Rudy mengatakan bahwa lokasi Ibu Kota Nusantara yang berada di Kalimantan Timur juga menjadikan pemerintah provinsi memberikan dukungan penuh pada IKN.
"Ibu Kota Nusantara adalah wilayah otorita di bawah Presiden, jadi kami harus men-support kegiatan-kegiatan sehingga perlu mendapatkan advice dari
Jokowi, terutama berkaitan dengan akselerasi. Kami minta supaya bisa akselerasi untuk mendukung, men-support Kalimantan Timur yang saat ini menjadi etalasenya Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Simpan KTAMerespons pertanyaan soal statusnya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP),
Jokowi mengaku masih menyimpan kartu tanda anggota (KTA) PDIP.
Dilansir detikJateng, awalnya, wartawan bertanya soal status
Jokowi di PDIP.
"Kalau status Pak
Jokowi masih kader partai (PDIP) atau gimana, Pak?" tanya wartawan kepada
Jokowi saat ditemui di kediamannya di Sumber, Solo.
Jokowi tidak menjawab pertanyaan itu. Dia hanya melempar senyum.
Baca Juga:
Namun, saat ditanya apakah masih menyimpan KTA, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku masih menyimpannya.
"Ya, masih (disimpan KTA)," ucap
Jokowi singkat.
Kewenangan PartaiTerkait DPP PDIP memecat politikus Effendi Simbolon gegara bertemu dengannya, apa kata
Jokowi?
"Bertemu, kenapa bertemu?" kata
Jokowi.
Jokowi merespons pertanyaan mengenai alasan pemecatan yang dilakukan PDIP ke Effendi Simbolon setelah bertemu dengannya.
Mengenai pemecatan Effendi,
Jokowi menyebutkan bahwa hal itu merupakan kewenangan partai.
"Itu kewenangan partai," jawab
Jokowi singkat.
Diberitakan sebelumnya, DPP PDIP menjelaskan pertimbangan pihaknya memecat politikus Effendi Simbolon. PDIP mengatakan ada pertemuan antara Effendi Simbolon dan Presiden RI ke-7 Joko Widodo (
Jokowi) yang dinilai tak sejalan dengan prinsip partai.
Adapun peristiwa itu dikatakan juru bicara DPP PDIP, Aryo Seno Bagaskoro, terjadi saat Effendi menghadiri acara dukungan ke pasangan nomor urut 1
Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil dan Suswono, di Cempaka Putih, Senin (18/11). Hadir dalam acara itu Presiden
Jokowi hingga elite Partai Gerindra.
"Iya (peristiwa yang di Cempaka Putih). Itu yang utama," kata Seno dimintai konfirmasi, Minggu (1/12).
Seno mengatakan PDIP akhirnya mengambil langkah tegas lantaran pertemuan itu. Ia menyebutkan, jika pertemuan dengan tokoh selain
Jokowi, PDIP tak terlalu mempermasalahkan.
"Maka dalam case Pak Effendi Simbolon ini tidak pernah sekalipun partai tidak tegas dalam mengambil sikap apabila berkaitan dengan prinsip-prinsip. Nah, Pak Effendi Simbolon ini bertemu dan berkomunikasi dengan Pak
Jokowi," ujar Seno.
"Ini beda persoalan kalau dengan yang lain-lain, tokoh politik yang lain, tapi ini bertemu dengan Pak
Jokowi. Sebelum kemudian mengambil suatu langkah politik yang berbeda dengan rekomendasi partai," ungkapnya. (**)