelang pertemuan puncak di London yang menurut Downing Street akan difokuskan pada upaya untuk memastikan perdamaian yang adil dan abadi.


Banyak warga Ukraina yang menyuarakan dukungan untuk Zelensky, memujinya karena membela negaranya. Namun anggota parlemen oposisi Oleksiy Goncharenko juga mengkritik Presiden Zelensky dengan mengatakan bahwa berdebat dengan Trump di depan media adalah suatu kebodohan.


"Kita telah melihat berakhirnya hubungan kita dengan Trump saat ini," katanya, memperingatkan bahwa penghentian bantuan militer AS dapat memiliki konsekuensi yang sangat buruk. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru