Kamis, 12 Desember 2024
Pilkada Sudah Selesai

Polri Ajak Masyarakat Hormati Keputusan KPU

* Wamenag Minta Peran Tokoh Agama Jaga Persatuan
Redaksi - Rabu, 11 Desember 2024 10:17 WIB
142 view
Polri Ajak Masyarakat Hormati Keputusan KPU
Foto: Rumondang/detikcom
Karo PID Divisi Humas Polri Brigjen Tjahyono Saputro

Upaya itu, kata dia, merupakan tanggungjawab seluruh pihak. Mulai dari tokoh masyarakat hingga organisasi-organisasi masyarakat di lingkungan.


"Di sini lah pentingnya peran dari tokoh-tokoh agama, ormas-ormas keagamaan, para ulama, para pendeta semuanya untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya kita menjaga persatuan dan kesatuan," kata Syafi'i di Hotel Grand Kemang Jakarta, Selasa (10/12).

Baca Juga:

Syafi'i mengatakan, masing-masing agama perlu untuk saling menghargai keberadaan penganut agama lain. Di samping itu, untuk menciptakan kondusifitas, kata dia, penganut agama tertentu tidak perlu meninggalkan ajaran agamanya.


"Sebenarnya masing-masing agama tidak perlu untuk saling menafikan perbedaan penganut agama yang berbeda," ujarnya.

Baca Juga:

Sebab, lanjut Syafi'i seluruh agama sejatinya memiliki visi yang sama. Yaitu menjalin persatuan dan kesatuan, menebarkan cinta kasih, menebarkan kasih sayang, dan tdak saling bermusuhan.


"Bahkan, saya berani menyimpulkan kalau ada satu tokoh agama, agama apapun dia, yang mengajarkan kebencian kepada penganut agama lain, pasti dia punya agenda sendiri yang patut kita curigai," ucap Syafi'i.


Oleh karena itu, mantan anggota DPR RI itu menyatakan pentingnya mendekatkan diri pada ajaran agama dan melaksanakannya Termasuk, memegang teguh nilai-nilai di dalamnya.


Baginya, adanya polarisasi pasca Pemilu wajar.


Syafi'i menyebut hal itu terjadi karena dua hal. Pertama perihal cara masyarakat dalam mendukung calonnya. Kedua karena adanya rasa tidak terima akan kekalahan calon yang didukung.


"Wajar kalau setelah pemilu terjadi polarisasi, karena masyarakat kan memberikan dukungan kepada calon masing-masing yang tentu berbeda antara yang satu dan yang lain," kata Syafi'i.


"Ini sesuatu yang bisa dipahami mungkin terjadi polarisasi menjadi permanen karena ketidakpuasan calonnya yang kalah, dan sebagainya," lanjut dia.


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru