Rabu, 05 Februari 2025
* Australia Serukan Warganya Tinggalkan Israel-Palestina

Israel Serang Iran di Hari Ulang Tahun Khamenei

* Komisi I DPR Minta RI Turun Tangan
Redaksi - Sabtu, 20 April 2024 09:02 WIB
323 view
Israel Serang Iran di Hari Ulang Tahun Khamenei
(Foto: Istimewa)
Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, lahir 19 April 1939. Serangan Israel dilakukan bertepatan ulang tahunnya ke-85. 
Teheran (SIB)
Serangan pembalasan Israel terhadap Iran dilaporkan bersamaan dengan hari ulang tahun pemimpin tertinggi negara tersebut, Ayatollah Ali Khamenei. Israel dilaporkan melancarkan serangan terbatas ke Iran dan tidak menargetkan fasilitas nuklir milik negara tersebut.
Seperti dilansir The Times of Israel, Jumat (19/4), Khamenei yang telah menjadi pemimpin tertinggi Iran sejak tahun 1989 silam, merupakan penguasa terlama di kawasan Timur Tengah.
Khamenei diketahui lahir pada 19 April 1939. Itu berarti, Khamenei berulang tahun ke-85 pada Jumat (19/4) ini, atau saat Israel dilaporkan menyerang Iran.
Laporan televisi pemerintah Iran, seperti dilansir The Guardian, menyebut tiga drone terdeteksi di langit wilayah Isfahan pada Jumat (19/4) dini hari, atau "sekitar pukul 00.30 waktu GMT".
Tidak disebutkan lebih lanjut siapa pemilik ketiga drone itu. Namun disebutkan bahwa sistem pertahanan udara di Isfahan diaktifkan untuk menghalau drone-drone tersebut.
"Sistem pertahanan udara menjadi aktif dan menghancurkan drone-drone di langit," sebut televisi pemerintah Iran dalam laporannya seperti dikutip Reuters.
Belum ada pernyataan resmi dari Israel terkait laporan serangan di wilayah Iran tersebut.
Laporan media terkemuka CNN, yang mengutip seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya, menyebut Israel menuturkan kepada Washington bahwa mereka melancarkan serangan "terbatas" ke wilayah Iran. Tel Aviv juga mengatakan bahwa serangannya tidak menargetkan fasilitas nuklir Teheran.
Dalam laporan terpisah, media lokal Iran seperti dilansir AFP menyebut fasilitas nuklir di kota Isfahan "sepenuhnya aman" setelah ledakan terdengar di area itu.
"Fasilitas nuklir di provinsi Isfahan sepenuhnya aman," sebut kantor berita Tasnim dalam laporannya dengan mengutip "sumber-sumber terpercaya".
Dilansir CNN, Jumat (19/4), ledakan terjadi di barat laut dari Isfahan Iran, yakni Ghahjaworstan.
Ledakan juga terdengar dekat pusat kota. Meski begitu, penyebab ledakan belum diketahui sejauh ini.
CNN mendapatkan informasi berdasarkan kantor berita di Iran, FARS. Adapun FARS mendapatkan informasi tersebut dari sumber informasi lokal. CNN juga mengutip informasi Press TV dari Iran.
Sebelumnya, ABC News melaporkan bahwa Israel baru saja mulai menyerang Iran. Misil Israel menghajar satu lokasi di Iran.



Israel Tangguhkan
Terkait penembak misil ke Iran, Otoritas Iran pun menangguhkan semua penerbangan ke tiga kota, termasuk Ibu Kota Teheran.
Direktur hubungan masyarakat Iran untuk sebuah perusahaan bandara menyebut, semua penerbangan menuju kota 'Teheran, Isfahan dan Shiraz, bandara di Barat, Barat Laut dan Barat Daya telah ditangguhkan'.
Hal itu diumumkan dalam sebuah wawancara dengan Mehr TV yang dikelola pemerintah. Penangguhan ini berlaku segera, namun penerbangan belum dibatalkan.
"Penumpang harus memeriksa informasi penerbangan sebelum keberangkatan," ujarnya.


Baca Juga:


Tak Akan Ada Pembalasan
Pemerintah Iran mengecilkan insiden tersebut dan mengindikasikan pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan pembalasan terhadap Israel.
Skala serangan terbatas dan respons Iran yang diredam tampaknya menandakan keberhasilan upaya para diplomat yang bekerja sepanjang waktu untuk mencegah perang habis-habisan, sejak serangan drone dan rudal Teheran terhadap Israel akhir pekan lalu.
Media dan para pejabat Iran menggambarkan sejumlah kecil ledakan, yang menurut mereka disebabkan oleh sistem pertahanan udara yang menghancurkan tiga drone yang terdeteksi di wilayah udara Isfahan. Dilaporkan juga bahwa "tidak ada kerusakan besar" di wilayah Iran.
Secara khusus, Teheran menyebut insiden itu sebagai serangan yang dilakukan oleh "para penyusup", bukan oleh Israel, sehingga tidak memerlukan pembalasan.
Seorang pejabat Iran, yang tidak disebut namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa sejauh ini tidak ada rencana untuk merespons insiden tersebut. Dikatakan oleh pejabat Iran tersebut bahwa belum ada kejelasan soal siapa yang ada di balik insiden ini.
"Sumber asing mengenai insiden tersebut belum bisa dikonfirmasi. Kami tidak menerima serangan eksternal apa pun, dan diskusi lebih condong ke arah penyusupan daripada serangan," sebut pejabat Iran yang berbicara kepada Reuters tersebut.
"Tidak ada rencana untuk melakukan pembalasan segera," ucapnya.


Baca Juga:


AS sangkal
Gedung Putih dengan tegas menyangkal telah memberikan Israel lampu hijau untuk menginvasi Kota Rafah di Gaza selatan sebagai imbalan agar Tel Aviv hanya melakukan pembalasan serangan secara "terbatas" terhadap Iran.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan kepada Anadolu secara anonim bahwa klaim tersebut "tidak benar" dan bukan sesuatu yang telah dibahas."
Kantor berita al-Araby al-Jadeed yang berbasis di London telah melaporkan bahwa pemerintahan Biden memberikan persetujuan tersebut sebagai imbalan atas janji Israel untuk tidak melakukan pembalasan secara besar-besaran terhadap Iran atas serangan rudal balistik dan drone yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu, dengan mengutip sumber Mesir yang tidak disebutkan namanya.
"Laporan tersebut tidak akurat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional melalui surat elektronik.



Serukan
Sementara itu, Pemerintah Australia menyerukan warganya untuk meninggalkan Israel jika memungkinkan, dengan alasan tingginya ancaman pembalasan militer dan serangan teroris. Pemerintah Israel juga mengeluarkan seruan yang sama untuk wilayah Palestina.
"Kami menyerukan warga Australia yang berada di Israel atau Wilayah Palestina yang diduduki untuk pergi jika aman untuk melakukannya," kata Departemen Luar Negeri Australia dalam update peringatan perjalanannya, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (19/4).
Pemerintah Australia sebelumnya telah memberi tahu warganya untuk menghindari perjalanan ke kedua wilayah tersebut jika memungkinkan dan, jika khawatir, segera meninggalkannya.
Peringatan yang lebih mendesak ini muncul ketika Israel dan Iran saling melancarkan serangan udara, yang secara dramatis meningkatkan permusuhan setelah bertahun-tahun terlibat bentrokan tidak langsung dan terselubung.
"Serangan militer dapat mengakibatkan penutupan wilayah udara, pembatalan dan pengalihan penerbangan, serta gangguan perjalanan lainnya," kata para diplomat Australia.
"Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv dapat menghentikan operasinya karena meningkatnya masalah keamanan kapan saja, dan dalam waktu singkat," imbuhnya.



Turun Tangan
Terpisah, Ketua Komisi I DPR Meutya Viada Hafid meminta Pemerintah Indonesia turun tangan mencari solusi agar konflik tidak berujung pada Perang Dunia III.
"Saya meminta Pemerintah RI untuk terlibat aktif diplomasi dalam deeskalasi konflik di Timur Tengah karena menjurus pada terjadinya Perang Dunia III yang akan merugikan seluruh umat manusia," kata Meutya saat dihubungi, Jumat (19/4).
Meutya meminta Pemerintah RI turun tangan mencari solusi ke PBB. Dengan begitu, kata dia, semua pihak bisa menahan diri untuk tidak saling menyerang.
"Meminta Pemerintah RI turun tangan agar PBB dapat mengeluarkan resolusi agar serangan dari semua pihak segera dihentikan, termasuk serangan ke Gaza oleh Israel," ucap Meutya.
Kemudian, dia juga memperingatkan bahwa Dewan Keamanan PBB (DK PBB) bertanggung jawab terhadap konflik yang terjadi di Timur Tengah. DK PBB, menurutnya, harus mencari cara untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
"Terakhir, saya ingin mengingatkan bahwa DK PBB sangat bertanggung jawab melibatkan semua pihak untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Sejauh ini DK PBB telah gagal mengemban mandat menghentikan Perang Israel-Hamas di Gaza serta Perang Rusia-Ukraina. DK PBB perlu bekerja lebih keras meredam gejolak baru yang akan timbul," ujarnya.
Terakhir, dia juga meminta Kementerian Luar Negeri Indonesia memitigasi keselamatan WNI di Timur Tengah. "Saya meminta Kemlu juga untuk mitigasi keselamatan WNI di semua wilayah yg tengah berkonflik dan sekitarnya. Di Palestina, Iran dll," imbuhnya.(**)


SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru