Senin, 16 Desember 2024

Reog Ponorogo Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Dunia

Wilfred Manullang - Rabu, 04 Desember 2024 11:14 WIB
192 view
Reog Ponorogo Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Dunia
Foto: DOK KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
Festival Nasional Reog Ponorogo 2023, Aloon-Aloon Ponorogo, Jawa Timur, (15/7/2023).
Montevideo (harianSIB.com)
Warisan budaya Indonesia kembali mendapat pengakuan dunia. Reog Ponorogo akhirnya resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) dari Indonesia ke-14 yang diinskripsi ke dalam daftar WBTb UNESCO.

Pengakuan itu diberikan pada Sidang ke-19 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Paraguay yang menyetujui usulan Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan memasukkan Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage yang diakui oleh UNESCO.

Sidang tersebut digelar pada Selasa (3/12/2024). Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan keputusan Reog Ponorogo sebagai Intangible Cultural Heritage oleh UNESCO menjadi momen penting bagi Indonesia.

Baca Juga:

"Masuknya Reog Ponorogo sebagai sebuah representasi kekayaan warisan budaya Indonesia, yang memadukan keberanian, solidaritas, dan keindahan tradisi lokal ke dalam daftar WBTb UNESCO merupakan kebanggaan sekaligus pengingat tanggung jawab kolektif kita untuk menjaga dan mewariskannya kepada generasi mendatang," ujar Fadli saat menyampaikan sambutan virtual di hadapan anggota komite dan delegasi Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage ke-19 di Paraguay, seperti dikutip dari detikcom, Rabu (4/12/2024).

Untuk diketahui, Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan yang berasal dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mencerminkan harmoni antara tari, musik, dan mitologi. Seni ini menggambarkan keberanian, solidaritas, dan dedikasi yang telah menjadi identitas masyarakat Ponorogo selama berabad-abad. Reog juga merupakan simbol dari gotong royong, yang tercermin dalam proses kreatifnya, mulai dari pembuatan topeng hingga kolaborasi antara seniman, perajin, dan komunitas lokal.

Baca Juga:

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru