Jakarta (SIB)
CEO Microsoft Satya Nadella melaporkan soal besaran investasi yang ditanamkan perusahannya di Indonesia, kepada Presiden Joko Widodo. Nilai investasi tersebut ditaksir sekitar 1,7 miliar dollar Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh sumber pemerintahan setelah pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Satya Nadella selesai digelar di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Selasa (30/4). "(Besaran investasi) Rp 1,7 billion," ujar sumber tersebut usai pertemuan.
Adapun pertemuan antara Presiden
Jokowi dengan
CEO Microsoft berlangsung selama kurang dari 30 menit. Yakni dimulai sekitar pukul 08.30 WIB dan selesai pukul 08.52 WIB. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan, dalam pertemuan itu Satya menyampaikan tiga hal kepada Presiden.
Baca Juga:
"Satya menyampaikan kepada Bapak Presiden Joko Widodo bahwa Microsoft akan berinvestasi signifikan di Indonesia selama empat tahun ke depan dalam infrastruktur kecerdasan artifisial (AI) dan komputasi awan (cloud), serta kesempatan pelatihan AI untuk 840.000 orang," ujar Budi Arie usai pertemuan.
"Selain itu ada juga dukungan untuk komunitas developer yang sedang berkembang di Indonesia seperti program "AI Oddyssey", yang diharapkan dapat menjangkau 10.000 developer dengan Microsoft kridensial," lanjutnya.
Baca Juga:
Menurut Budi Arie, Satya juga menyampaikan secara khusus soal besaran investasi Microsoft ke Tanah Air. Namun, menurutnya ia tak bisa menyampaikan hal itu kepada media.
"Nanti beliau (Satya) yang akan sampaikan langsung. Akan diumumkan," ungkap Budi Arie. Ia memastikan bahwa angka investasi itu menjadi yang terbesar dalam sejarah kegiatan bisnis Microsoft selama 29 tahun di Indonesia.
Bangun Pusat Riset
Budi Arie Setiadi mengatakan, pemerintah dan
CEO Microsoft Satya Nadella menyepakati dibangunnya pusat riset bersama. Pusat riset tersebut akan digunakan untuk pengembangan digital talent dan artificial intelligence (AI).
"Yang penting kan pusat riset. Karena gini, isu yang paling penting transformasi digital. Ini kuncinya orang human capital pembangunan jangan hanya fisik," ujar Budi Arie.
Budi Arie pun mengungkapkan, Presiden Joko Widodo mendukung rencana pembangunan pusat riset. Sebab, pusat riset akan dikembangkan secara kerja sama kedua belah pihak. Menurut Budi Arie, Presiden
Jokowi sendiri yang meminta agar pusat riset dibangun di Indonesia.
Lokasinya bisa di Bali atau di kawasan Ibu Kota Nusa tenggara (IKN). "Kan Microsoft punya Asia Pacific research development center. Presiden minta agar salah satu di bangun di Indonesia. Tempatnya terserah termasuk di IKN, di Bali. Tawarannya itu," ucap dia.
"Secepatnya. Pasti ini kan di-follow up. Kerja sama kita dengan Microsoft sudah 29 tahun. Mereka mau cetak 840.000 digital talent khusus saja di Indonesia dalam 4 tahun artinya setahun 210.000. Luar biasa kan kalau ada anak muda punya skill AI," kata Budi Arie.
DiterimaMenurut Budi Arie setiadi, pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
"Saya, sama Pak Prabowo saja (yang hadir), sama Pak Pratikno juga ada," ujar Budi Arie. (**)