
PT Jakarta: Harvey Moeis dkk Wajib Diadili di Pengadilan Lingkungan
Jakarta (harianSIB.com)Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta menyatakan, kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan ilegal di
Kasus penipuanmodus bisa loloskan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) kembali terjadi yang mencoreng wajah kepolisian Sumatera Utara karena dilakukan oknum polisi kepada rekannya sesama polisi.
Oknum polisi yang bertugas di Ditresnarkoba Polda Sumut, Ipda RS diduga melakukan penipuan dan penggelapan terhadap teman satu angkatannya di Bintara, berinisial SS dilaporkan ke Polda Sumut dengan nomor laporan STTLP/B/1430/X/2024/SPKT /Polda Sumut.
Baca Juga:
Kuasa hukum SS, yakni Olsen L Tobing menyampaikan kasus tersebut berawal terlapor Ipda RS yang merupakan rekannya menawarkan bisa meloloskan SIP kepada SS.
"Pada Desember 2023 itu, Ipda RS yang baru saja lulus SIP menghubungi korban SS yang juga merupakan teman satu angkatannya di Bintara Polri. Dia bilang sama klien kami, bisa mengurus untuk masuk SIP," ujarnya, Kamis (20/2/2025).
Baca Juga:
Saat berkomunikasi dengan korban SS, Ipda RS mengaku bisa mengurus atau membantu korban agar bisa lulus jadi perwira polisi. Dengan persyaratan korban harus membayar uang sebesar Rp 600 juta.
"Namun kata Ipda RS ini harus menyerahkan uang sebesar Rp 600 juta rupiah. Kemudian, klien kami mengirimkan uang tersebut pada Desember 2023," terangnya.
Pasca penyerahan uang, korban SS menunggu hasil seleksi penerimaan SIP Polda Sumut sampai pengumuman pada April 2024 namun nama SS tidak keluar sebagai pemenang (tidak lulus seleksi).
"Klien kami tidak lulus seperti yang dijanjikan oleh Ipda RS. Kemudian korban SS mengkonfirmasi ke Ipda RS, dan Ipda RSS menyebut jika mau lulus harus menyetor 250 juta lagi," tambahnya.
Mendengar hal itu, korban SS kembali mentransfer uang sebesar Rp 250 juta kepada Ipda RSS pada bulan April dengan harapan namanya bisa keluar sebagai peserta lulus SIP.
"Namun hingga beberapa bulan kemudian, nama SS tidak juga kunjung keluar sebagai peserta yang lulus seleksi," ucapnya.
Mengetahui dirinya tidak lulus, SS berusaha meminta klarifikasi dari Ipda RS namun tidak kunjung mendapat penjelasan.
"Artinya, Ipda RS ini diduga menipu klien kami. Dia menjadi agen yang tidak jelas," imbuhnya. Akibat kejadian itu, SS mengalami total kerugian Rp 850 juta dan melaporkan Ipda RS ke Polda Sumut.
"Kami juga telah buat Laporan ke Ditreskrimum dan Bidang Propam Poldasu. Semoga pihak kepolisian yang menanganinya bekerja secara profesional," tandasnya.
Ipda RS yang berusaha dikonfirmasi harianSIB.com lewat pesan Whatsapp terkait dilaporkannya dirinya, tidak memberi jawaban.
Sementara itu, Kasubid Penmas Bidang Humas Polda Sumut Kompol Siti Rohani Tampubolon, mengatakan kasusnya masih penyelidikan.
"Prosesnya masih lidik. Yang bersangkutan masih aktif bekerja. Kita tunggulah prosesnya," imbuhnya.
Terpisah, Kabid Propam Polda Sumut, Kombes Pol Bambang Tertianto yang ditanya terkait adanya laporan ke Bid Propam, tidak menjawab. (*)
Jakarta (harianSIB.com)Majelis Hakim Pengadilan Tinggi (PT) Jakarta menyatakan, kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan ilegal di
Jakarta(harianSIB.com)Bareskrim Polri menemukan ada sertifikat tanah di wilayah pagar laut Bekasi, Jawa Barat, yang digadaikan kepada bank s
Tapteng (harianSIB.com)Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah resmi membuka kegiatan Forum konsultasi publik dalam rangka penyempurna
Tapanuli Utara (harianSIB.com)Selama 10 hari Operasi Keselamatan Toba 2025 di wilayah hukum Polres Taput, ditemukan 651 pelanggar aturan l
Labuhanbatu (harianSIB.com)Tim Operasional Unit Reskrim Polsek Aeknatas, Resor Labuhanbatu, menggerebek transaksi Narkoba di Dusun Kongsiana