Selasa, 24 Desember 2024

Tingkatkan Jumlah Pernikahan, Wanita Jepang Diminta Nikahi Pria di Pedesaan

Berikan Tiket ke Lokasi Kencan Rp 63,7 Juta
Wilfred Manullang - Sabtu, 31 Agustus 2024 20:26 WIB
441 view
Tingkatkan Jumlah Pernikahan, Wanita Jepang Diminta Nikahi Pria di Pedesaan
Foto: dok. Pixabay.com/Putu Elmira
Ilustrasi menikah
Tokyo (harianSIB.com)
Upaya Pemerintah Jepang meningkatkan jumlah pernikahan di luar kota besar gagal total.

Gagasan itu adalah meminta wanita Tokyo menikahi pria di daerah pedesaan. Pemerintah turun tangan untuk memberikan uang hingga tiket kereta api menuju ke tempat kencan.

Jumlah uang yang dibayarkan mencapai 600 ribu yen (Rp 63,7 jutaan). Tujuannya agar banyak wanita menikah dan menetap di luar kota Tokyo, sebagai upaya mengurangi kesenjangan gender di desa.

Baca Juga:

Upaya tersebut muncul karena banyak pedesaan yang mengalami krisis depopulasi. Bahkan beberapa kota kecil hampir tidak memiliki kelompok usia anak-anak.

Namun upaya tersebut akhirnya dibatalkan. Menteri bagian revitalisasi global, Hanako Jimi mengatakan meminta pejabat meninjau rencana itu.

Baca Juga:

Dia juga membantah laporan jumlah uang yang akan dibayarkan pada mereka yang mengikuti program tersebut, dikutip dari Channel News Asia dan dilansir CNBC Indonesia.com, Sabtu (31/8/2024).

Gagasan itu dikritik habis-habisan oleh banyak masyarakat Jepang. Mereka yang menggunakan media sosial menumpahkan rasa frustasinya pada upaya pemerintah tersebut.

Salah satu pengguna bahkan menyebut rencana itu menyiratkan wanita hanya dianggap berharga jika melahirkan seorang anak.

"Apakah mereka kira wanita mandiri, penuh motivasi dan berpendidikan di kota berpikir 'Jika saya menikah dengan pria lokal dan pindah ke pedesaan, saya akan mendapatkan 600 ribu yen! saya akan melakukannya'? Apakah mereka serius?" ujar seorang pengguna.

"Apakah mereka tidak mengerti ini jadi sesuatu yang dipikirkan orang-orang yang menganggap wanita hanya berharga jika mereka melahirkan," kata pengguna lain.

Sementara para kritikus melihat rencana pemerintah Jepang adalah hal biasa untuk negara dengan dominasi pria dan bidang lain. (*)

Editor
: Wilfred Manullang
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru