Kamis, 26 Desember 2024

Zeira Salim Ritonga Prihatin Jalinsum Labura Macet Total 14 Jam Akibat Sungai Aek Natas Meluap

Firdaus Peranginangin - Selasa, 24 Desember 2024 16:07 WIB
377 view
Zeira Salim Ritonga Prihatin Jalinsum Labura Macet Total 14 Jam Akibat Sungai Aek Natas Meluap
Foto Dok/Zeira
Arus lalu-lintas di Jalan Jalinsum jurusan Labuhanbatu Utara (Labura) menuju Medan mengalami macet total selama 14 jam, akibat Sungai Aek Natas Labura meluap dan menggenangi jalan nasional tersebut, sejak Senin (23/12/2024) hingga Selasa (24/12/2024).
Medan (harianSIB.com)

Wakil Ketua Komisi A DPRD Sumut Zeira Salim Ritonga mengaku sangat prihatin melihat arus lalu-lintas di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) jurusan Labuhanbatu Utara (Labura) menuju Medan mengalami macet total selama 14 jam, akibat Sungai Aek Natas Labura meluap dan menggenangi jalan nasional tersebut, sejak Senin (23/12/2024) hingga Selasa (24/12/2024).

"Banjir yang menggenangi jalan membuat kemacetan panjang berkilo-kilo meter, persisnya di Kelurahan Bandar Durian, Kecamatan Aek Natas, mulai dari Bandar Durian hingga ke Kampung Pajak," tandas Zeira Salim Ritonga kepada wartawan, Selasa (24/12/2024) saat berada di lokasi macet hendak pulang ke Kota Medan.

Baca Juga:

Sekretaris DPW PKB Sumut ini menyebut banjir yang menyebabkan kemacetan arus lalu lintas ini, terjadi usai hujan deras terus mengguyur wilayah Kabupaten Labura sejak Minggu (22/12/2024) sore dan pada Senin malam banjir menggenangi jalan sudah mencapai ketinggian 50 cm.

Diakui Wakil Ketua Fraksi PKB ini, pada Selasa (24/12/2024) kendaraan sudah mulai bergerak, tetapi masih pelan karena banjir, sebab menjelang Natal dan Tahun Baru 2025 ini, jalur menuju Kota Medan tersebut semakin padat, sehingga sangat rawan terjadi kemacetan antrian panjang.

Baca Juga:

"Sekarang Jalinsum Labura menuju Medan sangat padat arus kendaraan, karena banyak masyarakat mudik ke kampung halamannya di Labura maupun ke Kota Medan untuk merayakan Natal dan Tahun Baru 2025, sehingga kendaraan menjadi berlapis-lapis, sehingga jalan dua arah semakin menyempit," tandas Zeira.

Menurut Zeira, kemacetan seperti ini kerap terjadi, ketika hujan turun lebat dan Sungai Aek Natas meluap menggenangi badan jalan maupun rumah penduduk dan bisa terjadi 3 - 4 kali setahun, sehingga pemerintah terus berupaya mengatasinya.

"Memang pemerintah saat ini sudah membuat tembok pecahan banjir, tapi belum juga bisa secara maksimal mengatasi banjir. Solusi satu-satunya mengatasi kemacetan ini, pemerintah perlu mempercepat atau segera menyambung jalan tol dari Kisaran menuju Kota Rantauprapat, agar banjir tidak lagi mengganggu arus lalu-lintas," tandas Zeira.(*).

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru