Jakarta (harianSIB.com)
Ketua Umum
PDIP Megawati Soekarnoputri berbicara soal
program pembangunan 3 juta rumah untuk rakyat yang dicanangkan
Presiden Prabowo Subianto. Megawati mempertanyakan cara pembangunan proyek 3 juta rumah tersebut hingga cicilannya.
Hal itu diungkap Megawati dalam pidatonya di acara
HUT PDIP yang digelar di Sekolah Partai
PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1) seperti yang dilansir Harian SIB. Megawati mempertanyakan dasar program tersebut mulai lahan hingga anggaran.
Baca Juga:
"Kalau seperti mau bikin 3 juta rumah, saya hanya ingin tahu cara bangunnya gimana, tanahnya tanah sopo (siapa) kan gitu, cicilane piro (cicilannya berapa) dengan korelasinya apa, perekonomian kita gimana," kata Megawati.
Megawati mengungkit dirinya yang pernah menjabat presiden sehingga ingin tahu dasar program tersebut. Ia lalu menyatakan pernah mendapat penghargaan semasa menjabat presiden karena bisa menyelesaikan utang Dana Moneter Internasional (IMF).
Baca Juga:
"Jangan lupa loh, saya kan pernah presiden, semua urusannya saya itu selesai, saya dapat award loh, kenapa, loh ga tau loh? Karena bisa menyelesaikan utang IMF," ujarnya.
Kritik
Megawati juga mempertanyakan sejumlah slogan yang muncul di Indonesia saat ini. Ia tak ingin slogan yang semestinya dipedomani oleh rakyat Indonesia yakni, 'Indonesia Raya', tergerus.
Megawati awalnya mengingatkan bahwa sejatinya kehidupan saat ini dipikirkan demi keselamatan generasi ke depan.
"Kita ini tidak hidup untuk di sini saja, sekarang, bukan. Tapi jauh, for the future our nation. Jadi untuk apa? Demi keselamatan dan masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita, cicit-cicit, sopo-sopo segala macam. Karena kalau tidak begitu, siapa yang akan meneruskan, apakah hanya cari kekuasaan saja?" kata Megawati dalam pidatonya.
Megawati lalu menyinggung tagline yang bermunculan saat ini. Megawati menilai, tagline 'Indonesia Raya' kini memudar.
"Bahwa lisan ini bukan hanya sekadar untuk anak cucu kita, namun bagaimana Indonesia mencapai kejayaannya dan abadi sepanjang masa," kata Megawati.
"Saya sering kali bukan hanya berpikir, tapi suka melihat-lihat, senang lihat segala macam begitu. Terus saya pikirkan, kenapa kok ya banyak sekali tagline-tagline seperti, sepertinya kok orang lupa ya kita ini namanya Indonesia Raya, tapi saya mempertanyakan pada diri saya sendiri tolong dijawab oleh kalian," sambungnya.
Megawati lalu mengkritik tagline 'Indonesia Kerja' dan '
Indonesia Emas' yang menurutnya tak jelas. Ia menekankan yang terbaik tetaplah 'Indonesia Raya'.
"Lah, kok banyak sekali tagline seperti 'Indonesia Kerja', '
Indonesia Emas', dan lain-lain. Lah, itu kan tidak jelas, menurut saya loh. Dan saya dapat pertanggungjawabkan, lah maunya saya 'Indonesia Raya'. Nah, gitu," kata Megawati.
"Ada yang masih pesimis, 'apa bisa toh Bu?' loh, kok nggak bisa, belum apa-apa Indonesia ini kaya raya," imbuhnya.
Sentil KPKMegawati juga mengkritik
kinerja KPK, menilai KPK hanya menyasar kasus korupsi yang bersifat kecil.
Megawati awalnya bicara mengenai keprihatinannya terhadap kondisi hukum di Indonesia saat ini.
"Saya sekarang bingung hukum yang benar itu adanya di mana? Saya bikin MK, itu konstitusi toh, betul atau salah? Lah tapi kok dibikinnya koyo ngono nggak ada maruahnya gitu loh," kata Megawati.
Megawati lalu bicara mengenai andil dirinya dalam mendirikan KPK saat masih menjabat Presiden Indonesia. Megawati kemudian mengkritik
kinerja KPK yang hanya mengusut kasus korupsi kecil. Dia menantang KPK untuk mengusut kasus yang bernilai triliunan rupiah.
"Saya bikin KPK 'loh ngopo kok de'e hanya digoleki kroco-kroco ngono loh. Loh, mbok yang bener-bener ngono seng yang jumlahnya T, T, T, T, T, ngono loh'," katanya.
Megawati mengaku sadar pernyataannya ini akan memicu banyak kritik. Namun ia mengaku hanya ingin KPK bekerja dengan maksimal dalam memberantas korupsi di Indonesia.
"Nanti kalau saya ngomong gini, 'Tuh, Bu Mega hanya mengkritik saja, mengkritik saja', lah, ya nggak lah orang bener, orang bener. Saya ingin KPK itu yang bener, orang yang bikin saya juga. Bingung saya, kecuali orang lain," tutur Megawati.
Presiden RI ke-5 Indonesia ini mengatakan pendirian KPK tidak mudah. Megawati mengaku harus berselisih dengan banyak orang untuk mendirikan lembaga pemberantasan korupsi di Indonesia.
"Untuk menjadikan KPK itu dipikir gampang, nggak. Saya aja berantem dulu. Karena apa? Itu sifatnya ad hoc. Untuk apa? Itu tap untuk membantu yang namanya polisi dan kejaksaan karena di dalam menjalankan tugasnya itu tidak maksimal," pungkas Megawati.
Megawati juga menyebutkan, KPK hanya menyasar Sekjen
PDIP Hasto Kristiyanto, padahal ada banyak kasus lain.
Megawati mengatakan, banyak kasus lain yang tersangkanya juga sudah ditetapkan. Dia menuding KPK diam saja terkait kasus lainnya tersebut.
"Karena sebenarnya banyak yang malah sudah tersangka, tapi meneng wae," ucapnya.
Lebih lanjut, Megawati juga mengaku tidak melihat adanya perkembangan kasus Hasto Kristiyanto seperti yang diberitakan media-media. Dia juga bicara terkait kader
PDIP yang kini ketakutan.
KeluarMegawati juga meminta kader yang sudah tidak sejalan dengan partai untuk keluar. Megawati menjelaskan membentuk partai bukanlah hal yang mudah.
"Saya dapat award kenapa? Karena bisa menyelesaikan utang IMF. Waktu saya jadi presiden, saya bilang saya ini adalah presiden sampah," kata Megawati.
Megawati mengatakan, saat menjabat presiden, ia mampu menuntaskan tugas-tugas. Ia kemudian menyinggung, jika ada kader yang tak sejalan dengan
PDIP, dipersilakan keluar.
"Aduh, capek juga ya, partai, makanya Ibu tuh minta seluruh yang mendengarkan omongan Ibu, kalau nggak cocok sama
PDIP, keluar aja, gitu, gampang. Bukannya terus plintat-plintut gitu. Aku capek, tahu nggak, urusi orang plintat-plintut. Koyoknya
PDIP tapi neng burine ngomongnya opo ngono-ngono loh, cari aja partai lain," kata Megawati dalam pidato politiknya.
Ia mengatakan membuat partai politik bukan urusan yang mudah. Megawati meminta kader tegas jika ingin keluar dari partai.
Megawati berkelakar jangan sampai kader keluar saat ditakuti dengan hukum KPK. Ia heran dengan sikap demikian.
"Siapa yang mau keluar dari PDI? Ngomong, cepat tulis surat. Kok tumben nggak ada, entar tahu-tahu di belakang ada berita. 'Lo mau dicari lo sama KPK', 'Ah gue keluar dari PDI, keluar dari
PDIP', gile," imbuhnya.
UCAPKAN SELAMAT
Ditemui terpisah, Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga besar
PDIP.
"Ya saya mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-52 pada seluruh keluarga besar PDI Perjuangan yang hari ini ulang tahun," kata Jokowi kepada awak media saat ditemui di rumahnya, Sumber, Banjarsari, Solo, dilansir detikJateng, Jumat (10/1).
Sebagai informasi, Jokowi saat ini bukan lagi kader
PDIP setelah diberhentikan partai pada Desember 2024 lalu.
Kembali ke Jokowi. Saat ditanya mengenai harapan untuk
PDIP, ia enggan menjawab. Dia hanya menganggukkan kepala.
"Udah," ucapnya sembari menganggukkan kepala.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Dasco juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk partai berlambang banteng moncong putih itu.
Dasco mengunggah poster digital ucapan selamat HUT untuk
PDIP di akun resmi Instagramnya @sufmi_dasco seperti dikutip, Jumat (10/1). Poster itu bernuansa merah dengan tulisan 'HUT PDI Perjuangan ke-52'.
Pimpinan DPR RI ini me-mention akun Instagram sejumlah elite
PDIP mulai dari Puan Maharani, Bambang 'Pacul' Wuryanto, Masinton Pasaribu, Said Abdullah, Junimart Girsang, Henry Yoso, hingga Chico Hakim dalam unggahan tersebut.
"Mewakili keluarga besar Partai Gerindra, saya mengucapkan selamat hari ulang tahun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ke-52 tahun," kata Dasco dalam keterangan unggahannya.
"Bersama berjuang untuk Indonesia Raya," imbuh dia.
Tanggapan Berharga
Sementara itu, Wakil Menteri (Wamen) Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah menganggap apa yang disampaikan Megawati menjadi tanggapan berharga.
"Tanggapan seorang mantan presiden kepada program pemerintah pastilah merupakan sebuah tanggapan yang berharga," kata Fahri kepada wartawan, Jumat (10/1).
Fahri pun memberikan apresiasi kepada Megawati. Menurutnya, apa yang disampaikan Megawati merupakan masukan untuk pemerintah.
"Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mega atas segala masukannya kepada program pemerintah yang sejatinya adalah cita-cita bersama," ujar dia.(**)