Menurut dia, saat ini manusia hidup pada masa di mana perdamaian antarnegara dapat dengan sangat mudah terganggu, termasuk dipicu oleh masalah air. Terlebih, memulihkan perdamaian memerlukan upaya yang sangat keras begitu konflik terbuka terpicu.
Pragmatisme itu, kata Francis, mendorong komunitas internasional untuk melakukan semua hal yang diperlukan untuk mencegah ketegangan dan konflik terbuka dipicu akibat masalah air.
Dia mengingatkan bahwa keamanan air sangat penting dalam pencapaian seluruh 70 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), karena kelancaran pemenuhan target SDGs tergantung pada keberadaan air.
Baca Juga:
Oleh karena itu, kata Francis, demi menyelesaikan masalah air, komunitas internasional harus bersatu dan bertindak secara strategis, serta memperkuat inisiatif kerja sama di bidang air.
Dia juga optimistis WWF-10 yang baru saja dibuka dapat mendorong kerja sama internasional dalam menangani masalah air.
Baca Juga:
"Saya berharap forum ini secara berarti akan memacu perkembangan kerja sama internasional serta perumusan dan penerapan aksi konkret untuk menstabilkan ketersediaan dan manajemen air jangka menengah dan panjang," kata dia.
WWF-10 yang digelar di Nusa Dua,
Bali, pada 18-25 Mei, membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Sebanyak 244 sesi pembahasan terkait air dalam WWF ke-10 diharapkan dapat memberikan hasil konkret mengenai pengelolaan air secara global.
Ajak Delegasi ke Tahura
Serangkaian dengan acara itu, Presiden
Jokowi dan para pemimpin delegasi
World Water Forum (WWF) ke-10 mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai,
Bali. Berbeda dari saat KTT G20 pada 2022,
Jokowi dan pemimpin negara peserta WWF-10 tidak menanam mangrove (bakau) secara langsung, melainkan memberikan bibit pohon kepada anak-anak sebagai simbol generasi penerus upaya konservasi lingkungan.
Berdasarkan keterangan tertulis dari tim media WWF ke-10, Tahura merupakan kawasan rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove. Kawasan ini mengimplementasikan prinsip ajaran
Bali, Tri Hita Karana, yang mengedepankan keseimbangan hubungan antara Tuhan, manusia, dan alam.
"Kegiatan penyerahan bibit dan penanaman pohon di Tahura merupakan pencerminan tekad bersama untuk memajukan kerja sama dan aksi nyata untuk pembangunan global," kata
Jokowi.
Jokowi mengajak delegasi memasuki area tanaman mangrove yang terletak di sepanjang muara yang didukung dengan teknologi kelistrikan pembangkit tenaga surya.
Fasilitas itu dilengkapi dengan area panel surya yang berfungsi sebagai landasan pembangkit listrik di berbagai area konservasi mangrove.
Keberadaan panel surya di Tahura Ngurah Rai diadopsi dari proyek panel surya Cirata yang merupakan proyek gabungan antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab, diluncurkan di Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu.