Medan (SIB)Geng motor dan
tawuran masih menjadi momok di Kota Medan dibahas dalam wawancara khusus Podcast SIBlah, seperti dilansir Harian SIB, Selasa (6/8) di Studio Podcast Harian SIB Jalan Brigjen Katamso Medan yang menghadirkan
Kapolrestabes Medan Kombes Teddy J.S Marbun sebagai narasumber.
Kapolrestabes MedanKombes Pol Teddy JS Marbun menyebutkan, tren
geng motor dan
tawuran menurun di tahun 2024.
"Jika kita bandingkan tahun 2023 dengan 2024, tren
geng motor dan
tawuran menurun," ujar Teddy.
Baca Juga:
Lanjutnya, pihaknya telah perintahkan kapolsek jajaran untuk menutup akses titik kumpul bagi para
geng motor tersebut.
"Tapi para
geng motor ini memantau pihak kepolisian, saat patroli dan akan kembali berkumpul seperti biasa usai patroli lewat," ucapnya.
Baca Juga:
Teddy menyebut sistim
geng motor sudah maju, sebelum
tawuran maka mereka melalui group WA atau sosial media mengajak
geng motor lainnya untuk
tawuran.
"Yang pasti patroli sudah dibuat agar mereka tidak
tawuran," tandasnya.
BERGESERSementara itu, Dosen FISIP Sosiologi USU Dr Dra Ria Manurung MSi menyebut, fenomena
geng motor dan
tawuran sudah lama ada dan diadopsi para anak muda.
Disebutnya, nilai kebenaran yang dianut sudah bergeser dimana tidak ada lagi nilai kebenaran yang universal.
"Kebenaran itu hanya ada pada komunitas-komunitas itu. Sebab salah bagi masyarakat, bagi komunitas belum tentu salah dan sebaliknya," jelasnya.
Ia mencontohkan, kasus
geng motor pada tahun 1999 dimana anak remaja yang merupakan ketua
geng motor memperkosa dan memasukkannya ke TV.
"Mereka anggap itu yang hebat. Dan yang mereka anggap hebat berbeda dengan kebenaran di masyarakat," katanya.
"Hal inilah yang mulai terjadi pada tahun 2000, saya sudah mengamati fenomena ini. Hal ini semakin ngetren karena semakin cepat aksesnya melalui online, sehingga terkesan tiba-tiba di masyarakat," tambahnya.
Ria menyebut, ada nilai-nilai yang bergeser sehingga maraknya
geng motor dan
tawuran tersebut.
"Kita harus memberitahukan kepada generasi ini, apa nilai kebenaran itu. Dari sisi keluarga, orang tua harus tegas menyampaikan mana yang benar dan mana yang salah. Sehingga para pelaku
geng motor dan
tawuran tidak lagi terombang ambing atas pengertian nilai yang benar," sebutnya.
Disebutkannya, tugas tersebut bukan hanya tugas keluarga, namun juga tokoh agama dan pemerintah sehingga nilai itu tidak abu- abu.
"Pemerintah juga harusnya menyediakan ruang untuk menyalurkan energi dari pelaku yang masih muda. Sediakan tempat mereka berekspresi menyalurkan energi bermotornya dan tempat lain seperti lapangan bola, bela diri dan lainnya," harapnya sembari menyebut dengan menyalurkan energi mereka ke hal positif akan menjadikan mereka jauh dari
geng motor dan
tawuran.
Gerak cepatLain halnya dengan anggota
DPRD Kota MedanRoby Barus SE MAP. Ia menyebut,
geng motor dan
tawuran sudah sangat meresahkan.
"Apalagi yang baru-baru ini. Yang jadi korban adalah anggota TNI. Kepada aparat saja mereka berani, bagaimana dengan masyarakat sipil?," tanyanya.
Ia menyebut para pelaku tidak lagi punya rasa manusiawi dan tidak ada rasa bersalah.
"Jadi harus dilakukan tindakan tegas dan terukur. Supaya ada efek jera," tegasnya.
Lanjutnya, jangan ditangkap lalu nanti lepas, sehingga para pelaku beranggapan jika ditangkap pun akan dilepas juga.
"Kita dukung kepolisian dalam menjaga keamanan kota Medan," ucapnya.
Untuk
tawuran, sebutnya menyangkut sisi ekonomi, penggunaan narkoba dan lainnya. Ia meminta pihak kepolisian untuk gerak cepat.
"Jangan seperti pemadam kebakaran, terbakar dulu baru semprot. Jangan, dari awal harus diinvestigasi penyebabnya apa, kenapa, dan solusinya seperti apa. Kepolisian cukup mengerti ini, karena ini pekerjaan mereka sehari-hari," urainya.
"Persoalan mau atau tidak aja ini. Kalau kurang personel ditambahlah. Berubahlah, makin majulah janganlah makin mundur pengamanan kita," tutupnya.
Sementara itu, Kombes Pol Tenddy berpesan agar orang tua lebih memperhatikan anaknya agar tidak terlibat dengan
geng motor dan
tawuran.
"Kami menghimbau kepada orangtua agar memperhatikan anaknya tidak keluar malam. Hal ini untuk menghindari tauran dan
geng motor yang tidak kita harapkan. Karena akan menimbulkan dampak tindak pidana yang memakan korban. Untuk para pelaku
tawuran dan
geng motor yang membawa sajam akan ditindak secara tegas agar bisa nemberi efek jera kepada para pelaku
geng motor dan
tawuran itu," pungkasnya. (**)