Jakarta (SIB)
Partai Hanura sejak 23 April hingga 11 Juni 2024 telah memberikan surat rekomendasi kepada 704 bakal calon kepala daerah untuk berkontestasi pada Pilkada 2024. Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah atau Ijeck mendapatkan rekomendasi Hanura untuk Pilgub Sumut 2024.
Sekjen Partai Hanura Benny Rhamdani seperti dilansir Koran SIB, menjelaskan bahwa rincian pemberian surat rekomendasi itu terdiri atas 73 bakal calon gubernur dan wakil gubernur, serta 631 bakal calon bupati-wakil bupati dan wali kota/wakil wali kota.
"Sebelum menerima surat rekomendasi, bakal calon kepala daerah terlebih dahulu mengikuti uji kelayakan dan kepatutan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai
Hanura," kata Benny dilansir Antara, Rabu (12/6).
Baca Juga:
Selanjutnya bakal calon kepala daerah yang telah menerima rekomendasi diberikan kesempatan selama satu bulan untuk menggenapi syarat minimal dukungan partai politik, yakni 20% kursi DPRD atau 25% total perolehan suara pada Pemilu 2024.
"Bakal calon yang telah mendapatkan pasangan dan dukungan minimal kursi 20% atau 25% total suara, selanjutnya akan diverifikasi dan divalidasi oleh TPPP (Tim Penjaringan, Penetapan, dan Pemenangan Pasangan) Pusat untuk diterbitkan surat keputusan," jelasnya.
Baca Juga:
Benny menambahkan, DPP
Hanura bersama dengan DPD dan DPC
Hanura akan membentuk tim pemenangan Pilkada 2024 untuk membantu memenangkan bakal pasangan calon yang telah menerima surat keputusan.
CongkakDilaporkan terpisah, Partai
Gerindra Sumut membalas pernyataan
Edy Rahmayadi yang siap melawan 'menantu malaikat' saat ditanya soal
Pilgub Sumut 2024. Partai
Gerindra Sumut menilai pernyataan itu tidak pantas disampaikan Edy.
Sekretaris
Gerindra Sumut Sugiat Santoso awalnya menyampaikan pernyataan Edy yang membawa-bawa malaikat dalam kontestasi
Pilgub Sumut 2024 sangat tidak pantas. Menurutnya, pernyataan tersebut tidak dapat dibenarkan dalam ajaran agama.
"Pertama, dalam ajaran agama apapun menyinggung malaikat tidak pantas. Apalagi ini terkait kontestasi politik di Sumatera Utara. Pernyataan
Edy Rahmayadi itu terkesan mengolok-olok ajaran agama," tutur Sugiat dilansir detikSumut, Rabu (12/6).
Kemudian, Sugiat menilai pernyataan itu menunjukkan sikap Edy yang sombong. Dia menilai, hal itu juga tidak pantas dilakukan oleh Gubernur Sumut periode 2018-2023 itu.
"Pernyataan itu menunjukkan sikap sombong, congkak dan tidak pantas. Ini tidak pantas dilakukan oleh
Edy Rahmayadi. Pak Edy harus ingat, sombong itu jubahnya Allah, kita manusia tidak pantas melakukan hal itu," ucapnya.
Sugiat menyebut, dalam kontestasi
Pilgub Sumut 2024, yang terpenting adalah keteladanan. Sikap Edy dinilai tidak dapat diteladani.
"Pilgub ini harus dijadikan ajang adu gagasan, saling memberikan ide untuk pembangunan Sumut. Bukan saling menjatuhkan atau yang lainnya," jelasnya.
Biasa AjaSementara itu, Demokrat menilai, pernyataan itu tak perlu ditanggapi berlebih.
"Pernyataan ini tak perlu ditanggapi berlebihan, biasa saja. Pernyataan seperti ini bisa disampaikan oleh siapa saja ketika berada dalam situasi yang sama, untuk memompa dan menjaga semangat menghadapi kontestasi," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Selasa (11/6).
Kamhar menyebut jika pernyataan itu ditanggapi maka timbul efek gentar. Dia mengatakan partainya menganggap pernyataan Edy hal yang biasa.
"Meskipun bisa saja pernyataan seperti ini, bagi sebagian orang diniliai bombastis atau berlebihan yang justru terkandung kegentaran di dalamnya," katanya.
"Namun bagi kami, sekali lagi kami tegaskan bahwa pernyataan ini biasa aja, menjadi berlebihan jika ditanggapi," tambahnya.
Sebelumnya, Gubernur Sumut periode 2018-2023
Edy Rahmayadi menyinggung Wali Kota Medan yang juga menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution, terkait
Pilgub Sumut 2024. Edy mengaku siap melawan menantu Presiden bahkan menantu malaikat.
"Saya sama siapapun, jangankan mantunya presiden, sama mantunya malaikat pun, kalau boleh kita lawan," kata Edy di Gedung DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (11/6).
Edy menyampaikan hal tersebut saat mendatangi DPP PKB untuk menjalani uji kelayakan dan kepatuhan (UKK) cagub Sumut. Ia menyebut kehadirannya sebagai bukti kepercayaan diri.
"Kalau tidak optimis, saya tidak datang ke tempat ini dan kita harus selalu optimis. Rakyat Indonesia kan harus optimis," ujarnya. (**)