Senin, 03 Februari 2025
* 10.000 Puskesmas dan 15.000 Klinik Disiapkan

Skrining Kesehatan Mental Gratis

* Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah Tiap Tahun Ajaran Baru
Redaksi - Senin, 03 Februari 2025 09:33 WIB
73 view
Skrining Kesehatan Mental Gratis
(Foto: Kompas/Syakirun Ni’am)
KONFERENSI PERS: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri atas) bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid (3 kiri atas), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti (2 kanan atas) dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan P

"Ada 250 ribuan sekolah, itu ada 56 jutaan orang (siswa)," tambah Budi.


Bagi anak sekolah, Budi menegaskan, cek kesehatan akan dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Cek kesehatan yang dilakukan juga berbeda-beda setiap jenjang pendidikannya.


"Kalau SD sebelas (tes), SMP 13 tes karena ada talasemia, kemudian SMA 12 (tes)," katanya lagi.

Baca Juga:

Mengutip laman Indonesia Baik Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), berbagai tes kesehatan yang akan dilalui anak sekolah yaitu: Thalasemia, Obesitas, Gigi dan Mulut, Diabetes Melitus, Kesehatan Jiwa.


Tes lebih rinci akan dijelaskan lebih lanjut Kemenkes dalam aturan terkait.

Baca Juga:

Catatan Penting
Bukan hanya kesehatan raga, Budi menegaskan, kesehatan jiwa juga akan dilakukan. Karena berdasarkan data survei kesehatan Indonesia tahun 2023 lalu, satu dari sepuluh rakyat Indonesia punya masalah kesehatan mental termasuk anak.


"Jadi kalau ada 280 juta, artinya kan ada 28 juta masyarakat di Indonesia yang memiliki kesehatan mental. Lucunya adalah screeningnya nggak pernah dilakukan. Jadi orang nggak tahu kalau dia punya masalah kesehatan mental," ungkap Budi.


Bagi anak-anak, banyak gangguan mental hadir sebagai akibat perundungan, kekerasan seksual. Sayangnya hal ini mungkin bisa tidak diketahui orang tua.


"Kadang-kadang orang tuanya nggak tahu, anaknya sendiri (juga) nggak tahu. Itu sebabnya mulai tahun ini kita akan lakukan screening," imbuhnya.


Setelah hasilnya diketahui, akan ada tindak lanjut yang akan dilakukan Kemenkes. Yakni memberikan terapi psikologis ataupun farmakologis (melalui obat).


"Screening kesehatan jiwa ini nggak pernah dilakukan. Tapi begitu kita lihat survei tahun lalu 28 juta orang itu punya masalah kesehatan jiwa, itu kita lakukan," tandasnya. (**)

Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru