Wakil Menteri Hamas Tewas dalam Serangan Jalur Gaza

Jalur Gaza (harianSIB.com)
Wakil Menteri Tenaga Kerja Hamas, Ihab al-Ghusain, tewas dalam serangan militer Israel atas Sekolah Holy Family, sekolah yang dikelola PBB yang menampung keluarga-keluarga yang mengungsi menewaskan setidaknya empat orang.

Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan "daerah sekitar sekolah" di Gaza, dengan alasan bahwa kompleks sekolah tersebut digunakan sebagai tempat persembunyian militan dan juga menjadi lokasi pembuatan senjata Hamas.

Patriarkat Latin Yerusalem, yang memiliki sekolah tersebut, mengungkapkan bahwa ratusan warga sipil telah berlindung di sana sejak perang dimulai.

Baca Juga:

• Keluar dari Rumah Sakit, Paus Mendesak Israel Hentikan Serangan di Gaza
• Hamas Tidak Bebaskan Semua Sandera, Israel Ancam Buka Gerbang Neraka

"Patriarkat Latin mengecam dengan keras penargetan terhadap warga sipil atau tindakan bermusuhan apa pun yang tidak memastikan bahwa warga sipil tetap berada di luar zona pertempuran," kata badan gereja tersebut dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (8/7/2024).

Sehari sebelumnya, pihak berwenang di Gaza melaporkan bahwa setidaknya 16 orang tewas dan 75 lainnya terluka dalam serangan Israel pada sebuah sekolah yang dikelola oleh PBB pada hari Sabtu. Israel menyatakan bahwa serangan itu juga ditujukan pada militan yang bersembunyi di antara para pengungsi di sekolah Al-Jawni.

Baca Juga:

• Trump Sebut AS akan Ambil Alih Jalur Gaza
• Kemlu Jawab Kabar Hamas-RI Berunding Bahas Tampung Tawanan Israel

Militer Israel menuduh Hamas dan militan lainnya bersembunyi di sekolah, rumah sakit, dan infrastruktur sipil lainnya, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok tersebut.

Puluhan ribu penduduk Gaza telah mencari perlindungan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB di seluruh wilayah tersebut, dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, telah menyatakan kemarahan atas serangan yang berulang terhadap fasilitas mereka.

Juru bicara UNRWA, Juliette Touma, mengatakan bahwa lebih dari separuh, atau 190, dari fasilitas UNRWA telah terkena serangan - "beberapa lebih dari sekali" - dalam tanggapan militer terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober.

Setidaknya 196 pekerja UNRWA telah tewas, termasuk dua orang pada hari Sabtu. "Saat perang dimulai, kami menutup sekolah-sekolah dan mereka menjadi tempat penampungan," kata Touma.

Ada 450 "insiden" yang melibatkan bangunan UNRWA selama perang ini dan Touma menyebut kerusakan pada fasilitas yang dilindungi PBB dalam konflik Gaza ini sebagai "yang belum pernah terjadi dalam sejarah PBB." (*)